Author Archives: bangsaid

Cara Mudah Bagi Guru Menambah Skill Bahasa Asing

Dalam dunia pendidikan, guru merupakan pilar yang sangat penting. Sekolah tanpa bangunan dan sarana prasarana yang megah tidak menjadi masalah jika di dalamnya terdapat guru-guru yang bermutu. Sebaliknya, tanpa guru yang bermutu semegah apapun sebuah sekolah, sulit untuk berkembang.

Pentingnya Guru Menguasai Bahasa Asing

Pentingnya Menguasai Bahasa Asing Bagi Guru

Memiliki penguasaan bahasa Asing menjadi sebuah tuntutan baru bagi seorang guru. Terlebih di era digital dan globalisasi seperti sekarang ini. Kemampuan berbahasa asing khususnya Bahasa Inggris menjadi sebuah kewajiban. Tidak hanya agar bisa berkomunikasi dengan orang ataupun guru dari berbagai negara, memiliki kemampuan berbahasa asing akan membantu para guru mengakses informasi atau peluang yang lebih luas.

Seperti yang saya rasakan, dengan minimal menguasai skill Bahasa Inggris pasif banyak sekali buku-buku referensi dan artikel-artikel dari luar negeri yang akan membantu guru memiliki banyak wawasan baru tentang dunia pendidikan. Apalagi jika guru mampu berkomunikasi secara aktif sehingga membuka peluang untuk mampu berdiskusi di berbagai forum guru secara daring.

Selain alasan di atas, setidaknya ada 3 hal lain yang menjadi alasan mengapa seorang guru harus menambah skill bahasa asing :

Baca juga : Kenapa Harus Bangga Jadi Guru?

1. Membuka Peluang Baru

Dengan kemampuan berbicara dalam bahasa asing, guru dapat membuka peluang baru dalam karier mereka. Mereka bisa menjadi penerjemah atau tutor bahasa, yang menghasilkan penghasilan tambahan.

2. Menyampaikan Materi dengan Lebih Baik

Kemampuan untuk memahami bahasa asing membantu guru dalam menyampaikan materi dengan lebih baik kepada siswa yang berbicara bahasa asing. Misalnya saat ini di SMP tempat saya mengajar kedatang murid pindahan dari Sekolah Internasional yang terbiasa menggunakan Bahasa Inggris dalam aktivitas kesehariannya. Tentunya guru yang menguasai bahasa Inggris akan membantu murid tersebut lebih memahami pelajaran.

3. Menginspirasi Siswa

Guru yang berbicara dalam bahasa asing dapat menginspirasi siswa untuk mengejar pembelajaran bahasa juga. Ini dapat memicu minat belajar bahasa yang lebih besar di kalangan siswa.

3 Aplikasi Belajar Bahasa Asing Melalui Smartphone

Ada banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk menambah skill bahasa asing. Salah satu cara yang paling mudah dan terjangkau adalah dengan menggunakan aplikasi belajar bahasa melalui smartphone.

Dua tahun terakhir ini saya menggunakan berbagai alternatif belajar bahasa melalui smartphone baik itu melalui aplikasi maupun dengan mengikuti berbagai kursus bahasa secara daring misalnya melalui platform kursus seperti Udemy.

Tapi memang dari sekian banyak cara, menggunakan berbagai aplikasi langsung di smartphone adalah cara yang paling mudah. Saya telah mencoba 3 (tiga) aplikasi berikut yang powerful untuk menambah skill bahasa asing. Tiap aplikasi memiliki kelebihan dan kekurangan dan mungkin akan cocok bagi beberapa orang tertentu saja.

1. Busuu

Aplikasi pertama yang saya pakai untuk belajar bahasa adalah Busuu. Saya mengenalnya dari googling dua tahun yang lalu. Yang menarik dan menjadi kelebihan dari Busuu adalah aplikasi ini berbasis media sosial. Jadi selain belajar bahasa asing, kita juga bisa menambah teman dari berbagai negara.

Materi belajar yang disajikan aplikasi Busuu juga sangat terstruktur. Setiap unit materi dimulai dengan kosakata, latihan, hingga praktik berbicara maupun menulis. Saya belajar hiragana, menulis bahasa mandarin, dan bercakap dengan bahasa Jerman menggunakan aplikasi ini.

Karena berbasis jejaring pertemanan, Busuu memungkinkan kita berintraksi dengan penutur asli. Misalnya praktik bebicara saya dalam bahasa Jerman dinilai atau diberikan komentar dan masukan oleh teman penutur bahasa tersebut sehingga koreksinya menjadi pelajaran penting bagi saya.

Yang menjadi kekurangan dari aplikasi ini adalah harus membayar sejumlah biaya tahunan agar dapat menggunakan semua fitur dan semua layanan bahasa yang tersedia.

2. Duolingo

Duolingo menyajikan pembelajaran bahasa asing dengan lebih fun sehingga cocok buat kamu yang ingin bermain game tapi tetap bermanfaat. Selain gratis aplikasi ini memiliki UI (antarmuka) yang menyenangkan karena disajikan dalam beberapa level persis seperti permainan.

Yang menjadi kekurangan aplikasi ini adalah kurangnya fokus belajar pada kemampuan berbicara. Di Duolingo kita lebih banyak melatih kemampuan mendengar, memperbanyak kosakata, dan pemahaman kalimat. Itulah kenapa Duolingo selalu menyarankan kita untuk menulis setiap frasa yang kita ingat setelah mempelajari satu lesson/ pembelajaran terentu.

Selain itu pilihan bahasa yang ada di aplikasi ini memang tidak sebanyak aplikasi Busuu.

3. Memrise

Saya baru menggunakan aplikasi ini beberapa bulan terakhir setelah membaca blog dari penulis Amerika. Aplikasi Memrise ini cocok untuk kita yang ingin melatih memori mengingat banyak kosakata. Latihan mengingat ini disajikan juga dengan hint atau clue yang memudahkan kita untuk mengingat.

Di versi terbarunya, Memrise sudah dilengkapi dengan AI sehingga kita bisa berlatih bercakap-cakap dengan robot yang tersedia di aplikasi. Robot adaptive berbasis chatGPT ini sangat membantu karena bisa merespon pertanyaan dan jawaban kita secara langsung. Sangat bermanfaat bagi kita yang ingin latihan berbicara.

Selain AI, Memrise menyediakan video pengucapan oleh native atau penutur asli sehingga kita bisa mendengar pengucapan dengan benar untuk situasi yang tepat.

Kekurangannya aplikasi ini adalah kurang terstrukturnya materi yang disajikan. Jadi untuk teman-teman yang membutuhkan keteraturan aplikasi ini kurang cocok. Selain itu tidak ada fitur koreksi dari native jika kita salah dalam pengucapan.

Baca juga : Ayo Menulis RPP (Lesson Plan) Kreatif!

3 Aplikasi ini cukup membantu bagi siapa saja termasuk para guru yang ingin menambah skill Bahasa Asing. Meskipun tersedia dengan mudah di smartphone kita, yang lebih penting lagi adalah bagaimana agar kita konsisten dalam berlatih dan belajar. Dengan konsistensi, tujuan kita mempelajari bahasa asing pun bisa tercapai.

Selamat belatih bapak ibu guru hebat….

Tidak Hanya Perkembangan Psikologis, Guru Harus Memahami Fisik Anak

Pagi itu whatsapp saya memunculkan notifikasi pesan pribadi dari salah seorang teman guru. Setelah dibuka, isinya lebih ke curhat dan bertanya bagaimana menangani siswa yang makannya lelet (baca : lambat). Setelah bertanya balik, saya tahu maksudnya lelet itu sudah ke tahap dimana waktu makan yang seharusnya tidak lebih dari 30 menit, harus mundur karena menunggu salah satu muridnya yang membutuhkan waktu lama untuk makan. Akibatnya anak-anak terlambat mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya (setelah makan siang dan shalat).

Untuk mengetahui akar masalahnya, saya minta teman saya tersebut untuk melakukan observasi. Selain mencatat lama waktu makan siang setiap harinya, saya memintanya untuk mengamati gigi-geliginya sang anak. 3 (tiga) hari kemudian dia menghubungi saya kembali dan benar saja ternyata ada masalah dengan gigi anak. Giginya karies. Tidak hanya bagian gigi geraham yang berlubang, gigi seri dan gigi taringnya pun kebanyakan keropos dan menghitam.

Ilustrasi : Anak sulilt fokus ketika belajar

Dari sini kita bisa menemukan sumber permasalahannya. Dengan gigi-geligi yang karies tentu akan menyulitkan proses makan anak. Wajar saja jika makannya jadi terlambat atau lebih lama dibandingkan dengan teman-teman lain. Saya menyarankan teman untuk bekerjasama dengan orang tua agar anak dibawa ke dokter gigi. Dokter gigi akan memberikan treatmen yang tepat terhadap permasalahan giginya. Adapun untuk teman saya, saya memintanya bekerjasama dengan guru lain di kelas tersebut untuk membuatkan program individual sebagai bentuk diferensiasi proses dalam pembelajaran sehingga anak lain tetap bisa belajar tepat waktu, sang anak yang bermasalah juga tetap bisa diterima guru dan teman-temannya di kelas.

Baca Juga : Inilah 10 Karakter Guru Profesional

Pentingnya Guru Mehamami 11 Sistem Tubuh Anak

Begitulah peran guru. Guru tidak hanya fokus mengurus kognitif (baca : otak) anak. Guru juga perlu belajar 11 sistem tubuh manusia. Pengetahuan tentang tubuh manusia baik secara organ maupun fungsinya, akan membantu guru menemukan akar masalah dalam proses pembelajaran di kelasnya. Sehingga guru tidak mudah menghakimi anak sebagai anak yang lelet, lambat, malas, bodoh, dan banyak stereotype negatif lainnya.

Misalnya ketika menemukan siswa yang bermasalah dalam tingkat kefokusan. Di kelas saya pernah menemukan siswa yang kurang fokus ketika belajar dan berdiskusi. Sang anak terlihat banyak diam dan seperti sedang menahan sesuatu. Sempat ditanya apakah ada masalah psikologis atau ketidaknyamanan dengan guru, teman, atau lingkungannya. Tapi ternyata setelah dilakukan observasi lebih lanjut, sang anak menjadi tidak fokus karena sibuk menggaruk bagian betis dan pahanya serta menahan gatal di beberapa area tubuhnya. Akhirnya ketahuan bahwa sang anak mengidap scabies. Setelah mengetahui akar masalahnya dan bekerjasama dengan orang tua untuk mengobati penyakit tersebut, sang anak sekarang menjadi lebih fokus mendengarkan dan berdiskusi di kelas.

Kasus lain ketika menemukan anak yang bermasalah dalam belajar. Setiap mata pelajaran nilainya kurang. Anak ini seperti tidak memahami apa yang sudah dijelaskan guru maupun temannya. Guru pun sudah berusaha memberikan pijakan secara individual ketika anak belajar di kelas. Setelah diobservasi lebih lanjut, ternyata serumen di telinga anak sudah menggumpal dan memadat. Bahkan menurut pengakuan anak, pernah keluar cairan di telinganya. Orang tua ketika dipanggil dan dijelaskan kondisi anaknya, mengaku terkejut yang mengindikasikan bahwa orang tua tidak tahu permasalahan yang terjadi pada anaknya. Jadi bagaimana sang anak bisa memahami penjelasan guru, jika suara-suara yang ditangkap telinganya tidak sampai ke pusat saraf pendengaran di otak.

Oleh karena itu, penting bagi guru memilliki pengetahuan tetang sistem tubuh manusia. Dengannya, guru bisa memiliki bekal untuk melakukan observasi terhadap fisik anak. Sehingga guru bisa menentukan akar masalah sebenarnya yan terjadi pada anak di kelas, bukan terburu-buru menghakimi mereka sebagai anak yang malas dan bodoh.

Bagaimana Agar Guru Memahami Fisik Anak ?

Baca juga : Skill “Making Connection” dan Bekal Hidup Anak

Mengingat besarnya manfaat memiliki pemahaman tentang tubuh anak bagi guru, sudah seharusnya para guru membekali diri dengan hal ini. Beberapa tips berikut bisa dilakukan agar guru memahami anak tidak hanya secara mental tapi juga fisik sehingga bisa menentukan akar masalah yang terjadi pada murid-muridnya :

11 Sistem Tubuh Manusia yang Harus dipelajari Guru
  • Buat forum diskusi guru di sekolah. Forum diskusi bisa dalam satu fase belajar atau lintas tingkatan dan fase belajar. Diskusikan setiap temuan masalah dengan tim guru lainnya.
  • Lakukan observasi fisik anak. Selain melakukan asesmen terhadap pembelajaran anak, guru perlu melakukan pengamatan terhadap fisik dan bahasa tubuh (gerak-gerik) siswanya. Catatlah di dalam lembar observasi atau buku untuk kemudian data tersebut dibawa ke forum guru agar bisa dibahas.
  • Bekerjasamalah dengan tim Medis. Sekolah wajib bekerjasama dengan pusat kesehatan atau dokter. Beruntung jika di sekolah juga ada dokternya. Undang tim medis untuk melakukan screening secara berkala (misalnya setiap semester). Minta juga pelatihan atau training bagi guru kepada tim medis.
  • Jangan lupa untuk selalu terhubung dengan Orang Tua. Sebagus apapun program di sekolah, tanpa peran dan kerjasama dengan orang tua, anak tidak akan berkembang secara maksimal. Jika teman guru sudah melakuan diskusi dan menemukan solusi, ajak orang tua bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada fisik anak. Bila perlu lakukan asesmen terhadap program yang dilakukan orang tua di rumah.
  • Belajar, belajar, dan belajar. Guru adalah profesi yang tidak boleh berhenti belajar. Luangkan waktu untuk membaca buku-buku tidak hanya buku bertema pendidikan, tapi juga buku bertema kesehatan. Ikuti seminar atau webinar kesehatan anak yang sering diselenggarakan oleh komunitas dokter atau oleh klinik dan rumah sakit.

Demikianlah pentingnya guru memahami 11 sistem tubuh manusia dan program agar memiliki pemahaman terhadap hal itu. Karena seperti yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional bahwa mendidik anak tidak hanya untuk membuat mereka menjadi generasi yang bertaqwa, pandai, dan kreatif namun juga menjadikan anak-anak Indonesia sebagai generasi yang sehat.

Selamat mencoba bapak-ibu guru hebat….

Apakah Boleh Memaksa Anak Belajar?

Salah satu hal yang menyenangkan di bulan Ramadhan tahun ini adalah saya berkesempatan untuk bisa sharing pengetahuan dengan para orang tua murid TK Mutiara Pelangi di Cluster Mutiara Tiga Raksa, Jambe Kabupaten Tangerang. Cukup jauh jaraknya dari rumah saya. Tapi sebenarnya ini hutang saya yang dari dulu sudah diminta kakak-kakak tingkat saya untuk bisa berkontribusi di sekolah anak usia dini tersebut.

TK Mutiara Pelangi adalah sekolah formal yang berada di bawah naungan Yayasan Kalpati, yayasan yang diinisiasi alumni Patigat & Poltek Gajah Tunggal Tangerang. Sebagai sekolah formal, tentu TK ini mendapatkan izin resmi dari Dinas Pendidikan setempat. Dan Alhamdulillah perkembangannya cukup baik. Dari awalnya belum punya gedung sendiri, sekarang bangunannya sudah cukup besar. Cukup untuk menampung lebih dari 50 peserta didiknya.

Tema sharing session kemarin adalah tentang bagaimana mendidik anak usia dini di era digital. Tapi pertanyaan-pertanyaan dari para ibu yang hadir seputar pengasuhan anak secara umum.

Misalnya pertanyaan dari Ibu Nur yang menurut saya masya Allah sangat semangat belajar. Sepanjang diskusi, beliau aktif mencatat setiap poin-poin penting yang disampaikan. Di rumah, Bu Nur sudah berusaha untuk tidak memaksa anak belajar, meskipun kemudian beliau mengakui di usia anaknya yang sekarang 7 tahun, kemampuan membacanya belum lancar. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah tidak memaksa anak belajar tersebut benar? Lalu karena tidak dipaksa belajar apakah memang anak akan menjadi kurang berkembang dan tidak suka belajar?

Baca Juga : 10 Kegiatan Bermain yang Membangun Motorik Halus Anak

Benarkah Memaksa Anak Belajar adalah Ide yang Baik ?

Sebagai orang tua, tentu kita sangat senang sekali dan bangga jika anak-anak kita menonjol prestasinya di kelas. Bahkan banyak orang tua yang berharap jika anaknya berprestasi di sekolah maka akan mudah menggapai karir di usia dewasanya nanti.

Pikiran seperti itu tentu tidak salah. Namun jika diiringi dengan pemaksaan terhadap anak untuk mau belajar sehingga bisa memperoleh nilai terbaik di kelas, sangat kontraproduktif dengan tujuan belajar itu sendiri.

Memaksa anak akan membuat mereka merasa tidak nyaman. Padahal menurut para ahli neurosains dan ahli pendidikan, untuk bisa belajar anak harus dalam kondisi nyaman. Karena ketika kondisi nyaman, gerbang-gerbang neurotransmiter (zat pembawa pesan di otak) akan terbuka yang membuat anak berada dalam kondisi siap belajar.

Terbukanya gerbang neurotransmitter untuk mengaktifkan kerja otak

Dalam kondisi bahagia dan senang neurotransmitter bekerja dengan baik sehingga informasi yang ditangkap otak tentang apa yang dipelajari anak akan mudah di bawa ke memory anak. Dr David Rock dari Neuroleadership Institute menemukan bahwa saat kondisi bahagia maka otak juga mengeluarkan dopamin yang sangat penting dalam membangkitkan minat anak terhadap belajar. Sehingga anak-anak akan terlibat dalam proses belajar, bersedia melakukan hal-hal sulit, menjawab tantangan, memiliki kemauan yang kuat, dan terbuka terhadap ide-ide baru maupun bimbingan orang lain (guru dan orang tua).

Baca Juga : 5 Hal Ini Menjadi Dasar Kemampuan Matematika yang Penting di Usia Dini

Apa Saja Dampak Memaksa Anak Belajar ?

Berbeda dengan kondisi bahagia yang melahirkan belajar, ketika anak dipaksa akan mengaktifkan batang otak. Saat bagian ini aktif maka yang akan merespon fight or flight. Respon “melawan” atau “lari” ini akan menjadi modus operandi anak yang melahirkan perilaku-perilaku yang tidak baik menurut orang dewasa. Misalnya anak mencari perhatian dengan melakukan hal-hal lain di luar belajar.

Memaksa Anak Belajar tidak Memabuat Mereka Bahagia

Memaksa anak belajar sesuai keinginan guru atau orang tua juga memberikan beberapa konsekuensi, diantaranya :

  • Anak-anak akan kehilangan motivasi ke sekolah. Karena guru memaksa belajar, belum lagi tanggung jawab pekerjaan rumah dari guru yang ketika sampai dirumah dipaksa lagi oleh orang tua harus diselesaikan, membuat anak tidak bersemangat ke sekolah.
  • Mereka tidak tertarik mengerjakan tugas-tugas. Baik tugas dari sekolah maupun tugas-tugas di rumah.
  • Anak-anak menjadi mudah tersinggung karena mereka merasa bahwa sikap mereka tidak diterima oleh orang tua dan guru.
  • Hubungan dengan teman-temannya menjadi terganggu. Misalnya temannya mengajak anak bermain sedangkan dia harus belajar karena menuruti keinginan orang tua.
  • Membuat anak menunjukan sikap hiperaktif.

Dengan banyaknya dampak negatif dari memaksa anak belajar maka orang tua perlu berpikir ulang bagaimana membangun agar anak-anak mau belajar karena keinginannya sendiri. Sehingga ada dan tidak ada guru maupun orang tua, anak-anak tetap belajar karena dia mencintai “pekerjaan” belajar ini.

Kalau ayah bunda bagaimana? Apakah pernah memaksa anak belajar? Yuk sharing di kolom komentar 😚

Ketika Beda Awal Puasa

Sudah beberapa tahun terakhir (tepatnya 5 tahun terakhir sejak 2016) terutama saat pandemi Covid-19 terjadi, kita melaksanakan puasa dan merayakan lebaran secara bersama-sama. Sebelumnya memang pernah terjadi perbedaan awal puasa maupun Idul Fitri antara pemerintah dan beberapa ormas, termasuk ormas besar seperti Muhammadiyah. Tahun ini perbedaan tersebut kembali terjadi.

Jauh-jauh hari, Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah mengumumkan bahwa tanggal 1 Ramadhan 1443 H atau tahun 2022 M ini akan bertepatan dengan 2 April 2022. Begitu pula dengan 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah 1443 H diumumkan di surat yang sama.

Berbeda dengan Muhammadiyah, pemerintah melalui Kementerian Agama RI melakukan sidang itsbat di tanggal 1 April 2022 dan memutuskan bahwa 1 Ramadhan jatuh pada hari Ahad tanggal 3 April 2022. Berbeda satu hari dengan PP Muhammadiyah. Artinya, secara umum masyarakat Indonesia kebanyakan akan puasa 1 hari setelah teman-teman warga Muhammadiyah berpuasa.

Mengapa Kriteria Hilal Berbeda?

Periode Bulan

Perbedaan ini terjadi karena memang adanya kriteria hilal yang berbeda dari setiap ormas. Mengutip Wikipedia, Hilal adalah bulan sabit muda pertama yang menandakan permulaan bulan sudah terjadi. Nah perbedaan kriteria inilah yang akhirnya membuat ada yang sudah lebih dulu berpuasa dan ada yang berpuasa sehari setelahnya.

Muhammadiyah misalnya. Dalam kalendernya ormas Islam ini menentukan kriteria hilal sebagai wujudul hilal. Wujudul hilal adalah waktu dimana bulan terbenam sesudah matahari dan ijtimak (posisi bulan dan matahari pada garis yang sama bila diamati dari bumi) terjadi sebelum maghrib. Dengan kriteria ini, ketika ijtimak sudah terjadi sebelum maghrib, maka hari tesebut sudah berganti menjadi bulan baru.

Menteri-menteri Agama di Asia Tenggara khususnya seperti kementerian agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura menggunakan standar berbeda. Mereka menyepakati bahwa untuk bisa diamati, tinggi bulan harus minimal 2 derajat. Di bawah itu, hilal tidak akan bisa diamati.

Akhirnya ketika rukyatul hilal dilakukan pada tanggal 29 Sya’ban dan secara perhitungan posisi bulan masih di bawah 2 derajat, makan hilal tidak kelihatan dan bulan Sya’ban pun digenapkan menjadi 30 hari sesuai dengan sabda Nabi Muhammad Saw :

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya lagi, maka berhari rayalah. Jika hilal tertutup, maka genapkanlah (bulan Sya’ban menjadi 30 hari).” (Muttafaqun ‘alaih).

Menyingkapi Perbedaan Awal Puasa

Sebenarnya mau mulai berpuasa Ramadhan kapan, itu kembali kepada diri kita sendiri. Cara menentukan 1 Ramadhan mana yang kita yakini. Misalnya kita meyakini bahwa setiap terjadi ijtimak sebelum maghrib artinya sudah berganti bulan, maka kita mulai berpuasa seperti teman-teman di Muhammadiyah. Sebaliknya jika kita meyakini selain perhitungan juga diperlukan rukyatul hilal (pengamatan hilal secara langsung baik dengan atau tanpa bantuan alat), maka kita bisa mengikuti keputusan organisasi yang melakukan hal ini misalnya Kemenag dan MUI. Selama kita mulai berpuasa di tanggal 1 Ramadhan, insya Allah sah puasanya.

Begitu juga dengan 1 Syawal. Ketika kita meyakini satu cara dalam menentukan awal puasa, maka cara tersebut juga kita pakai untuk menentukan awal bulan Syawal. Jangan sampai mulai puasanya mengikuti yang akhir, lebarannya ikut yang awal. Itu curang namanya :)) *hahahah

Jadi kita boleh memilih yang mana yang kita yakini. Yang tidak boleh adalah berpuasa karena ikut-ikutan. Mentang-mentang si A puasanya lebih dulu kita ikutan. Berpuasalah karean kita yakin. Untuk bisa yakin (termasuk meyakini cara menentukan awal bulan baik melalui wujudul hilal maupun hisab dan rukaytul hilal), kita memang perlu belajar. Maka jangan pernah berhenti belajar. Tidak terbatas mengkaji ilmu Agama tapi juga Sains karena pada dasarnya Sains akan membantu kita memahami agama.

Hal lain yang tidak boleh dilakukan adalah menghakimi orang lain yang berbeda dengan kita. Termasuk memaksa orang lain untuk sama dengan kita. Karena setiap orang akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang dilakukan dirinya sendiri seperti dalam firman Allah QS Al-Mudattsir ayat 38 :

“Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.”

Jadi teman-teman, mari menyingkapi perbedaan ini dengan perasaan bahagia. Karena perbedaan adalah rahmat. Dengan saling menghormati perspektif satu sama lain akan membuat kita menjadi bahagia dan rukun.

Selamat berpuasa… Semoga kita diberikan kekuatan untuk menjalankan ibadah puasa ini sampai tuntas. Semoga puasa mampu meluruhkan dosa-dosa kita dan mengantar kita menjadi muslim yang bertaqwa.

Wallahu’alam

5 Alasan Penting Mencatat Keuangan Usaha

Saya mencintai buku sejak kecil sehingga saya pun menanamkan kebiasaan membaca buku kepada anak-anak saya. Tapi setelah berkecimpung di dunia pendidikan, saya merasa tergerak untuk memberikan awareness kepada banyak orang tua di luar sana tentang pentingnya literasi dari level keluarga.

Hal itulah yang kemudian mendorong saya untuk bergabung menjadi reseller buku-buku mulai dari ensiklopedia premium sampai buku-buku bacaan ringan untuk anak. Selain berjualan, tujuan besarnya adalah membumikan buku mulai dari lingkungan keluarga sehingga mungkin saya lebih cocok menyebutnya sebagai Book Advisor.

Mencatat Keuangan Usaha
5 Alasan Penting Mencatat Keuangan Usaha

Menjalani usaha penjualan buku online dan offline sebenarnya sama dengan melakukan usaha dagang lainnya. Beberapa bulan awal saya masih melakukannya secara manual dan tidak tercatat dengan rapi. Sampai akhirnya saya sadar bahwa saya harus melakukan perubahan, mengingat usaha ini sudah cukup lumayan menambah pemasukan juga untuk sekedar membeli emas 1-2 gram setiap bulan bekal tabungan pendidikan anak.

Baca Juga : Cara Mendapatkan Akun Canva for Education Gratis untuk Guru

Pentingnya Mencatat Keuangan Sejak Usaha Masih Berskala Kecil

Jika dibiarkan tidak tercatat dengan rapi, saya khawatir justru keuangan akan menjadi tidak terkontrol. Pemasukan dan pengeluaran usaha menjadi tercampur aduk dengan keuangan pribadi. Akibatnya, saya lama-lama jadi bingung sebenarnya uang yang dihasilkan dari usaha yang dijalani ini seberapa.

Saya pun sharing dengan teman yang kebetulan bekerja sebagai akuntan. Dari diskusi, saya dapat menyimpulkan berikut beberapa keuntungan pentingnya mencatat keuangan sekalipun masih usaha kecil :

  1. Memisahkan uang pribadi dan uang usaha

Yang pertama terasa setelah mencatat pengeluaran dan pemasukan adalah kita jadi tahu persis sebenarnya uang usaha kita ini seberapa. Meskipun mungkin masih tercampur di satu rekening, setidaknya posisi berapa uang pribadi dan berapa uang milik usaha jadi lebih jelas.

  • Lebih Mengetahui perkembangan usaha

Setelah uang pribadi dan uang usaha terpisah dengan jelas, saya jadi tahu juga berapa jumlah transaksi khususnya penjualan yang dilakukan selama sebulan. Ini penting untuk memahami sejauh mana perkembangan usaha kita. Apakah meningkat dari bulan sebelumnya, atau sebaliknya justru menurun.

  • Menjadi mudah mengevaluasi usaha

Dari meningkat atau menurunnya transaksi per bulan, kita jadi lebih mudah mengevaluasi usaha. Misal saat mengalami defisit laba, kita jadi lebih sadar untuk melakukan tindakan pencegahan. Atau dari pencatatan transaksi yang jelas, kita dapat mengevaluasi variasi produk mana yang laris sehingga dapat menjadi dasar untuk perencanaan bulan berikutnya.

  • Dapat menjadi dasar perhitungan pajak

Meskipun usaha masih kecil, teman saya berpesan untuk selalu melakukan pencatatan agar nanti mudah dalam perhitungan pajaknya. Tentu sebagai warga negara yang baik, ini penting. Jikalau nanti usaha menjadi besar, kita sudah terbiasa menghitungnya dan proses laporan serta bayar pajaknya juga menjadi lebih mudah.

  • Mudah untuk Mendapatkan Pinjaman Modal

Usaha yang melakukan pencatatan keuangan yang baik akan mudah dinilai kelayakannya untuk mendapatkan pinjaman atau suntikan modal. Dari koperasi, inverstor, atau mungkin bank misalnya. Dengan tambahan modal kita bisa memperluas usaha.

Mencari Cara yang Lebih Efisien dalam Mencatat Keuangan Usaha

Setelah berdiskusi panjang lebar, maka saya pun mulai berbenah pelan-pelan mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan usaha ini bermodal excel. Setelah 3 bulan mencoba untuk mencatat, ternyata tetap saja ada yang tertinggal. Ini dikarenakan saya harus mencatat dan mengingatnya secara manual.

Aplikasi Usaha, Youtap

Sampai akhirnya saya menemukan Youtap.  Aplikasi usaha yang dapat dipasang di smartphone Android ini membuat pengelolaan usaha menjadi lebih mudah dan efisien. Cukup install aplikasinya, semua kebutuhan operasional usaha terpenuhi. Tanpa harus melakukannya secara manual, setiap transaksi yang terjadi dapat langsung tercatat melalui aplikasi Point of Sale (POS) secara akurat.

Aplikasi POS atau yang lebih dikenal dengan layanan kasir dari Youtap memudahkan kita untuk mengelola semua transaksi dalam satu aplikasi. Ini sangat membantu kita karena Youtap juga menyediakan laporan penjualan dan analisanya yang sangat berguna untuk mengevaluasi usaha sehingga tidak salah langkah dalam mengembangkannya.

Beberapa Keunggulan Youtap

Baca Juga : Tips Memilih AC Hemat Energi dan Kelebihan AC Samsung ½ PK

Yang menariknya lagi, Youtap sudah terintegrasi dengan layanan pembayaran baik tunai maupun non tunai. Ini membuat aplikasi serba bisa ini cocok digunakan di berbagai jenis usaha seperti toko kelontong, warung makan, restoran, bahkan kafe. Sehingga usaha yang kita kelola menjadi lebih modern karena cukup 2 (dua) detik saja, transaksi tercatat dan memberikan kesempatan waktu lebih banyak bagi pelaku usaha untuk melaju cepat mengembangkan usahanya.

Cara Mendapatkan Akun Canva for Education Gratis untuk Guru

Sejak masa pembelajaran jarak jauh akibat pandemi Covid-19, semua guru dipaksa beradaptasi dengan berbagai teknologi digital. Guru-guru yang tadinya masih acuh dan telah berada di zona nyaman sebelum pandemi, pelan-pelan harus membuka dirinya dan mulai masuk ke kondisi dimana dia mau tidak mau harus belajar lagi.

Mengapa harus belajar lagi? Dengan kondisi pembelajaran jarak jauh seperti sekarang ini, inovasi guru sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran bagi anak-anak di rumah. Ditambah keterbatasan waktu dan kemampuan para orang tua mendampingi anak-anak, guru-guru harus menyajikan pembelajaran secara kreatif dan menyenangkan.

Salah satu aplikasi yang mulai banyak digunakan para guru untuk membuat pembelajaran jarak jauhnya menjadi lebih inovatif adalah Canva.

Canva for Distance Learning
Menggunakan Canva dalam Pembelajaran Jarak Jauh

Canva merupakan platform untuk mendesain secara kreatif dan mudah. Jika dulu seseorang harus memiliki skill mumpuni untuk membuat berbagai desain kreatif seperti flyer, banner, cover buku, atau slide presentasi, dengan canva yang sudah menyediakan berbagai template menarik kekinian, semuanya dapat dilakukan dengan mudah. Saya sendiri sebagai guru sudah banyak memanfaatkan Canva dalam proses pembelajaran, utamanya mendesain flyer, lesson plan, infografis, dan berkas presentasi.

Canva menyediakan semuanya secara gratis, meskipun juga menyediakan alternatif berbayar dengan fitur yang komplit seperti berbagai macam font premium, foto-foto, dan elemen desain seabrek. Bahkan menariknya, mendukung online learning, Canva menyediakan Canva for Education.

Baca Juga : 7 Solusi Dilema Kamera On-Off Saat Belajar Daring

Apa itu Canva for Education?

Canva for Education adalah canva dengan akses freemium (premium gratis) untuk para guru. Seperti akun premium atau pro berbayar, Canva memberikan fasilitas pro tersebut secara cuma-cuma untuk guru. Sehingga guru dapat membuat presentasi, dekorasi kelas, infografis, lembar kerja, rencana pelajaran, dan banyak lagi secara bebas tanpa harus membayar.

Mengutip dari situs Canva, berikut kelebihan Canva for Education :

  • 420.000+ template
  • 75 juta + stok foto, video, dan grafik premium gratis untuk digunakan
  • 3.000+ font
  • Publikasikan tugas dan aktivitas untuk siswa
  • Akses konten Anda dari Google Drive, Dropbox, dan Folder Online lainnya
  • Hidupkan desain Anda dengan Bitmoji, Giphy, dan YouTube
  • Bagikan desain Anda ke Google Classroom, Microsoft Teams, dan Remind.

Kelebihan akun Edu ini dibandingkan dengan pro adalah terintegrasinya Canva dengan platform pembelajaran digital. Kebetulan sekali di sekolah kami menggunakan Microsoft Teams sebagai bagian dari Microsoft 365 Education.

Bagaimana Mendapatkan Akun Canva for Education?

Setelah mencoba sekaligus mendapatkannya, saya akan berbagi tips kepada teman-teman guru agar dapat disetujui menjadi partner dalam Canva for Education.

Sebelum mengisi formulir yang ada siapkan berkas berikut :

  • Sertifikat pendidik. Sehubungan saya juga sebenarnya belum sertifikasi karena sampai hari ini NUPTK masih nyangkut di antrian Kemdikbud, maka saya mencoba menggantinya dengan kartu anggota Ditjen GTK yang diunduh dari akun SIMPKB. Mungkin teman-teman dapat menggantinya juga dengan kartu anggota IGI atau PGRI (Tapi saya belum mencobanya).
  • Email Belajar.id. Kemdikbud memberikan akun GSuite for Education untuk semua guru dan siswa yang terdata di dapodik. Dapatkan akun belajar.id ini di operator dapodik sekolah bapak/ibu guru. Alternatif lainnya teman-teman bisa menggunakan akun email sekolah berekstensi .edu atau .sch.id. Kebetulan sebagai partner Microsoft 365 for Education, saya memiliki akun email sekolah ini. Jika memang tidak punya, teman-teman bisa mencobanya dengan akun email biasa.

Dua hal di atas wajib ada sekalipun bisa menggunakan berbagai alternatifnya karena akan dipakai untuk mengisi form pendaftaran Canva for Education nantinya.

Cara Mendaftar Canva for Education

canva for education
Halaman Pendaftaran Canva for Education

Pastikan teman-teman mendaftar terlebih dahulu akun Canva for Free dengan email yang ada. Disana sudah ada pilihan email yang dapat digunakan. Saran saya menggunakan akun Google Suite for Education dari belajar.id atau akun email sekolah dari Microsoft 365. Jika tidak ada, tak mengapa mencoba dengan email pribadi.

Setelah mendaftar secara gratis, berikutnya adalah mengajukan email terdaftar untuk disetujui sebagai akun Canva for Education di tautan berikut.

Mendaftar dengan Email Sekolah
Saya menggunakan akun microsoft dari Sekolah

Isilah form berikutnya dengan lengkap :

form pendaftaran Canva for Education
form pendaftaran Canva for Education

Isilah setiap baris dengan benar. Pastikan semua yang bertanda bintang diisi. Website sekolah tidak wajib, jadi boleh tidak diisi. Bagian What teaching position do you hold bisa diisi dengan posisi kita sebagai guru di sekolah, misal bisa diisi dengan “Guru Matematika Kelas 7,8, dan 9”.

Masukkan alamat email yang sudah terdaftar sebelumnya di bagian Existing Canva Account dan jelaskan apa saja yang akan kita lakukan dengan akun Canva sebagai guru di bagian pertanyaan How would you like use Canva. Selanjutnya masukkan berkas PDF Sertifikat pendidik atau kartu anggota dari Dirjen GTK di SIMPB. Atau berkas lainnya yang menerangkan bahwa teman-teman adalah guru.

Kartu Anggota Guru
Kartu Anggota dari Dirjen GTK

Setelah submit, silakan tunggu Canva mereviu pendaftaran. Saya sendiri kemarin hanya menunggu 2 x 24 jam atau 2 hari saja untuk mendapatkan persetujuan dari tim Canva bahwa email yang saya ajukan sudah disetujui menjadi bagian dari akun Canva for Education dengan segala kelebihannya.

Email Persetujuan dari Tim Canva

Baca Juga : Inilah 10 Karakter Guru Profesional

Bagaimana teman-teman, mudah sekali kan pendaftarannya. Memang akun freemium ini hanya diperuntukkan bagi guru TK hingga kelas 12. Saya tidak tahu apakah dosen dapat mendaftar juga. Apalagi teman-teman lain yang tidak memiliki bukti keanggotaan sebagai guru.

Buat bapak-ibu guru yang sudah mendapatkan akun Canva for Education ini selamat berkreasi dalam pembelajaran jarak jauh yang lebih inovatif. Semoga pandemi covid-19 ini segera berakhir sehingga kita semua bisa bertatap muka langsung dengan anak didik kita 🙂

Hikmah Parenting dari Film My God! Father (2020)

Baru-baru ini saya berlangganan Netflix akhirnya. Ya, selain saya memang suka nonton, ternyata di Netflix pilihan filmnya sangat beragam. Apalagi ada drama Korea yang dibintangi Bae Suzy dan Kim Seon Ho yang kemaren sempat trending. Jadilah berlangganan Netflix tidak terasa mubazir.

Tapi saya bukan mau cerita tentang langganan aplikasi buat nonton film itu ya. Kemarin saya sempat menonton satu film Thailand yang akhirnya saya ulang lagi (nonton dua kali). Judul filmnya My God! Father.

Got & Prem

Sebagai penyuka cerita time travel ala Legends of Tomorrow, saya menonton film ini ketika Got, tokoh utama dalam film ini, sedang mengalami kecelakaan dan di waktu komanya, akibat kecelakaan tersebut dia kembali ke masa lalu. Belakangan saya menonton dari awal bahwa sebenarnya Got adalah seorang pemuda yang cukup sukses menjadi pembalap, tapi ternyata Ayahnya tidak mendukung sama sekali kegiatan anaknya.

Ketika Got kembali ke tahun 1998 dimana dia belum dilahirkan, dia dipertemukan dengan sosok muda ayahnya, Prem, seorang kepala Geng yang tugasnya menjaga Bar milik keluarga pacarnya, Bew.

Got yang sejak ibunya meninggal akibat depresi karena ayahanya dipenjara 6 tahun, tak pernah tahu seperti apa ibunya. Maka ketika kembali ke masa lampau ini Got berusaha mencari siapa ibunya. Yang dia kenang hanya nama panggilan ibunya Naree.

Setelah bergabung dengan Geng Hot Rod yang dikepalai oleh Prem, Got menjadi lebih dekat dengan sosok ayahnya. Kali ini sosok ayahnya sangat berbeda dengan sosok yang selama ini dia kenal. Prem muda sangat sejalan pikirannya dengan dia. Bahkan ketika Got memancing dengan cerita bahwa ayahnya adalah sosok yang menyebalkan dan tidak mendukung cita-citanya menjadi pembalap, Prem malah mengejek orang tua macam apa yang tidak mendukung anaknya maju dan berkembang.

Baca juga : 3 Idiots – Kisah 3 Mahasiswa yang Inspiratif

Got merasa ayahnya yang dulu dan yang sekarang dia kenal bagaikan bumi dan langit. Hingga hari demi hari, Got mulai melihat sisi baik dari ayahnya, seorang lelaki lugas namun penyayang. Dalam sebuah scene dimana ayah dan anak ini harus bekerja sama mencari Bao, salah satu anggota geng yang ngambek dan kabur, Got bertanya pada Prem tentang apa yang akan dilakukan jika dia harus membesarkan putranya sendiri.

Jujur scene ini juga bikin saya terharu. Tidak hanya Got yang menangis menyadari bahwa ayahnya yang selama ini memperlakukannya dengan tegas, memukulnya saat nilai rapornya jelek, bahkan melarangnya menjadi pembalap, semata-mata melakukannya karena kecintaan Prem pada anaknya sekaligus menjaga amanah mendiang isterinya.

Got tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Setelah mengetahui siapa ibunya, Got bergegas membuat kedua orang tuanya melangsungkan pernikahan. Got bahagia hidup di tengah kedua orang tuanya, meski sebenarnya Prem dan Istrinya tak mengenal siapa Got.

Bew, Prem, dan Got

Seperti cerita time travel lainnya, apa yang coba dilakukan oleh Got tidak banyak mengubah timeline. Prem tetap harus dipenjara, saat istrinya harus berjuang hidup sendiri hingga melahirkan anaknya.

Cerita Kebanyakan Hubungan Orang Tua dan Anak

Kisah Got dan Prem, adalah kisah kebanyakan orang tua dan anak di dunia nyata. Anak-anak hampir tidak pernah tahu bahwa semua orang tua pasti punya niat baik untuk anak-anaknya. Mostly, anak-anak bahkan tidak sadar kalau orang tua melakukan hal-hal yang membuat mereka tidak nyaman semata-mata demi kebaikan anaknya.

Misalnya ketika orang tua melarang anak makan es krim, orang tua ingin menjaga anaknya agar tidak sakit. Ini dilakukan oleh orang tua untuk menjaga anaknya.

Pun sebaliknya orang tua. Kebanyakan mereka jarang memahami perasaan anak. Ketika melakukan sesuatu untuk anaknya, orang tua hampir tidak pernah mendengar bagaimana perasaan anak. Orang tua sering menganggap anak-anak tidak tahu apa-apa, jadi hanya perlu melakukan apa yang orang tua inginkan.

Dua sikap yang bertentangan inilah yang sering membuat hubungan anak dan orang tua menjadi tidak harmonis.

baca juga : Tips Mendidik Anak : Terima Anak vs Melarang

Yang Perlu Dilakukan Orang Tua & Anak agar Saling Memahami

Gap sikap anak dan orang tua ini akan menjadi semakin kecil ketika keduanya saling memahami. Akan tetapi di usia dini, dimana anak-anak sedang berada pada tahap menyambungkan sel-sel saraf awalnya, peran orang tua harus jauh lebih besar. Orang tua harus lebih bersabar karena anak-anak yang pengalaman hidupnya belum sebannyak mereka, tentu masih akan banyak melakukan kesalahan.

Orang tua perlu belajar banyak mendengar khususnya tentang perasaan anak. Untuk lebih banyak mendengar, alih-alih menceramahi anak ketika mereka melakukan kesalahan, orang tua sebaiknya bertanya dan mendengarkan alasan anak.

Menerima anak, membuat mereka akan lebih nyaman bercerita. Sekiranya alasan dan sikap anak memang perlu diluruskan, tentu akan lebih mudah ketika mereka merasa diterima dan tidak disalahkan. Ketika anak merasa nyaman, gerbang neurotransmitter di sel sarafnya terbuka dan dia siap untuk belajar hal baik dari apa yang akan disampaikan orang tuanya.

Neurotransmitter (sumber : Queensland Brain Institute)

Sebaliknya kalau orang tua lebih mementingkan egonya bahwa dirinya adalah satu-satunya sumber kebenaran, dia akan memilih untuk menyalahkan ketika anak-anak melakukan kesalahan. Anak menjadi takut dan merasa menjadi biang masalah. Jika ini dibiarkan terus hingga anak tumbuh dewasa, bisa jadi dia akan terus membawa pengalaman buruknya dan meneruskannya kepada anak-anaknya lagi.

Yuk jadi orang tua yang lebih memahami anak yang luas kasih sayangnya. Buka keran komunikasi yang baik antara anak dan orang tua, dimulai dengan menerima anak apapun kondisi mereka. Ingatlah, mereka hanya anak-anak yang sedang belajar hidup di dunia yang ‘keras’ ini. Berikan banyak pengalaman positif, agar mereka bisa memandang positif perannya sebagai ciptaan Allah yang terbaik di muka bumi.

Jangan sampai menunggu koma seperti Got, baru menyadari arti kasih sayang ayah dan anak.

7 Solusi Dilema Kamera On-Off Saat Belajar Daring

Sebulan lagi, pembelajaran online (selanjutnya disebut daring atau dalam jaringan) akibat pandemi Covid-19 akan berulang tahun. Tepatnya bulan Maret tahun 2020 lalu, semua aktivitas pembelajaran di sekolah ditiadakan. Praktis semua guru harus beradaptasi mencari formula pembelajaran yang tetap dapat membantu anak-anak belajar namun tetap aman.

Tidak hanya guru, pemerintah pun berupaya membantu para guru dengan memberikan berbagai alternatif seperti pembelajaran offline atau luring melalui media televisi edukasi atau menyediakan modul pembelajaran jarak jauh mulai dari tingkat PAUD hingga SMA. Ini semata-mata tanggung jawab pemerintah terhadap tujuan kemerdekaan negara ini dimana, meski kondisi pandemi kemdikbud harus tetap berupaya mencerdaskan bangsa.

sumber gambar : nairaland.com

Lewat berbagai pertimbangan dan juga uji coba, kami di sekolah mantap menggunakan moda pembelajaran daring dengan platform dari Microsoft 365 for Education, yakni Microsoft Teams, salah satu media yang cukup powerful untuk pembelajaran. Tak hanya sebagai sarana berinteraksi melalui chat atau obrolan dan distribusi penugasan, Teams juga dapat dipakai untuk bertatap muka dengan fitur konferensinya. Konsekuensinya, semua guru harus beradaptasi dan menjadi pembelajar aktif karena Teams adalah sesuatu yang baru untuk kami semua.

Baca Juga : Mendampingi Anak di Masa Pandemi Virus Corona

PR Kamera Video On-Off dalam Konferensi Teams

Sejak menggunakan Teams, yang menjadi PR kami para guru saat ini adalah penggunaan kamera video untuk anak-anak SMP ini. Sebagai pemangku kebijakan di sekolah dan dalam pemahaman saya terhadap tahap-tahap perkembangan anak, kami memutuskan bahwa penggunaan kamera video dalam konferensi dengan Teams hanyalah opsional alih-alih mewajibkannya.

Kami menyadari bahwa anak-anak dalam usia pra remaja ini sangat membutuhkan privasi. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini, mewajibkan menyalakan kamera video dalam konferensi mungkin malah akan membuat mereka merasa malu, dimana kemungkinan ada ruang privasi saat anak-anak tidak nyaman orang lain tahu kamarnya seperti apa. Atau hal lain seperti misalnya potongan rambut atau pakaian yang dikenakan.

Namun di sisi lainnya, kami mulai menyadari juga bahwa ketika anak-anak tidak menyalakan kamera videonya, kami kehilangan banyak hal. Yang paling kentara adalah sulitnya membaca bahasa non-verbal dari anak. Padahal isyarat non-verbal seperti senyuman, anggukan, wajah yang cemberut, bingung, atau bosan yang biasanya sangat terlihat saat pembelajaran di kelas sangat membantu guru dalam memahami siswa lebih mendalam.

Dengan dapat menatap wajah satu sama lain meskipun hanya melalui layar, setidaknya dapat membangun trust (rasa percaya) baik dari anak ke guru, juga sebaliknya dari guru ke anak. Guru menjadi semakin yakin didengarkan atau disimak anak, dan anak menjadi tahu bahwa gurunya mempedulikannya. Rasa percaya adalah gerbang utama belajar.

Inovasi Solusi Kamera On-Off saat Pembelajaran Daring

Di tengah dilema antara menyalakan kamera atau tidak ini, guru memang harus terus berinovasi. Baik nyala ataupun tidak, keduanya sebenarnya memberikan dampak positif. Oleh karena itu kami pun mencoba berbagai strategi dalam kegiatan pembelajaran daring melalui konferensi baik di Teams dan juga dapat digunakan di moda lain seperti Zoom atau Google Meet.

Berikut beberapa strategi yang saya lakukan untuk membuat tatap muka maya ini menjadi lebih terasa :

1. Melakukan Kodifikasi

Kodifikasi Tatap Muka Maya

Hal pertama yang saya coba adalah melakukan kodifikasi seperti yang saya dapatkan ketika mengikuti sesi webinar besama Pak Hartoto salah seorang dosen di Universitas Negeri Makassar.

Dari beliau saya mencoba menerapkan kodifikasi dimana saya akan memberikan kode-kode tertentu saat dibutuhkan anak-anak untuk meningkatkan interaksi, membuat mereka fokus, sekaligus menjaga kuota mereka agar lebih hemat. Karena saya tahu, tidak semua murid saya memasang wifi di rumahnya. Ada di antara mereka yang masih memanfaatkan kuota operator, termasuk kuota belajar bantuan dari pemerintah.

Kodifikasi ini cukup efektif dalam pembelajaran. Ada kalanya saya membutuhkan semua wajah anak tampil berikut suaranya atau bahkan saat ketika anak-anak hanya perlu fokus mendengarkan. Kodifikasi ini saya sampaikan di awal pertemuan di satu semester dan kadang sesekali perlu diulang juga.

2. Menyepakati Aturan dan Manfaat Menyalakan Kamera

Selalu menyampaikan aturan sebelum mulai diskusi

Saya tidak ingin murid-murid saya merasa terpaksa menyalakan kamera. Setelah kodifikasi dilakukan saya selalu berusaha menyampaikan aturan sebelum melakukan diskusi pembelajaran. Biasanya 15 menit sebelum dimulai aktivitas tatap muka maya ini, saya menyapa lebih dulu anak-anak melalui Teams atau grup Whatsapp. Selain menyapa, saya juga menyisipkan aturan-aturan dalam diskusi.

Saya juga berusaha menyampaikan harapan saya agar mereka mengikuti aturan terutama menyalakan kamera dengan cara menuliskan manfaat kamera video menyala ketika tatap muka maya. Saya sampaikan kepada mereka bahwa dengan saling bertatap wajah, kita akan jadi lebih percaya satu sama lain, pun saya juga bisa jadi lebih tahu bahasa tubuh mereka saat belajar seperti sedih, bosan, gembira, yang tentunya akan membantu saya membuat belajar tetap menyenangkan.

Sejak semester genap ini saya coba konsisten terapkan ini, alhamdulillah setidaknya mereka mulai mencoba untuk menyalakan kamera saat pembelajaran di mulai. Dan saya juga selalu mengajak anak-anak untuk mendokumentasikan awal pembelajaran dengan berfoto bersama. Ini cukup efektif untuk memastikan bahwa semua anak memang ada di depan kamera sekaligus berseragam.

Baca Juga : Menjadi Guru Excellent

3. Tingkatkan Interaktivitas Melalui Pelibatan Anak dalam Diskusi

Setelah membuka pembelajaran dengan sama-sama berdoa atau minimal mengucapkan basmalah, saya biasanya menampilkan slide aturan. Disini saya melibatkan anak membacakan aturan tersebut. Dalam hal ini berlaku kodifikasi hijau untuk setiap anak yang disapa. Artinya anak harus menyalakan kamera sekaligus micnya.

Pun begitu untuk beberapa sesi tanya jawab. Anak yang bertanya diberikan kodifikasi merah, sedangkan yang ditanya baik oleh teman maupun guru mendapatkan kodifikasi hijau.

Melibatkan anak-anak dalam menjawab pertanyaan, membacakan bacaan/teks, bertanya, sekaligus penggunaan kodifikasi membuat anak-anak terbiasa dengan aturan. Pada saatnya mereka menyadari dengan sendirinya, ketika ditanya otomatis mereka menyalakan kamera dan mic. Sedangkan saat akan bertanya, mereka boleh hanya menyalakan mic saja.

4. Tanamkan Rasa Percaya pada Anak

Sampaikan Rasa Percaya guru pada anak

Untuk mendapatkan kepercayaan anak ketika belajar adalah, tidak memaksakan mereka. Oleh karenanya saya masih memberikan keringanan untuk anak-anak yang memang belum nyaman menyalakan kamera, mengalami gangguan perangkat, atau kendala kuota untuk belum sepenuhnya bisa mengukuti kodifikasi yang ada.

Akan tetapi saya terus sampaikan kepada mereka bahwa saya percaya mereka ada di depan saya meski nun jauh disana. Saya juga sampaikan harapan saya semoga pertemuan berikutnya anak tidak memiliki kendala dan dapat belajar dengan aturan-aturan yang ada. Tak lupa manfaat menyalakan kamera selalu saya sampaikan.

5. Gunakan Icebreaker yang Secara Tidak Langsung Membuat Anak Menyalakan Kamera

Berikan Icebreaker

Setelah mendapatkan materi training online icebreaker dari Persona Public Speaking tempo hari, saya mulai memasukkan beberapa icebreaker baik ketika akan mulai tatap muka maya, maupun di tengah-tengah pembelajaran. Untuk memastikan anak-anak ada di depan kamera, saya gunakan icebreaker yang membuat mereka menyalakan kamera semisal brain gym atau pertanyaan berantai dimana kodifikasi berlaku semisal yang menjawab pertanyaan mendapatkan kodifikasi hijau yang artinya harus menyalakan kamera dan micnya.

6. Sarankan Anak untuk Menggunakan Virtual Background

Gunakan Latar Belakang Virtual

Kadangkala anak-anak enggan menyalakan kameranya dikarenakan tidak percaya diri dengan lingkungan kamar atau rumahnya. Untuk mengatasi ini saya memberikan mereka alternatif untuk memasang latar belakang virtual sehingga privasi mereka tetap terjaga.

Saya pun sebagai guru menggunakan virtual backgroud sebagai model bagi mereka sehingga mereka tidak perlu merasa insecure.

Adakalanya juga saya sampaikan kepada anak-anak bahwa tidak mengapa semisal ada hal-hal yang membuat tidak nyaman seperti suara tukang tahu bulat, atau mama yang tiba-tiba lewat, adik yang ikutan tatap muka maya, karena itulah seninya belajar daring.

7. Aktifkan Fitur Waiting Room

Aktifkan Fitur Waiting Room

Hampir semua platform konferensi daring memiliki fitur ini termasuk Microsoft Teams. Langkah ketujuh ini merupakan langkah terakhir yang saya lakukan. Sebelum anak-anak benar-benar masuk ke dalam kelas maya, mereka harus menunggu di lobby sampai diizinkan masuk oleh host atau gurunya.

Biasanya di lobby tersebutlah saya mengirimkan pesan agar mereka siap menyalakan kamera dan mengikuti aturan yang ada.

Demikian beberapa alternatif solusi yang pernah kami lakukan untuk membuat tatap muka maya lebih interaktif di tengah dilema kamera video on-off. Memang butuh kesabaran sampai anak-anak merasa benar-benar nyaman untuk menyalakan kameranya. Dan tentunya butuh kerjasama dari setiap guru yang terlibat mengajar di kelas tersebut. Semua guru harus berada dalam standar yang sama dan terus mengingatkan tentang aturan penggunaan kamera.

Terakhir yang penting adalah jangan pernah memaksa. Karena kenyamanan adalah gerbang belajar.