Hikmah Parenting dari Film My God! Father (2020)

By | February 18, 2021

Baru-baru ini saya berlangganan Netflix akhirnya. Ya, selain saya memang suka nonton, ternyata di Netflix pilihan filmnya sangat beragam. Apalagi ada drama Korea yang dibintangi Bae Suzy dan Kim Seon Ho yang kemaren sempat trending. Jadilah berlangganan Netflix tidak terasa mubazir.

Tapi saya bukan mau cerita tentang langganan aplikasi buat nonton film itu ya. Kemarin saya sempat menonton satu film Thailand yang akhirnya saya ulang lagi (nonton dua kali). Judul filmnya My God! Father.

Got & Prem

Sebagai penyuka cerita time travel ala Legends of Tomorrow, saya menonton film ini ketika Got, tokoh utama dalam film ini, sedang mengalami kecelakaan dan di waktu komanya, akibat kecelakaan tersebut dia kembali ke masa lalu. Belakangan saya menonton dari awal bahwa sebenarnya Got adalah seorang pemuda yang cukup sukses menjadi pembalap, tapi ternyata Ayahnya tidak mendukung sama sekali kegiatan anaknya.

Ketika Got kembali ke tahun 1998 dimana dia belum dilahirkan, dia dipertemukan dengan sosok muda ayahnya, Prem, seorang kepala Geng yang tugasnya menjaga Bar milik keluarga pacarnya, Bew.

Got yang sejak ibunya meninggal akibat depresi karena ayahanya dipenjara 6 tahun, tak pernah tahu seperti apa ibunya. Maka ketika kembali ke masa lampau ini Got berusaha mencari siapa ibunya. Yang dia kenang hanya nama panggilan ibunya Naree.

Setelah bergabung dengan Geng Hot Rod yang dikepalai oleh Prem, Got menjadi lebih dekat dengan sosok ayahnya. Kali ini sosok ayahnya sangat berbeda dengan sosok yang selama ini dia kenal. Prem muda sangat sejalan pikirannya dengan dia. Bahkan ketika Got memancing dengan cerita bahwa ayahnya adalah sosok yang menyebalkan dan tidak mendukung cita-citanya menjadi pembalap, Prem malah mengejek orang tua macam apa yang tidak mendukung anaknya maju dan berkembang.

Baca juga : 3 Idiots – Kisah 3 Mahasiswa yang Inspiratif

Got merasa ayahnya yang dulu dan yang sekarang dia kenal bagaikan bumi dan langit. Hingga hari demi hari, Got mulai melihat sisi baik dari ayahnya, seorang lelaki lugas namun penyayang. Dalam sebuah scene dimana ayah dan anak ini harus bekerja sama mencari Bao, salah satu anggota geng yang ngambek dan kabur, Got bertanya pada Prem tentang apa yang akan dilakukan jika dia harus membesarkan putranya sendiri.

Jujur scene ini juga bikin saya terharu. Tidak hanya Got yang menangis menyadari bahwa ayahnya yang selama ini memperlakukannya dengan tegas, memukulnya saat nilai rapornya jelek, bahkan melarangnya menjadi pembalap, semata-mata melakukannya karena kecintaan Prem pada anaknya sekaligus menjaga amanah mendiang isterinya.

Got tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Setelah mengetahui siapa ibunya, Got bergegas membuat kedua orang tuanya melangsungkan pernikahan. Got bahagia hidup di tengah kedua orang tuanya, meski sebenarnya Prem dan Istrinya tak mengenal siapa Got.

Bew, Prem, dan Got

Seperti cerita time travel lainnya, apa yang coba dilakukan oleh Got tidak banyak mengubah timeline. Prem tetap harus dipenjara, saat istrinya harus berjuang hidup sendiri hingga melahirkan anaknya.

Cerita Kebanyakan Hubungan Orang Tua dan Anak

Kisah Got dan Prem, adalah kisah kebanyakan orang tua dan anak di dunia nyata. Anak-anak hampir tidak pernah tahu bahwa semua orang tua pasti punya niat baik untuk anak-anaknya. Mostly, anak-anak bahkan tidak sadar kalau orang tua melakukan hal-hal yang membuat mereka tidak nyaman semata-mata demi kebaikan anaknya.

Misalnya ketika orang tua melarang anak makan es krim, orang tua ingin menjaga anaknya agar tidak sakit. Ini dilakukan oleh orang tua untuk menjaga anaknya.

Pun sebaliknya orang tua. Kebanyakan mereka jarang memahami perasaan anak. Ketika melakukan sesuatu untuk anaknya, orang tua hampir tidak pernah mendengar bagaimana perasaan anak. Orang tua sering menganggap anak-anak tidak tahu apa-apa, jadi hanya perlu melakukan apa yang orang tua inginkan.

Dua sikap yang bertentangan inilah yang sering membuat hubungan anak dan orang tua menjadi tidak harmonis.

baca juga : Tips Mendidik Anak : Terima Anak vs Melarang

Yang Perlu Dilakukan Orang Tua & Anak agar Saling Memahami

Gap sikap anak dan orang tua ini akan menjadi semakin kecil ketika keduanya saling memahami. Akan tetapi di usia dini, dimana anak-anak sedang berada pada tahap menyambungkan sel-sel saraf awalnya, peran orang tua harus jauh lebih besar. Orang tua harus lebih bersabar karena anak-anak yang pengalaman hidupnya belum sebannyak mereka, tentu masih akan banyak melakukan kesalahan.

Orang tua perlu belajar banyak mendengar khususnya tentang perasaan anak. Untuk lebih banyak mendengar, alih-alih menceramahi anak ketika mereka melakukan kesalahan, orang tua sebaiknya bertanya dan mendengarkan alasan anak.

Menerima anak, membuat mereka akan lebih nyaman bercerita. Sekiranya alasan dan sikap anak memang perlu diluruskan, tentu akan lebih mudah ketika mereka merasa diterima dan tidak disalahkan. Ketika anak merasa nyaman, gerbang neurotransmitter di sel sarafnya terbuka dan dia siap untuk belajar hal baik dari apa yang akan disampaikan orang tuanya.

Neurotransmitter (sumber : Queensland Brain Institute)

Sebaliknya kalau orang tua lebih mementingkan egonya bahwa dirinya adalah satu-satunya sumber kebenaran, dia akan memilih untuk menyalahkan ketika anak-anak melakukan kesalahan. Anak menjadi takut dan merasa menjadi biang masalah. Jika ini dibiarkan terus hingga anak tumbuh dewasa, bisa jadi dia akan terus membawa pengalaman buruknya dan meneruskannya kepada anak-anaknya lagi.

Yuk jadi orang tua yang lebih memahami anak yang luas kasih sayangnya. Buka keran komunikasi yang baik antara anak dan orang tua, dimulai dengan menerima anak apapun kondisi mereka. Ingatlah, mereka hanya anak-anak yang sedang belajar hidup di dunia yang ‘keras’ ini. Berikan banyak pengalaman positif, agar mereka bisa memandang positif perannya sebagai ciptaan Allah yang terbaik di muka bumi.

Jangan sampai menunggu koma seperti Got, baru menyadari arti kasih sayang ayah dan anak.

2 thoughts on “Hikmah Parenting dari Film My God! Father (2020)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *