Belajar dari Anak Usia 2 Tahun

By | April 19, 2016

Sebagai manusia pembelajar, kapanpun dimanapun dan dengan siapapun kita harus selalu bisa ambil pelajaran untuk hidup kita. Termasuk dari anak, baik sebagai orang tua maupun guru mengganti mindset dari mau mengajarkan apa hari ini menjadi mau belajar apa dari anak hari ini memang tidak mudah awalnya. Namun seiring waktu dan konsistensi, selalu ada saja yang bisa dipelajari dari anak.

Dalam tulisan sebelumnya saya pernah berbagi bahwa dari seorang anak yang bermasalah pun di sekolah, guru selalu bisa mengambil pelajaran. Minimal belajar lebih sabar. Begitu pula ketika berhadapan dengan anak kita sendiri di rumah.

Seperti petang ini. Ketika sampai di rumah menjelang maghrib, saya mendapati rumah terkunci. Tidak biasanya istri saya tak mengabari kemana dia pergi. Sehingga saya tetap berpikir positif, oh… mungkin perginya tidak jauh. Tak lama setelah melepas baju, tiba-tiba dari luar rumah terdengar salam dan panggilan.

“Ayah….,” sapa si kecil kami, Alaric.

Dia berjalan menghampiri saya sambil berkata, “sok…gigi.”

Alaric menunjukkan kepada saya sikat giginya yang baru.

“Wah.. sikat giginya baru ya. Siapa yang membelikan?” tanya saya antusias.

“Mama,” jawabnya singkat.

Lalu Alaric pun disibukkan dengan sikat gigi berwarna merah berbentuk mobil-mobilan. Menurut istri, sikat gigi tersebut mirip dengan sikat gigi temannya di sekolah. Bentuknya sama, yang membedakan hanya warnanya. Jadi Alaric sangat senang sekali sampai tidak terlalu menyadari bundanya yang pamit untuk mencari cabai ke tukang sayur.

Beberapa menit berselang terdengar adzan. Alaric yang masih sibuk dengan sikat gigi barunya tidak terlalu menghiraukan saya yang juga mulai sibuk dengan beberapa pesan whatsapp yang baru sempat dibaca. Berhubung bundanya belum kembali, saya pun membalas beberapa pesan hingga kemudian terdengar Iqomat dengan jelas dari musholla. Saat asyik dengan handphone inilah saya diingatkan anak saya.

“Ayah…sholat,” katanya sambil menarik lengan saya.

“Astaghfirullah…”

Tanpa ba-bi-bu lagi sayang langsung melepas handphone dan bergegas lari ke kamar mandi untuk berwudu. Masya Allah. Malu sekali pada anak dua tahun ini. Dia yang terbiasa dengan rutinitas saya yang berangkat ke masjid saat iqomat terdengar mengingatkan saya untuk terus konsisten dengan rutinitas tersebut.

upload_-1

Anak Melihat Contoh, bukan Mendengarkan Nasihat

Mungkin ada yang bertanya-tanya kenapa Alaric langsung spontan mengingatkan saya untuk ke masjid? Menurut ahli parenting di luar sana, anak belajar baik dari apa yang orang dewasa lakukan, bukan katakan. Ini kenapa orang dewasa di sekitar anak (termasuk orang tua dan guru) harus menunjukkan perilaku yang bermutu. Anak akan meniru banyak apa yang dilakukan oleh orang tuanya sehingga orang tua pun penting menjaga sikap di depan anak.

Dalam kasus saya ini, Alaric tahu bahwa ayah selalu berangkat ke masjid setelah adzan terdengar. Dan ayah biasanya pamit padanya dan bicara bahwa ayah shalat di Masjid sedangkan Al shalat bersama mama di rumah. Alaric merekam rutinitas ini sehingga ketika rutinitas tersebut tidak berjalan sebagai mana mestinya otak berpikir kritisnya bekerja. Inilah yang menyebabkan mulutnya spontan berkata,

“Ayah…sholat.”

Rasanya malu sekali. Dan ini jadi belajar buat saya pribadi. Belajar untuk jadi ayah yang bermutu. Belajar untuk jadi teladan yang baik.

Jadi, selalu ada tempat dan waktu untuk belajar. Kapan saja, dimana saja, dari siapa saja. Bahkan dari seorang anak yang berusia 2 tahun.

6 thoughts on “Belajar dari Anak Usia 2 Tahun

  1. Hastira

    betul sekali pak. Kalau sedari kecil anak sudah mencontoh orangtua dia akan selalu mengingat. pesan kecil juga akan selalu diinagt memori anak, jadi pesan-pesan harus disampaikan dengan baik dan jelas sehingga yang diterima anak lebih baik

    Reply
  2. Joko Bidin

    hatihati aja sama ucapan2 kita, soalnya anak seusia gitu masih niruin orang tuanya. jangan sampe kita kemakan ama omongan kita sendiri

    Reply
  3. JualMainanAnakMurah

    Dalam berprilaku keseharian, anak2 akan mencontoh prilaku ke 2 orang tuanya. Baik buruknya prilaku anak di masa yang akan datang, akan tergantung dari pembelajaran dia di saat kecil

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *