Lebaran sebentar lagi *Halah… padahal setengahnya puasa juga belon. Dan seperti biasanya, Pusat perbelanjaan pun mulai menawarkan aneka diskon perlengkapan lebaran mulai dari baju, alas kaki, sampai perlengkapan shalat. Nah, yang hampir selalu ada di area diskon menjelang lebaran adalah Kain Sarung. Banyak orang memburu sarung baik untuk dipakai shalat di hari raya maupun untuk buah tangan.
Sebenarnya sarung yang diidentikkan dengan pakaian shalat sepertinya hanya berlaku di negara kita. Di negara asalnya (konon Sarung berasal dari Yaman), sarung biasanya dipakai sebagai pakaian tidur. Bahkan di Mesir, mengenakan sarung pada acara-acara formal sangat dihindari. Kebalikan dengan di Indonesia, dimana rasanya ada kebanggaan tersendiri mengenakan sarung dengan atasan koko yang serasi saat berangkat ke masjid. Tak hanya dipakai oleh laki-laki, terkadang banyak ibu-ibu yang memakai sarung sebagai bawahan mukenanya.
Seumur-umur, saya belum pernah membeli sarung dengan uang sendiri. Sampai hari ini lho. Tapi saya memiliki aneka sarung dengan berbagai motif (mayoritas adalah motif garis dan kotak-kotak). Saya mendapatkannya dari hasil ngepet orang tua (Hehehe… malah orang tua yang ngasih) saya sendiri dari dari para wali murid di sekolah yang biasanya memang membagikan kado lebaran di hari terakhir sekolah di Bulan Ramadhan. Jadi koleksi sarung saya cukuplah untuk gonta-ganti sarung setiap hari selama dua minggu.
Memilih Sarung
Pilih-pilih sarung sebenarnya kembali kepada selera. Apalagi soal motif. Saya pribadi memang lebih senang dengan motif garis-garis atau kotak-kotak berwarna terang namun tidak mencolok. Alhamdulillahnya setiap kebagian kado lebaran dari para wali murid, motif yang saya peroleh sesuai dengan selera saya. Beberapa orang mungkin senang dengan motif batik. Atau beberapa yang lain lebih senang dengan sarung tenun khas Samarinda.
Bagaimana dengan merk? Ada banyak merek sarung dijual di Indonesia. Tentu semua belomba-lomba mempromosikan bahwa sarungnya adalah sarung yang berkualitas dan layak dibeli. Tapi intinya, bahan sarung yang nyaman dipakai adalah yang berbahan katun. Syukur-syukur bahannya adalah katun 100%. Kerapatan benangnya juga perlu dipertimbangkan. Jangan sampai pula membeli sarung yang terlampau tembus pandang.
Soal harga, tak ada jaminan juga sih kalau sarung yang mahal adalah yang terbaik. Tapi kadang pula ada benarnya anekdot yang bilang bahwa “Ada harga ada rupa”. Semua kembali kepada kemampuan pribadi. Jangan pula memaksakan diri. Karena lebaran, bukan hanya sarung yang kita butuhkan. Ada banyak keperluan lain yang juga harus dipenuhi.
Selamat memilih-milih sarung… ๐
Aku punya sarung yang mengkilap kaya gitu hadiah teman dari bugis, tapi belum pernah dipake masih bingung mau dijahit gimana
Aku belum punya. Yang punya, malah Ibu ๐ Ga terlalu kepengen sih. Lebih suka motif kotak-kotak
Dari kecil saya kalau denger kata sarung langsung teringat merek gajah duduk, namun kok sekarang merek tersebut gaungnya sepertinya tidak se ngehitz dulu lagi ya, mungkin kurang iklan kayak dulu, hehehehe
Saya masih pake kok mas Yos. Yang merek gajah sama buah itu ๐
jarang beli sarung nih, biasanya dibeliin XD dan selalu awet kalau punya sarung~
Sarung saya juga awet-awet mas ๐
sarung tenun orange nya ciamis kak. mau ๐
Ga pernah pake sarung tenun, dikira nenek-nenek takutnya. Hehehe
Aku suka sarung yg bahan nya lemes dan dingin kalo di pake, selama ini pake merk BHS atau gajah duduk
Jangan-jangan masCum juga punya kanc*t bahan sarung pula? wkwkw Kan nyari yang dingin