Dalam kunjungan ke Sumatera Bara Juni lalu, saya terheran-heran dengan berkibarnya bendera Jerman di jalan-jalan di Kota Padang Panjang, Bukittinggi, maupun di sekitar Istana Pagaruyung di kabupaten Tanah Datar. Memang tidak di semua daerah susunannya mirip dengan bendera Jerman, Hitam – Merah – Kuning. Di beberapa tempat susunanya berubah-ubah. Ada yg dimulai dari merah, hitam, dan ada yang dimulai dari kuning.
Lalu, isenglah saya bertanya kepada guide tour kami Mas Dwi, humas Diniyyah Puteri Padang Panjang. Mas Dwi pun ternyata kurang begitu paham sehingga beliau berinisiatif menanyakan hal tersebut kepada petugas di Istana Pagaruyung. Setelah mendapatkan cukup informasi, Mas Dwi pun langsung menjelaskan kepada saya makna bendera yang sangat mirip dengan bedera Jerman ataupun Belgia tersebut.
Bendera tersebut dinamakan Marawa, bendera kebesaran orang Minang yang melambangkan 3 wilayah adat asal orang – orang Minang yang dikenal dengan nama Luhak Nan Tigo. Adapun warna kuning, melambangkan Luhak Tanahdatar ( aianyo janiah, ikannyo jinak dan buminya dingin). Warna merah melambangkan Luhak Agam (airnyo karuah, ikannya lia dan buminya hangat) sedangkan warna hitam melambangkan Luhak Limopuluah Koto ( aianyo manih, ikannyo banyak dan buminyo tawar).
Lalu, kenapa susunan ketiga warna tersebut kadang berubah – ubah?
Dari situs palantaminang.wordpress.com, diketahui makna warna Merawa adalah sebagai berikut :
- Tiang : Melambangkan mambasuik dari bumi,
- Hitam : Melambangkan tahan tapo serta mempunyai akal dan budi dengan kebesaran Luhak Limopuluah. Kalau acara di wilayah adat Luhak Limopuluah, maka marawanya berwarna
- hitam sebelah luar. Catatan : warna daerah Limopuluah Koto adalah biru.
- Merah : Melambangkan keberanian punya raso jo pareso dengan kebesaran Luhak Agam. Jika acara di wilayah Luhak Agam maka marawa berwarna merah sebelah luar. Catatan : warna daerah Agam adalah merah ( sirah ).
- Kuning : Melambangkan keagungan, punya undang-undang dan hukum dengan kebesaran Luhak Tanahdata. Jika acara di wilayah Luhak Tanahdata, maka marawanya berwarna kuning sebelah luar. Catatan : warna daerah Tanahdata
- adalah kuning.
Selain itu, ada pula yang mengatakan, bahwa ketiga warna itu mencerminkan tiga komponen kerajaan Pagaruyung yang di sebut “Tungku Tigo Sajarangan, Tali Tigo Sapilin“, terdiri dari Niniak Mamak (Pemuka Adat), Alim Ulama (Pemuka Agama), Cadiak Pandai (Orang-orang cerdas berpengetahuan).
Soal Jerman atau orang Minang yang lebih dahulu menggunakannya, perlu kajian lebih mendalam tentang timeline sejarahnya.
Sumber gambar : zurrahmah.wordpress.com
kalo kayak gitu hitungannya masuk bendera atau umbul2 ya bang?
bener juga yah kalo yg ngak tau pasti mikir kayak bendera jerman dr segi warnanya 😀
umbul-umbul mungkin lebih tepat ya 😀
iya benderanya kaya bendera jerman. hehehe…
Regards
http://www.travellingaddict.com
persis 😀
Apapun itu, sungguh salut dengan leluhur, bahwa sejak dulu pun mereka sudah menentukan pilihan berdasarkan makna yang terkandung ya.
dan mereka sangat filosofis kaka 😉
Iya ya, warnanya mirip banget dengan bendera Jerman.
Tapi gak apalagi, berhubung Jerman salah satu negara favorit saya jadi gak masalah, haha…
Ternyata maknanya dalam juga ya, sampai2 tiangnya pun mengandung makna 🙂
Negeri kedua sayah 😀
Ternyata ada makna nya 🙂 seriusan tadi aku pikir karena pecinta jerman hahahaha
Hahah.. dulu tak pikir juga gitu pas dateng ke Pagaruyung. Dikira ini apa karena panitianya suka sama Jerman. Ternyata udah lama banget pake tiga warna ini
Marawa adl kebanggaan orng Minang
Keren banget ya, dan lucunya ada bendera Jermannya, hidup Jerman
Sebenarnya itu Merawa Minang, lambang kebesaran minang