
Bicara tentang menulis, saya sangat ingin sekali punya karya di bidang ini. Punya buku yang bermanfaat bagi banyak orang. Istilahnya, jadi bagian amal jariyah. Namun sayangnya, seperti berat sekali untuk fight disini 🙁
Pengalaman menulis saya memang sudah ada sejak SD. Meski saya suka Matematika dan pernah juara kompetisi Matematika (Kalo sekarang Olimpiade Sains), saya sudah terbiasa menulis terutama Fiksi. Tak lain disebabkan dari “tempaan” guru SD saya yang mewajibkan Mengarang selembar Folio setiap Ujian Catur Wulan. Tentunya saya berterima kasih dengan guru – guru saya tersebut sehingga saya terbiasa menulis hingga sekarang. Ditambah lagi, saya pernah bekerja sebagai Marketing Support dan Media Relation di sebuah NGO. Pengalaman menulis jadi bertambah.
Ketika SD pula, saya sering membuat majalan – majalah kecil yang saya terbitkan sendiri. Ada yang namanya “Bukuku” dan ada juga yang namanya “Noddy”. Semua ditulis tangan dan kemudian difotokopi. Kalau ada teman yang mau membeli dijual, kalau pun enggak, sengaja saya bagikan gratis. Saya juga sering membuat buku – buku ringkasan materi belajar dan soal – soal yang saya bagikan kepada teman – teman, tetangga di rumah, ketika bermain tebak – tebakan semacam Kuis di tivi.
Saat SMP memang vakum menulis. Semangat menulis terpompa lagi oleh guru Bahasa Indonesia saya, Bu Sri, meski nilai rapor saya untuk mata pelajaran ini tak pernah lebih dari 85. Saya akhirnya tertarik menulis fiksi. Waktu itu saya menulis di buku half folio tebal yang dibelikan ibu setiap kenaikan kelas. Ada serial Kenji yang terinspirasi oleh makanan ringan bermerk sama. Ceritanya tentang koboy cilik yang bertugas membasmi kejahatan *hihihi… kayak superhero. Kalau diingat – ingat, lucu juga ya.
Saya juga menulis kisah – kisah Cinta Monyet, gara – gara suka baca majalah Aneka Yess, tabloid Keren Beken, dan Tabloid Gaul. Masa itu terjadi ketika saya sudah mengenal komputer. Saya pun belajar Ms Word secara otodidak di rental komputer dekat sekolah gara – gara menulis cerpen bergenre ini. Semangat semakin terpompa kala salah satu cerpen saya dimuat oleh Surat Kabar terkemuka di Pulau Bangka. “Kisah Seram di Hari Minggu” cerpen pertama saya yang dimuat media cetak. Rasanya waktu itu senang bukan kepalang, meski hanya dibayar Rp 10.000,- plus mendapatkan kaos cantik.
Setelah itu saya pun bercita – cita menjadi penulis fiksi. Semasa kuliah saya menulis Novel “Ciuman Pertama Adhit” yang sampai detik ini belum menemukan endingnya dan dibiarkan terbengkalai di dunia maya 😀 *payah ya 🙁
Sekarang, karena keranjingan buku motivasi dan buku – buku pendidikan saya pun berkeinginan untuk bisa menulis Non Fiksi, hal yang dulu saya hindari. Buat saya menulis non fiksi itu sulit, butuh riset, perlu bahan bacaan seabrek, dan tetekbengek lainnya. Buktinya sampai sekarang saya belum bergerak sama sekali meski ide di kepala bertumpuk – tumpuk.
Saya takut tulisan saya jelek, takut bahasanya kurang baik, takut dianggap tidak berkompeten di bidangnya, serta ketakutan lainnya. Tapi saya sangat ingin sekali 🙂
Lalu apakah saya penulis? atau saya hanya guru yang suka nyanyi, suka programmig, serta suka nulis?
*butuh motivasi untuk bisa menulis buku. Terima kasih untuk Bu Anita (Guru SD), Bu Sri (Guru SMA), Pak Trie H (Bos saya dulu). Kalian semua menginspirasi saya untuk rajin menulis
sumber gambar : aiharabettychan.wordpress.com
walah kebanyakan passion juga ya mas, sama kaya saya sampe bingung, mulai dari musik, sastra, fotografi, desain grafis, malah akhir-akhir ini tertarik dengan filsafat, hahahaha
Waah.. kalo yang terakhir saya sama sekali ga teratrik tuh :>)