Awas!! Ulat Bulu Sampai ke Jakarta

By | April 13, 2011

Akhir – akhir ini wabah Ulat Bulu yang awalnya heboh di Jawa Timur merambah ke daerah – daerah lainnya. Bahkan hari ini Ulat Bulu sudah sampai di Jakarta, tepatnya di Tanjung Duren persis seperti yang diberitakan oleh Kompas. Ulat bulu ini menyerang pohon – pohon meski sejauh ini pemerintah melalui Kementrian Kesehatan belum mengumumkan bahaya berlebih dari perkembangan populasi lat bulu yang luar biasa ini.

Ulat bulu juga ternyata menyerang daerah – daerah lainnya di Sumatera. Sumeks memberitakan di Musi Rawas, tepatnya di Desa Mataram lingkungan RT 03 Dusun 1, Mura diserang hama ulat bulu. Sejauh ini baru setengah hektare kebun warga yang diserang hama ulat bulu ini. Meskipun tidak separah di Jawa Timur yang sampai ke rumah – rumah warga, Ulat Bulu di Musi Rawas cukup menjengkelkan warga karena merusak tanaman di kebun.

Sebenarnya Ulat Bulu berbahaya bagi manusia ngga sih?

Ulat bulu adalah binatang yang melata dan berbulu. Biasanya ulat bulu ada di daun- daun di sekitar hutan atau ladang. Ulat bulu ini mempunyai bulu- bulu yang lembut. Ulat bulu bermacam-macam jenisnya. Ada yang beracun, ada yang tidak. Ulat bulu yang beracun mempunyai sel kelenjar racun yang terdapat di sepanjang tubuhnya. Sel-sel ini dapat mengeluarkan racun yang akan disalurkan melalui rongga-rongga kecil dalam bulu-bulu ulat itu.

Ulat Bulu

Ulat Bulu

Ketika terkena kulit, bulu akan patah dan keluarlah racun yang menyebabkan rasa gatal dan bentol-bentol merah. Ulat bulu yang tidak beracun dapat juga menyebabkan rasa gatal terutama pada mereka yang alergi terhadap bulu. Alergi ini muncul sebagai reaksi tubuh kita pada kehadiran benda-benda asing. Kadang alergi dapat disembuhkan melalui sugesti (berpikir positif). Mungkin yang teman Anda lakukan adalah semacam sugesti untuk mengurangi alergi.

Perkembangan Ulat Bulu yang mewabah saat ini ternyata dipengaruhi oleh perubahan cuaca dan iklim. Anomali cuaca tersebut ternyata mempercepat perkembang biakan Ulat Bulu. Siklus perkembangbiakan Ulat menjadi kupu – kupu yang semula berlangsung selama 4-8 minggu, menjadi lebih cepat. Percepatan siklus ini juga terjadi karena pemangsa ulat, yakni burung, serangga, dan lebah, kian berkurang. Jadi wajar jika disimpulkan bahwa wabah ini akibat ulah manusia sendiri yang memburu pemangsa ulat tersebut.

Lalu penanganannya seperti apa?

Tentunya wabah ulat bulu harus juga diwaspadai. Sebagai hama tentunya penyemprotan Insektisida dapat dilakukan untuk mencegah berkembangnya ulat bulu. Namun, andaikata ulat bulu telah terlanjut mengenai kulit dan menimbulkan reaksi alergi, berikut langkah – langkah yang dikutip dari detikcom yang dapat kita lakukan :

1. Menyemprotkan insektisida di pagi hari
Menyemprotkan langsung insektisida pada sarangnya di dedaunan dan tanaman mampu mengontrol serangan ulat bulu dengan cepat. Pagi hari adalah waktu yang terbaik, saat ulat-ulat berjemur di bawah sinar matahari.

2. Gunakan Bacillus thuringiensis (Bt)
Bacillus thuringiensis adalah pestisida alami berupa bakteri yang tergolong patogen fakultatif dan dapat hidup di daun tanaman maupun pada tanah. Bakteri ini bisa menghasilkan protein yang bersifat toksin (racun) sehingga bisa mematikan serangga. Jenis pengendalian ini dirancang tidak hanya untuk mengendalikan ulat tetapi juga akan mematikan ulat.

3. Buang daun yang menjadi sarang telur ulat
Telur ulat akan terlihat jelas pada dedaunan. Jika Anda menemukannya, buang atau kubur daun yang berisi telur ulat tersebut ke tanah. Sebaiknya dilakukan di pagi atau sore hari, yaitu ketika sebagian ulat masih berada di sarang. Pastikan untuk menggunakan sarung tangan untuk menghindari terkena bulu ulat yang beracun.

Namun bila Anda terlanjur menyentuh atau terkena ulat bulu, maka segera lakukan tindakan pengobatan seperti berikut ini:

1. Hilangkan bulu ulat yang melekat di kulit
Hilangkan bulu ulat uang menempel pada kulit dengan menggunakan kertas, sarung tangan atau selotip. Hilangkan bulu-bulu tersebut secepat mungkin sebelum menyebar ke bagian tubuh lain.

2. Cuci bagian yang terkena bulu
Gunakan air panas atau cuci dengan air dan sabun untuk membantu menghilangkan racun ulat bulu yang tersisa.

3. Usap dengan garam
Usapkan garam dan gosokkan selama 5 menit pada daerah yang terkena bulu untuk menghilangkan sisa bulu dan racun yang tidak hilang saat dicuci.

4. Gunakan minyak kelapa atau batu es
Gunakan minyak kelapa murni (virgin coconut oil) atau batu es untuk membantu mengobati pembengkakan dan nyeri akibat racun ulat bulu. Bila reaksi pembengkakan berlanjut, segera hubungi dokter karena hal ini bisa menjadi reaksi alergi yang serius.

5. Jangan digaruk
Tahan keinginan untuk menggaruk daerah kulit yang gatal akibat racun ulat bulu. Hal ini bisa menimbulkan luka yang bisa menyebabkan infeksi pada kulit. Sebaiknya gunakan krim atau lotion yang bisa mengurangi reaksi gatal karena gigitan serangga.

 

sumber gambar : kuansing.com

2 thoughts on “Awas!! Ulat Bulu Sampai ke Jakarta

  1. Kaget

    Yang terarkhir itu lho mas, paling ngga bisa saya lakukan dan bertentangan 🙂 Soalnya saya itu alergian, jadi kebiasaan 'menggaruk' ngga bisa dihilangkan.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *