Mengubahnya Menjadi Lebih Baik

By | December 31, 2010

Saya malu. Jujur saya malu. Tahun 2010 ini tidak sebaik tahun – tahun sebelumnya. Saya hanya menuruti nafsu saja tanpa menulis pengharapan beberapa pencapaian seperti yang saya tulis di tahun – tahun yang lalu. Sekali lagi saya malu. Saya malu meskipun ada beberapa harapan yang tercapai, tapi saya hanya mengikuti arus saja.

Dan ternyata, hari ini penghujung 2010. Saya mencoba evaluasi, dan hasilnya tidak begitu menggembirakan. Astaghfirullah..

Sobat, pernahkah kita memperhatikan atau bahkan merasakan seperti yang saya rasakan bahwa umumnya kita melakukan tindakan yang sama seperti yang dilakukan di hari – hari sebelumnya. Atau, dengan kata lain kita melakukan aktivitas yang itu – itu saja dari hari ke hari. Itulah sebabnya, mengapa kemudian kita dapat memprediksi apa yang akan kita hasilkan pada hari itu.

Kadang kita bertanya. Mengapa hidupku seperti ini? Mengapa tak ada perbaikan? Padahal, kita selalu menjalani hidup dengan cara yang sama dengan hari sebelumnya.

Cerita seorang teman ketika memasuki sebuah bangunan dimana dinding keempat sisinya didominasi oleh kaca transparan. Bersih sekali sehingga kita bisa melihat dengan jelas apa yang ada di luar ruangan. Selain dia, di ruangan tersebut  terdapat seekor burung liar. Ketika dia masuk, burung tersebut terlihat panik berusaha menjauh dan hendak terbang keluar. Namun apa daya sehingga si burung menabrak kaca dan nyaris terhempas. Burung tersebut mencoba kembali, dan menabrak kaca lagi hingga berkali kali.

Teman saya itu ingin sangat ingin menolongnya namun tak bisa berbuat apa – apa.

“Hey…pintunya di samping kiri…,” teriaknya meski tahu bahwa burung tersebut tak akan mengerti.

Suatu ketika, burung itu kelelahan. Dia tak terbang dan menabrak kaca lagi. Kali ini dia hanya diam saja sambil kepalanya yang mungil mendengak – dengok ke kiri dan kanan seolah mencari tahu, benda apa yang ditabraknya tadi.

Teman saya sempat berpikir, burung itu mungkin kapok untuk terbang.

Tapi ternyata dugaannya salah. Setelah menclak menclok beberapa kali, burung itu kemudian masuk ke dalam lubang angin yang sempit menelusuri lorong yang gelap hingga akhirnya sampai di sisi lain dinding bangunan. Sekarang, burung itu telah sampai ke alam luas tanpa batas dan terbang dengan teramat bebas.

Kisah teman dan burung tadi mengingatkan saya tentang apa yang saya lakukan setiap hari. bertahun – tahun pula saya mengulangi hal yang sama setiap harinya hingga hasilnya pun tak jauh berbeda. Namun pikiran ini tertimbun kepicikan sehingga menjadi begitu dangkal. Meskipun saya tahu bahwa tindakan yang diulang – ulang hanya akan memberikan hasil yang sama, tapi seperti sekarang, saya selalu bertanya, mengapa tahun ini saya tidak mendapat peningkatan yang bermakana? Mengapa pencapaian hanya begini – begini saja? Mengapa pendapatan saya tak juga lebih besar dari tahun sebelumnya? Dan berjuta pertanyaan lainnya.

Burung tersebut menyadarkan saya. Bahwa, untuk mendapatkan hasil yang berbeda saya pun harus melakukan sesuatu yang berbeda. Bahkan burung itu rela menunjukkan bahwa terbang dan menabrak kaca hanya akan membuat jiwanya terancam. Dia mengulanginya lagi untuk menegaskan pelajaran itu. Pelajaran bahwa, jika melakukannya lagi, maka kita akan mendapatkan hasil seperti sebelumnya pula.

Kemudian burung tersebut menunjukkan tindakan yang berbeda dengan menclak menclok dengan kaki mungilnya. Meskipun punya sayap, dia tak tergoda untuk mengepakkannya. Burung itu menelusuri lubang angin dan kemudian mendapatkan hasil yang berbeda, mandapatkan apa yang diharapkannya.

Sekarang saya paham, mengapa hasil yang kita dapatkan dari tahun ke tahun sama saja. Karena kita tak mengubah apapun dari perilaku kita. Karena kita tak mengubah sedikitpun cara pandang kita. Karena kita tak melakukan sesuatu yang berbeda dalam hidup kita.

Si burung kecil berkata, “Ubahlah sesuatu, maka hasilnya akan berubah pula.”

Seandainya pun kita besikukuh untuk tidak melakukan perubahan, toh dalam hidup ini ada sederetan pilihan. Kita semua berhak menetukan jalan mana yang akan kita tempuh. Pada sudut pandang sendiri dan kepada kebenaran diri sendiri. Tapi, jangan dilupakan konsekuensinya sehingga kita tidak akan pernah mengeluh akan hasilnya.

Jadi, jika kita tak mau berubah sebaiknya kita tak menuntut perbaikan hasil. Mengapa? Karena hasil yang lebih baik hanya akan kita dapatkan ketika kita mau melakukan perubahan.

Mari Optimis menghadapi hari esok. Karena Sukses adalah hak Saya! Sukses adalah Hak Anda! Sukses adalah hak kita semua. Insya Allah esok akan selalu lebih baik

2 thoughts on “Mengubahnya Menjadi Lebih Baik

  1. rime

    menurut saya sih ga masalah kita melakukan sesuatu berulang-ulang, yang penting semangat kita untuk berubah selalu ada di dada.

    gagal atau stagnan itu biasa, karena kita manusia yang punya banyak kekurangan, dan karena kita bukan Bakrie yang bisa mendapatkan apapun yang kita inginkan… biarlah kekurangan itu yg jadi penyebab kestagnan-an kita, bukan pudarnya semangat kita 🙂

    terus

    Reply
  2. bangsaid

    ya, intinya semangat ingin berubahnya musti direalisasikan dalam tindakan sehari – hari, biar bisa fokus

    Selamat Tahun baru juga.
    Salam kenal

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *