Ramadhan yang Produktif

By | June 21, 2016

Bulan Ramadhan sudah separuh jalan. Tinggal setengah bulan lagi kita akan berpisah dengan bulan yang mulia ini. Rasanya sungguh sayang jika Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan dan ampunan ini berlalu begitu saja. Setidaknya harus ada yang membekas sebagai bekal 11 bulan berikutnya.

Ramadhan juga dikenal sebagai bulan tarbiyah (pendidikan). Itulah kenapa seharusnya di bulan ini kita mendidik diri selama sebulan penuh menjadi pribadi yang lebih baik, entah dari sisi akhlak juga ibadah. Berhasil atau tidaknya ‘pendidikan’ yang ditempuh selama sebulan tersebut justru akan kita lihat di bulan-bulan berikutnya. Jadi tidak hanya seberapa banyak ibadah yang dilakukan di Ramadhan ini atau seberapa bagus akhlak kita di bulan ini saja. Bisakah kita mempertahankannya hingga bertemu dengan Ramadhan tahun berikutnya?

Di Bulan Ramadhan seharusnya kita juga tetap produktif, atau kalau bisa semakin produktif. Bagaimana tidak, kita dilatih untuk bangun lebih awal dari biasanya. Kemudian tetap berangkat ke tempat kerja dan pulang menjelang berbuka puasa. Selepas shalat dzuhur diisi dengan kajian di masjid atau musholla. Selepas isya dilanjutkan dengan tarawih dan tadarus. Kebiasaan-kebiasaan ini mampukah dipertahankan?

Beberapa orang menjaga agar Ramadhan semakin produktif dengan target-target ibadah. Saya sendiri menargetkan hanya khatam Qur’an hanya sekali. Inginnya fokus mengkaji kandungan ayat Qur’an yang dihapal. Untungnya sekolah tempat saya mengajar tetap masuk hingga sepekan menjelang Idul Fitri. Ini membuat Ramadhan saya secara pribadi tetap produktif. Saya harus mendampingi anak-anak belajar dengan tema Ramadhan di SMP sehingga saya pun semakin belajar banyak baik dari buku-buku referensi, ikut menghafal beberapa ayat Qur’an,  maupun belajar dari anak. Serangkaian aktifitas Ramadhan di sekolah tersebut menjadikan Ramadhan sebagai waktu belajar dan menambah wawasan.

Ditambah dengan jarak tempuh rumah-sekolah yang semakin jauh (karena harus mengantar istri terlebih dahulu), saya jadi harus berangkat selepas subuh. Hikmahnya saya tak pernah tidur lagi setelah melaksanakan shalat subuh meskipun terkadang sesampai di sekolah agak terkantuk-kantuk.

Selain itu, berhubung harus bangun pagi, mau tidak mau saya juga harus menghindari begadang atau tidur hingga larut malam. Tak mau kan bangun ketika adzan subuh sudah berkumandang sehingga melewatkan sahur. Selain asupan tenaga menjadi berkurang, keberkahan dalam makan sahur pun tak didapat.

Ingin juga Produktif Menulis (sumber : writersdigest.com)

Ingin juga Produktif Menulis (sumber : writersdigest.com)

Sayangnya untuk urusan ngeblog, Ramadhan tahun ini sepertinya agak kurang produktif ya. Padahal tahun lalu sempat ikut tantangan di Blogdetik untuk menulis di kegiatan ngablogburit yang akhirnya jadi rezeki karena salah satu tulisan saya sempat menang. Tahun kemarin juga masih ada kerjasama penulisan dengan brand ternama sehingga termotivasi untuk produktif menulis. Wah, sepertinya saya tak boleh kalah dengan murid-murid saya yang setiap hari menulis jurnal pribadi.

Nah, bagaimana dengan Ramadhan narablog sekalian? Apakah juga semakin produktif?

2 thoughts on “Ramadhan yang Produktif

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *