Naik Ojek Online Biar Kekinian

By | January 21, 2016

Hari terakhir di tahun 2015 kemarin saya diundang untuk sharing dengan teman-teman guru di sekolah baitulmaal Pondok Aren Tangerang Selatan tentang bagaimana cara sukses berkomunikasi dengan anak. Berangkatlah saya dari rumah dengan mengendarai sepeda motor hingga Kebon Nanas, Tangerang. Pengennya sih naik motor sampai Pondok Aren. Tapi karena kondisinya sejak malam saya mempersiapkan file presentasinya hingga larut, hal tersebut saya urungkan. Jadi saya putuskan saja naik bis hingga keluar tol Jalan Raya Veteran, Bintaro.

Sesampainya saya di penitipan motor, jam di tangan sudah menunjukkan pukul delapan lebih lima belas menit. Agak was-was kalau belum dapat bis hingga setengah sembilan. Bisa-bisa saya terlambat sampai di tujuan. Naik taksi sih pengen. Tapi kalau terjebak kemacetan sama saja. Lalu, ingatlah saya dengan aplikasi Grab Taxi di handphone. Kenapa ngga coba naik ojek online aja. Mumpung kesempatan dan sudah beroperasi lagi, pikir saya.

Baru saja selesai memesan ojek dengan aplikasi tersebut, bis yang saya tunggu pun datang. Batal deh naik ojek online. Di dalam bis saya memeriksa jarak dari Veteran ke Sekolah Baitulmaal. Tidak terlalu jauh sebenarnya. Saya pun memutuskan beristirahat alias tidur sejenak hingga bis keluar pintu gerbang tol Jalan Raya Veteran Bintaro.

Turun dari bis sebenarnya banyak taksi. Tapi jam di tangan sudah menandakan waktu saya semakin sempit. Saya pun menawar ojek kampung yang sedang mangkal disitu.

“Tiga puluh ribu mas,” kata bapak supir ojek.

“Yaah. Ngga kurang tuh pak. Lima belas ribu ya,” tawar saya.

“Ngga bisa mas. Jalan Raya Ceger kan?” Sang bapak menolak tawaran saya.

Saya menganguk.

“Ya sudah. Dua puluh lima ribu saja. Pas,” katanya mencoba bernegosiasi.

“Ntar deh pak, kalo segitu. Makasih ya pak.”

Saya tinggalkan ojek tersebut karena tetiba terlintas kembali di benak saya untuk memesan ojek online. Apalagi waktu itu masih ada kode promo kemana saja dua belas ribu rupiah dari Grabbike. Saya pun menepi ke minimarket terdekat, membeli minum sambil kemudian memesan ojek melalui aplikasi Grabbike.

Tak sampai dua menit, saya mendapatkan driver. Dari aplikasi Grabbike, saya diberitahu bahwa ojek akan tiba kurang lebih tujuh menit lagi. Benar saja, saya tunggu tujuh menit dan sempat menelepon sang abang ojek pun tiba menjemput saya. Enaknya naik ojek online ini, helm sebagai syarat utama keselamatan berkendara sudah disediakan. Kita tinggal pakai saja. Apalagi warnanya yang unik sebagai sarana promosi ojek online itu sendiri.

“Sekolah Baitulmaal ya bang,” kata saya kepada abang ojeknya.

“Bapak tau kan tempatnya?” Tanya dia.

Saya menjawab iya. Asumsi saya si abang ojek hapal jalan menuju Jalan Raya Ceger dan saya kalau di jalan tersebut sudah tahu harus kemana.

upload_-1

dibonceng sama abang Grabbike 😀

Kenyataannya, sembari membuka aplikasi peta saya mengobrol dengam si abang Grabbike. Owalah… ternyata dia bukan aslinya mangkal daerah Bintaro, melainkan ojek dengan daerah operasi Kalibata. Dan dia ngga tau jalan menuju Jalan Raya Ceger. Si abang pun menawarkan bantuan dengan aplikasi peta.

Yang namanya berpedoman peta mau tak mau mengikuti arah versinya aplikasi. Jarak yanh tadinya pendek ternyata malah jadi panjang. Kami justru diarahkan ke Cipulir dan Ulujami dimana dari peta diketahui kami memutar cukup jauh.

Harapan tiba tepat waktu pun sirna. Karen berjalan cukup jauh, saya tiba di Sekolah Baitulmaal menjelang pukul sepuluh. Meskipun tarif dari aplikasi hanya dua belas ribu, rasanya tak tega membayar segitu. Saya pun menyisipkan tiga lembar sepuluh ribuan ke kantong jaket si abang Grabbike. Dia sempat menolak, tapi saya bilang ngga masalah karena memang jauh. Dia pun mengucapkan terima kasih berulang kali.

Maksudnya kepengen kekinian dengan mencoba ojek online. Ehh… malah hampir terlambat tiba di lokasi acara. Tapi ada hikmahnya juga. Saya jadi tau jalan-jalan baru. Termasuk lokasi Pesantren Darunnajah yang selama ini hanya saya dengar namanya.

4 thoughts on “Naik Ojek Online Biar Kekinian

  1. iswanto

    namanya juga ojek amatiran ya gtu, penting dapat duit mas, masalah nguasain jalur dan tempat itu urusan ke dua.hehe
    mas sudah pernah naik yang gojek blm yaa?
    minta reviewnya jg

    Reply
    1. bangsaid Post author

      Udah… ga lama habis itu naek Gojek juga ?
      Nanti tak share ya

      Reply
  2. M Nur Wangkit

    Ya abang ojek nggak mungkin juga menguasai semua wilayah apalagi jakarta, tapi yang namanya kita pakai jasanya tetap tidak ada alasan bagi si ojek sampai terjadi tidak tahu jalan, memang harus ada pembenahan untuk lebih baik kedepan.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *