Akhirnya saya angkat bicara tentang Kurikulum 2013 yang sedang hot itu. Tadinya saya tidak mau ambil pusing dengan perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah kita. Entahlah… saya bersama teman – teman di sekolah sudah mantap dengan pilihan kurikulum individual anak, meski kami juga masih harus senantiasa belajar. Jadi tidak seperti yang lain yang heboh dengan perubahan ini sampai melakukan demonstrasi dan unjuk rasa.
Bukan apatis, tapi ya memang tidak peduli. Perubahan yang terlalu dinamis ini tidak diikuti oleh kualitas guru yang seharusnya ditingkatkan. FKIP atau Universitas Pendidikan hanya pilihan kesekian setelah tidak tembus kuliah jurusan hukum, ekonomi, kedokteran, dan jurusan favorit lainnya. Berbeda sekali dengan Finlandia (Negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia). Di Finlandia profesi guru diisi oleh 10 lulusan terbaik di Universitas.

Kurikulum 2013
Apa yang membuat saya akhirnya ikut bicara tentang Kurikulum 2013? Tak lain tak bukan adalah salah satu alasan dan core Kurikulum yang katanya mengarah pada pendidikan karakter. Saya tambah geli lagi, mengingat kejadian di Upacara peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Pendidikan Nasional beberapa waktu lalu, dimana banyak guru mengobrol ketika upacara. Selain itu banyak sekali sampah bertebaran di lokasi setelah selesai upacara dilakukan, tanda mereka yang disebut guru ini membuang sampah sembarangan.
Seharusnya pemerintah sadar, Pendidikan Karakter tidak sekedar memasukkan “informasi tentang sikap” ke dalam mata pelajaran. Bukan sekedar memberikan pengertian – pengertian apa itu jujur, hormat, cinta tanah air, dan lain – lain. Bukan juga sekedar membahas contoh – contoh sikapnya, diakhiri dengan tes standar pilihan ganda atau pertanyaan – pertanyaan tertulis.
Kunci pendidikan karakter adalah Role Model, teladan dari orang terdekat anak/siswa seperti Guru di sekolah, Orang tua dan saudara di rumah, serta orang – orang di lingkungan anak tinggal. Rasanya percuma diajarkan bersih kalau guru atau orang tuanya masih buang sampah sembarangan. Buat apa diajarkan untuk jujur kalau demi pencitraan Ujian Nasional guru akhirnya memberikan kunci jawaban.
Jadi seharusnya, pemerintah menyiapkan dulu peningkatan kuliatas karakter guru. Melatih mereka agar mampu memberikan contoh yang nyata bagi anak. Karena bagaimana pun sikap itu adalah yang utama. Jika sikap/ karakter sudah baik tentu akan mampu menjadi pembelajar yang baik pula, baik guru yang terus harus belajar maupun anak sebagai generasi masa depan yang akan menjadi pemimpin bangsa ini.
Sumber Gambar : waskitamandiribk.wordpress.com
semoga kurikulum yang baru bisa membuat pendidikan kita menuju kearah yang lebih baik ya mas
Amin YRA
Itu harapan kita semua mas 😉
negara Jepang bisa menjadi sangat maju seperti sekarang karena didukung oleh tenaga guru yang benar2 ahli dan berkualitas sehingga menghasilkan generasi yang berkualitas. Saya amat setuju bila semuanya dimulai dari aspek guru, dari pencitraan, kepribadian dan kepandaiannya nantinya pasti akan mampu tertularkan pada murid2 mereka kelak…
bila kurikulum ini diterapkan, saya berharap bisa berjalan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan
diterapkan pun kembali kepada gurunya pak Jefry 😉
memang pendidikan karakter harus di lakukan oleh guru yang berkarakter baik pula, tapi karakter anak lebih dominan trbentuk di rumah. Jadi orang tua juga bereran dalam pendidikan karakter
Karakter anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. jika di sekolah keteladan guru akan memberikan warna positif dan saat dirumah peran orang tualah yang berperan banyak membentuk karakter anak
tentu 😉
setuju mas
Makanya Guru anak itu ada 3 : Orang Tua, Guru di Sekolah, dan Lingkungan
seperti apa format kurikulum 2013 itu belum jelas sepertinya mas, sudahkan di sosialisasikan dengan para tenaga pengajar dan pendidik?
Sampai sekarang belum. Saya jg dapetnya dari forum2.
Janji pemerintah awal Juli. G tau realisasiny
nahhhhh bang judul skripsi ku ge tntang kurikulum 2013 bang ,,
Ape judul e?
Sekolah kami lah pakai cuman dak plek dari pemerintah. Cuman format e bai. Tema kami buet sendiri
Bener banget, mengajar tanpa punya sikap yang baik, namanya mengajar dngan setengah hati. good info!