Modal Nekat

By | February 11, 2011

Innalillahi… Saya tidak update Blog hampir seminggu. Ini terparah sepanjang sejarah Blog saya di bangsaid.com. Apa pasal? Saya mencari – cari alasan sebagai pembenaran *Padahal jelas salah*. Salah satunya karena sungguh saya sedang sedikit tertekan dengan  pekerjaan 🙂 Selebihnya karena pekan ini begitu sibuk sejak kedatangan sepupu saya dari Jogjakarta.

Sepupu saya ini kuliah di Jogja, di Program Profesi Pramugari di sebuah kampus berasrama. Sebenarnya di belum benar – benar menyelesaikan pendidikannya. Tapi nekat, setelah gagal dalam tes Pramugari di Yemen Air tempo hari, dia malah ke Jakarta untuk ikut tes serupa di maskapai Air Asia.

Wajahnya memang Chinese karena papanya warga keturunan berBeda dengan saya yang berwajah bule *pengakuan*.  Dia tiba hari selasa pagi. Dan pagi itu juga saya mendapat kejutan darinya. Sepotong baju batik, melengkapi koleksi batik saya lainnya. Saya jadi malu, saya bahkan belum pernah memberinya hadiah sedikitpun. Merasa tersindir, saya pun bertekad selama dia di Tangerang, tak boleh keluar uang sedikitpun 🙂

Rabu pagi kami berdua berangkat ke Crowne Plaza. Parahh… Macetnya ngga ketulungan TOL dalam kota. Jam 10 dari Karawaci, kami baru sampai menjelang setengah satu di tempat tes. Wow, saya dibuat kaget karena ternyata yang ikut tes ini sebegitu banyaknya. Kalau tidak salah hampir 250 orang dalam satu hari. Saya pun mengira ini akan menghabiskan waktu hingga petang.

Benar saja, sepupu saya baru mendapat giliran wawancara Jam 4. Registrasi jam 2 pun saya pikir akan gagal setelah melihat berkas yang dia bawa hanya Application Letter dan Curriculum Vitae saja.

“Mana Copy KTP, Surat Keterangan dari Kampus, sama SKCK nya?” tanyaku kaget.

“Ngga bawa, bang,” jawabnya polos. “Jadi gimana?”

“Ya sudah. Coba aja, siapa tau bisa menyusul,” usulku meskipun sangat ragu.

Baruntungnya berkas lainnya benar bisa menyusul. Sepupu saya dapat nomor antrian wawancara setelah lolos timbang badan, ukur tinggi, dan cara jalan. Aiihh.. over 5 kg.

“Ndut ya bang,” katanya sambil cekikikan.

Karena bosan, saya akhirnya jalan – jalan di Plaza Semanggi hingga menjelang maghrib.

Tiba – tiba ada sms darinya

“Bang, I dont know anything,” katanya dengan bahasa Inggris belepotan.

Let teach me English, Bang. Sms lagi.

Saya menduga, dia yang baru juga satu bulan privat English akan melongo dengan wawancara menggunakan bahasa Inggris.

“Never mind, sista. Today will be great experience for u. Never Give Up!” Saya menyemangatinya setelah dia keluar ruangan wawancara dengan tampang sedikit sedih.

Ternyata hari ini dia nekat berangkat ke Lion Air berbekal CV saja. Sesampai disana, proses registrasi sudah usai karena dia tiba di kantor Lion Air di Harmoni pukul 11.30 WIB. Saya pikir setelah dia kasih kabar batal di Lion akan segera pulang ke Tangerang. Tapi tidak… Luar biasa semangatnya. Dia langsung meminta tukang Ojek mengantar ke kantor Batavia Air.

Di sana sepupu saya ini menjalani interview seperti biasa, dan hasilnya akan dikabari melalui telepon mungkin satu pekan lagi. Ahh.. entah apa yang dipikirkannya. Bahasa Inggris belum juga lancar, berat badan belum juga turun, tapi tetap saja dia nekat ingin mencoba semuanya. Sungguh semangat pantang menyerah. Saya pun tidak bisa menduga hasil dari Batavia Air ini akan seperti apa. Lulus ya syukur. Ngga juga toh dia masih harus menyelesaikan pendidikan di kampusnya.

Jam setengah 5 dia minta dijemput di Karawaci. Bikin jantung saya jatoh lagi, dia langsung minta diambil barang – barangnya dan diantar kembali ke Karawaci karena akan pulang ke Jogja malam ini juga bersama beberapa temannya. Ckckckc

“Masih punya uang?” tanyaku.

“Tenang bang… masih lah,” Ia tersenyum misterius.

Saya cukup khawatir melepasnya menuju Senen di malam hari. Setelah dia kasih kabar terjebak macet di Taman Anggrek, tak ada lagi sms dari Hapenya. Saya jadi khawatir. Akhirnya saya berinisiatif untuk menelpon saja.

“Sudah dimana?”

“Alhamdulillah bang. Udah di Stasiun. Maaaaf, tadi lupa salaman.”

Yaelah.. masih sempet ingat juga. Iya, tadi karena buru – buru dia lupa salaman.

“Bang, makasih ya atas semuanya. Tadi dari terminal diantar sama Pak Polisi”

“Lho, kenapa?”

“Ga punya duit. hahaha,” dia tertawa keras.

Ya Tuhan…

“Tadi katanya masih punya uang,” saya jadi marah – marah.

“Ngga ahh. Ini juga karcis kereta dibayarin temen. Makasih ya bang sudah direpotkan.”

Gubragggss

2 thoughts on “Modal Nekat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *