Refleksi Akhir Tahun 2020 : Berat Sepanjang Tahun

By | December 31, 2020

Tak terasa, hari ini adalah penghujung tahun 2020 yang artinya sebentar lagi kita akan memasuki tahun masehi yang baru, yakni tahun 2021. Sebelum masuk hitungan hari baru, rasanya apa yang terjadi dalam hidup selama tahun 2020 ini perlu dievaluasi ya, agar dapat menentukan arah hidup di tahun 2021 mendatang.

Tahun 2020 ini sungguh berat. Apalagi kalau bukan karena pandemi Covid-19 yang sampai hari ini pun belum ada tanda-tanda akan berakhir. Alih-alih, jumlah penyintas covid-19 harian malah semakin bertambah. Rasanya tepat pemerintah memberlakukan pengetatan dalam masa liburan akhir tahun ini.

Tapi rakyat Indonesia ya begitu. Semakin dilarang semakin menjadi. Buktinya penumpukan penumpang di bandara masih terjadi. Sekalipun pemerintah sudah mewajibkan pengguna transportasi udara komersil yang bertolak maupun menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta untuk menunjukkan surat bebas Covid-19 berbasis swab antigen. Entah karena memang harus mudik akibat tertunda di masa lebaran kemarin, atau memang sekedar melepas penat akibat terkurung lebih dari 9 bulan lamanya.

Beberapa tahun terakhir, saya membiarkan refleksi akhir tahun sekedarnya saja setelah shalat isya di malam pergantian tahun. Berbeda dengan sebelum tahun 2016 dimana saya rutin melakukan refleksi akhir tahun sebagai bahan evaluasi pencapaian dalam berbagai aspek. Tapi tahun 2020 ini, akan coba saya evaluasi sebagai berikut.

Ibadah

Yang pertama dievaluasi adalah soal ibadah. Yang wajib sudah barang pasti lah ya tuntas dilakukan. Hanya saja di masa pandemi ini berbulan-bulan saya menjalankan ibadah shalat fardhu hanya di rumah saja. Saya baru berani shalat fardhu berjamaah di masjid 3 builan terakhir. Itu pun saya tetap memastikan pakai masker. Bukan hanya soal takut tertular Covid-19, akan tetapi juga takut menularkan. Semisal sejak pulang dari Malaysia akhir Februari lalu, saya pernah berstatus ODP yang membuat saya menghindari shalat di Musholla atau masjid khawatir malah membawa penyakit. Bahkan di Malaysia kami sempat kontak dengan beberapa turis dari kapal pesiar.

Ibadah Ramadhan tahun ini pun berat karena hanya di rumah saja. Sungguh pengalaman yang membuat sedih dengan suasana Ramadhan yang jauh berbeda dibanding biasanya. Di penghujung bulan puasa, kami hanya bisa bersilaturrahim dengan keluarga melalui video call saja. Padahal tiket mudik sudah disiapkan jauh-jauh hari. Tapi hikmahnya adalah saya belajar menjadi Khatib Idul Fitri setelah dulu di perumahan sempat memimpin Shalat Ied. Beruntungnya saya dikirimi khutbah Idul Fitri dari Ustadz Sarwat.

Alhamdulillah tahun ini juga bisa berpartisipasi dalam ibadah Qurban. Semoga Allah Swt memampukan terus agar bisa istiqomah di tahun-tahun mendatang. Pada dasarnya ibadah ini cuma butuh niat yang kuat, bukan menunggu mampu. Namanya berkorban, sudah pasti memang harus ada yang dikorbankan. Biasanya misalnya bisa makan enak di restoran, bisa dikorbankan sebagian dananya untuk tabungan Kurban. Biasa jalan-jalan setiap bulan, bisa berkorban untuk setidaknya 3 bulan sekali baru bepergian. Bisa saja membeli smartphone terbaru, berkorban menahan diri selama yang sekarang masih normal dan bisa dipakai tidak perlu beli yang baru. Semuanya hanya butuh niat kuat. Semua orang bisa berkurban.

Hafalan Qur’an masih mentok di Juz 28. Ini juga sama sebenarnya soal niat. Bertahun-tahun Juz 28 belum selesai juga. Tapi yang disyukuri adalah di tahun ini jadi banyak belajar kosakata bahasa Arab Al-Qur’an karena sejak pandemi mencoba menghafal Qur’an dengan artinya juga.

Pekerjaan

Pencapaian terbaik dalam pekerjaan di tahun ini adalah bisa bekerjasama dengan Microsoft untuk menyediakan platform Office 365 for education yang alhamdulillah bisa dinikmati oleh semua civitas sekolah mulai dari murid hingga guru. Usaha go-digital cukup tercapai terutama akibat pandemi Covid-19 ini. Anak-anak dan guru di sekolah mulai terbiasa menggunakan platform belajar online.

Tahun ini juga masih bisa mendamping anak-anak mengunjungi negara tetangga, meskipun berubah dari rencana akibat Covid-19. Butuh perjuangan keras juga untuk meyakinkan para orang tua mengizinkan putra putrinya mengingat awal tahun saat di Indonesia masih belum ada kabar virus Corona, di Singapura sudah orange code level. Mayoritas orang tua tidak setuju anak-anak ke luar negeri. Tapi alhamdulillah, kerja keras anak-anak luar biasa sehingga kami tetap bisa mengunjungi Melaka dan banyak tempat di Malaysia.

Tahun ini juga dikenalkan dengan Emas EOA. Jadi selain mengajar ada sedikit usaha sebagai toko emas berjalan. Usaha lain yang mulai ditekuni sejak masa karantina Covid-19 adalah berjualan buku. Melalui platform whatsapp dan instagram, saya meluncurkan toko buku online @macabuku.id. Tujuan besarnya sih membumikan buku dan memundahkan keluarga di Indonesia untuk memperoleh media literasi. Awalnya hanya iseng berbagung sebagai Book Advisor bersama mandira, akhirnya sekarang menjadi reseller beberapa penerbit buku. Penghasilannya juga lumayan bisa buat tabungan pendidikan anak juga membeli buku-buku bermutu untuk anak-anak di rumah.

Hobi

Ini dia PR besar di tahun 2020. Tercatat hanya 5 tulisan di blog ini yang berhasil diterbitkan. Dan 4 tulisan di blog lainnya. Ini menandakan tahun 2020 ini sangat tidak produktif menulis. Padahal di sekitar banyak sekali ide-ide yang dapat menjadi bahan tulisan. Oya, itu pun 5 tulisan lain di Blog ini, isinya adalah konten kerjasama (hahahah).

Tahun ini juga mulai mencoba mengaktifkan channel youtube kembali yakni mengisinya dengan konten video pembelajaran. Masih jauh dari harapan sih. Pengennya setiap minggu selalu ada konten video secara bergantian, mulai dari video pembelajaran, video cover lagu, video lagu anak, video tips parenting, atau vlog lainnya. Pernah juga coba membuat Podcast Channel di Anchor.fm dan Spotify. Lagi-lagi PRnya adalah istiqomah.

Yang tidak tercapai adalah penulisan buku pengalaman belajar di Jepang akhir tahun 2019 lalu. Sudah ada draft beberapa halaman. Karena kesibukan, akhirnya dengan berat hati buku yang seharusnya bisa launching tahun 2020 ini sepertinya harus mundur tahun 2021 besok. Tapi bersyukurnya tahun ini dikenalkan dengan teman dan komunitas penulis. Sehingga insya Allah sebentar lagi buku antologi cerpen yang ditulis keroyokan dengan guru-guru di Kabupaten Tangerang segera terbit. Buku berisi 21 cerpen kisah penggugah jiwa tersebut sudah ada di penerbit dan siap diluncurkan awal tahun 2021 ini.

Keuangan

Bisa punya tabungan pendidikan untuk anak dan deposito adalah hal yang harus disyukuri. Masih ada sih utang. Utang cicilan rumah utamanya 😀

Sejak berjualan buku, alhamdulillah dapat tambahan lagi yang dialokasikan selain untuk membeli buku-buku buat anak juga untuk tabungan pendidikan mereka.

Pendidikan

Ada niat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Tapi sepertinya istirahat dulu sambil mencari peluang kuliah S3 di luar negeri. Negara impian untuk melanjutkan pendidikan adalah Finlandia dan juga Jepang. Kalau Jepang sudah merasakan memang berbeda dan rasanya cocok saja dengan gaya hidup minimalis, disiplin, dan saling menghormati. Finlandia dipilih selain karena jurusan pendidikannya di sana terbaik, juga karena aurora adalah salah satu bucketlist saya.

Tahun ini untuk mempersiapkan pendidikan ke Jepang saya akhirnya mulai lagi belajar bahasa Jepang. Niat sekali sampai belajar melalui aplikasi belajar bahasa Busuu. Alhamdulillah sudah tuntas hiragana.

Course lain yang saya ikuti di tahun 2020 ini banyak sebenarnya. Sayangnya yang tuntas hanya yang berkaitan dengan sekolah. Dua course tentang Neuroscience di udemy belum tuntas, pun begitu dengan course yang diikuti di Skill Academy. Semoga tahun depan beres ya.

Lainnya

Tahun 2020 ini alhamdulillah Allah kasih kesempatan kembali mengunjungi daerah-daerah baru. Meskipun ini bukan kali pertama saya ke Malang, tapi tahun ini ada banyak sekali tempat yang bisa dijelajahi selama 2 hari di Malang. Selain Malang, saya berkesempatan berkunjung ke Kampung Coklat Blitar, tanah kelahiran bapak bangsa, Bung Karno.

Pengalaman seru lainnya adalah bisa tahu Pacitan dan beberapa pantai disana. Jadi tahu juga ada Raja Ampat kecil disana. Sungguh pengalaman yang sangat berkesan menginap 2 hari 2 malam di tepi pantai watu karung.

Penghujung tahun juga ditutup dengan kunjungan ke pulau tetangga tanah kelahiran saya. Bumi laskar pelangi yang hanya beberapa menit naik pesawat itu akhirnya dikunjungi lagi bersama keluarga setelah terakhir saat SD. Kami berkesempatan mengunjungi tempat syuting film Laskar Pelangi bahkan menyeberang ke pulau fenomenal di Kepulauan Bangka Belitung, yakni Pulau Lengkuas dengan perjalanan yang cukup mencekam karena ombak setingi lebih dari 4 meter membuat kapal yang kami tumpangi terombang ambing. Hororrnya melebihi ketakutan saat naik Kora-kora di Dufan 😀

Akhirnya, mari menutup tahun 2020 ini dengan rasa syukur. Meskipun Allah Swt datangkan Coronavirus, tentu ada banyak hikmah dari hadirnya penyakit ini. Saya kehilangan beberapa teman baik yang gugur karena tertular penyakit ini. Hikmah besarnya adalah menjaga pola hidup agar bisa survive.

bye-bye 2020

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *