Hari Pertama Sekolah yang Bermakna Bagi Anak

By | July 18, 2016

Hari ini tagar #HariPertamaSekolah cukup trending di linimasa. Memang hari ini adalah hari pertama sekolah di tahun ajaran yang baru, yakni tahun pelajaran 2016/2017. Untuk yang baru saja masuk ke sekolah yang baru tentu hari ini menjadi sangat spesial. Di tahun-tahun yang lalu kegiatan Masa Orientasi Sekolah atau lebih sering disingkat dengan MOS adalah awal kegiatan di hari-hari pertama di sekolah baru. Sayangnya kegiatan yang seharusnya memberikan manfaat pengenalan tentang lingkungan yang baru (baca : sekolah) terkadang diisi dengan kegiatan-kegiatan yang kurang mendidik seperti rambut harus dikuncir warna-warni, memakai kaos kaki belang (berbeda warna), membawa tas yang tak semestinya. Yang lebih parah kegiatan perpeloncoan dari senior ke junior kerap dilakukan sehingga kegiatan MOS justru berefek negatif dan rawan jadi ajang balas dendam.

Beruntungnya Kemendikbud yang sekarang sudah melarang praktik MOS seperti yang saya sebutkan di atas. Untuk menghilangkan kesan MOS yang seperti itu namanya pun diganti menjadi MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Melalui Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru, Kemdikbud mengeluarkan regulasi penyelenggaraan MPLS yang lebih manusiawi, sesuai tujuan pendidikan yakni memanusiakan manusia.

Sayang, program bagus tersebut tidak begitu efektif ketika di lapangan. Buktinya tadi pagi ketika berangkat ke sekolah, penjual balon gas warna-warni masih ramai di dekat sekolah-sekolah. Namun saya sudah tidak menemukan adanya siswa baru yang membawa tong sampah, tas dari karung goni, pita warna-warna dan atribut lainnya seperti MOS tahun sebelumnya. Tapi ini baru dugaan awal saja kok. MPLS masih beberapa hari kedepan. Semoga pelaksanaannya bisa sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh Kemdikbud.

Beginilah Perbandingan Atribut MPLS yang Benar dan yang Salah (sumber : Kemdikbud)

#HariPertamaSekolah juga diramaikan dengan himbauan Pak Anies bagi para PNS dan pegawai swasta lainnya untuk mengantarkan anak di hari pertama. Meskipun sebenarnya himbauan Pak Anies ini justru sudah dilakukan para orang tua di kampung-kampung. Hanya saja beda esensi. Kalau Pak Anies berharap para orang tua bisa mengenal guru atau wali kelas baru anaknya serta mengetahui program-program dan aturan di sekolah, orang tua yang dulu malah rebutan kursi untuk anaknya. Dahsyatnya lagi ini masih terjadi hingga hari ini. Cerita teman yang yang tadi ikut mengantarkan anaknya masuk ke sebuah Sekolah Dasar di Kabupaten Tangerang, sekolah sudah diberondong oleh para orang tua sejak pagi buta bak demonstran sedang menuntut kenaikan upah. Tak lain tujuannya adalah apa lagi kalau bukan rebutan kursi. Teman saya ini sampai menegur ibu-ibu yang menyerebot masuk hingga hampir jungkir balik. Beliau bahkan sempat meminta sekolah menertibkan hal ini.

Para Orang Tua ini Rela datang Pagi untuk Merebut Kursi yang terdepan bagi anaknya (sumber gambar : Kaskus)

Lucunya lagi pengalaman serupa juga terjadi di luar Tangerang. Menurut teman saya melalui komentarnya di Facebook, dulu ketika dia kecil jam 4 pagi sudah datang ke sekolah untuk merebut kursi agar bisa duduk di barisan paling depan. Dan yang membuat saya tambah terkekeh adalah pengakuan serupa dari teman yang tinggal di Balikpapan. Lho, bisa seragam gini :-D. Tapi jujur, dulu semasa SD saya belum pernah rebutan kursi seperti itu di Bangka. Mungkin sampai hari ini juga tidak sepertinya.

Sebenarnya apa yang Pak Anies rencanakan untuk #HariPertamaSekolah sudah jauh lebih dahulu dilakukan sekolah kami, Sekolah Al-Amanah Tangerang. Berhubung pendekatan dan kurikulum belajar kami yang tidak sepenuhnya mengikuti kurikulum pemerintah, maka sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai (dan anak-anak masuk sekolah) sudah dilakukan sosialisasi pembelajaran kepada orang tua. Sosialisasi ini selain mengabarkan tema pembelajaran satu tahun, kegiatan besar, dan beberapa materi belajar yang sudah direncanakan guru berdasarkan evaluasi anak juga dilakukan simulasi pembelajaran dimana orang tua ikut belajar seperti murid SD agar tahu bagaimana cara guru menyampaikan materi kepada anak. Orang tua juga dikenalkan dengan wali kelas anaknya sehingga tau harus berhubungan banyak dengan siapa. Disinilah para orang tua menyepakati adanya forum guru baik forum nyata maupun melalui dunia maya (grup whatsapp) dimana orang tua bisa berbagi pikiran dan perkembangan anak dengan orang tua lain dan semua guru yang mengajar anaknya.

Jauh sebelum itu pula untuk anak-anak yang baru sudah dilakukan observasi awal dimana di masa observasi tersebut anak bersekolah seperti biasa namun di tempat yang baru. Anak-anak yang datang dari TK yang beragam ini dilihat dan diamati perkembangannya beberapa hari oleh beberapa orang guru agar diketahui perkembangannya dan dirancan kurikulum pembelajaran sesuai dengan kebutuhannya.

Kegiatan Menyambut Anak Sejak Pagi di Sekolah Al-Amanah Tangerang Tidak Hanya di Awal Tahun, namun Setiap Pagi

Kegiatan Menyambut Anak Sejak Pagi Seperti Ini di Sekolah Al-Amanah Tangerang Tidak Hanya di Awal Tahun, namun Setiap Pagi

Di #HariPertamaSekolah, guru sudah berbaris rapi menyambut anak-anak sambil berjabat tangan dan menanyakan kabar mereka satu persatu mulai dari gerbang sekolah. Di kelas, Selain berkenalan dengan wali kelas dan guru yang baru, anak-anak kelas rendah dikenalkan dengan aturan-aturan kelas serta alasan mengapa aturan tersebut dibuat.  Sedangkan anak-anak di kelas tinggi (kelas 5 ke atas)yang sudah berada di tahapan perkembangan formal operasional (menurut Jean Piaget) diajak untuk membuat aturan bersama serta membentuk struktur organisasi kelas. Mereka juga dihadapkan dan terlibat dengan tujuan dan target pembelajaran serta mengelola bagaimana rencana belajar yang sudah direncanakan bersama tersebut bisa sukses dilaksanakan untuk satu semester atau bahkan satu tahun kedepan (mem-breakdown proyek-proyek besar satu tahun atau satu semester). Semua dilakukan melalui diskusi dengan penuh kehangatan dan suka cita.

Begitulah #HariPertamaSekolah yang menyenangkan sekaligus bermakna bagi anak. Apa yang diinginkan dan direncanakan oleh Kemdikbud sudah cukup baik. Tinggal semuanya kembali kepada pola pikir masyarakat Indonesia sendiri termasuk di dalamnya guru. Mau terus seperti sekarang ini sehingga pendidikan di Indonesia jalan di tempat, atau mau berubah?

3 thoughts on “Hari Pertama Sekolah yang Bermakna Bagi Anak

  1. Kaos Dakwah

    Saya setuju dengan keputusan dari pak Mendikbud, supaya orang tua memiliki perhatian lebih terhadap anaknya dalam hal pendidikan

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *