Setelah berhenti di Telaga Sarangan, perjalanan kami dari Ngawi menuju Jogjakarta dilanjutkan dengan mengunjungi tempat wisata yang sudah saya dengar sebelumnya, namun belum kesampaian sama sekali. Tapi kesempatan akhir tahun tersebut akhirnya membuat saya kesampaian mengunjungi Grojogan Sewu, air terjun yang termasuk jajaran 5 air terjun tertinggi di Pulau Jawa.
Air terjun Grojogan Sewu ini terletak di kecamatan Tawangmangu, kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Ya, kabupaten Karanganyar ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan propinsi Jawa Timur. Letaknya juga persis di kaki Gunung Lawu, gunung pembatas antara dua propinsi di pulau Jawa ini.

Saat kami kunjungi, debit air sedang kecil karena musim kemarau
Grojogan Sewu sendiri berarti air terjun. Sewu dalam bahasa Jawa diartikan seribu yang merupakan seribu pecak (telapak kaki orang dewasa) yang dipakai untuk mengukur ketinggian air terjun ini. Menurut wikipedia, tinggi air terjun ini adalah sekira 81 meter.
Kami tiba saat musim kemarau. Sehingga air terjun yang biasanya melimpah ruah, debitnya tidak begitu besar. Namun perjuangan untuk sampai ke bawah air terjunnyalah yang luar biasa. Dengan menggendong Alaric, saya harus turun naik tangga sebanyak 1250 anak tangga. Wow, sampai pegal tangan saya karena Alaric maunya digendong sepanjang perjalanan.

Monyet liar sepanjang perjalanan
Oya, sepanjang perjalanan banyak sekali monyet-monyet liar berkeliaran. Monyet-monyet ini bahkan sudah mulai ada sebelum kita masuk ke pintu gerbang dan tempat pembelian tiket. Sangat disarankan untuk tidak membawa makanan karena bisa jadi monyet-monyet yang dibiarkan liar ini merampasnya dari tangan kita. Ini kejadian ketika Alaric sedang minum susu di atas (dekat gerbang utama). Susu kotak yang sedang diminum Alaric dirampas oleh salah satu monyet yang sepertinya memang sudah lama mengincarnya.
Mitos Jembatan Cinta
Kita memang tidak diperbolehkan untuk mandi langsung di bawah air terjun. Berhubung lumayan tinggi, ditakutkan ada batu atau benda yang ikut jatuh bersama air terjun membahayakan tubuh kita yang berada di bawahnya. Tapi, ada aliran air yang bisa dipakai untuk bermain atau sekedar membasuh kaki.

Alaric dan Mas Apud senang sekali main di aliran air ini, sampai lupa botol susunya dicuri monyet
Di atas aliran air inilah terdapat jembatan cinta. Mitos yang berkembang, kalau ada pasangan yang melintasi jembatan ini kemudian berhenti maka hubungan mereka setelah pulang dari Grojogan Sewu akan menjadi tidak harmonis. Tapi toh hanya sekedar mitos. Buktinya banyak juga pasangan yang sibuk selfie di jembatan cinta tersebut.
Jika teman-teman sedang ke daerah Klaten, Karanganyar, dan sekitarnya tak ada salahnya mengunjungi objek wisata ini. Tentu siapkan dulu tenaga untuk mendaki gunung lewati lembah anak tangga yang jumlahnya ribuan itu :-D. Oya, ada harga yang berbeda untuk turis domestik dan internasional jika ingin sampai di air terjun ini. Untungnya saya ikut rombongan, kalau tidak saya dikira turis mancanegara *hahahah…abaikan.

Pemberlakuan harga tiket yang berbeda untuk turis domestik dan internasional
Yes!! AKhirnya berhasil mendaki 1250 anak tangga!
saya pernah ke air terjun ini sekali. pada jaman saya sd dulu, pemandangan air terjunnya masih hampir sama rasannya. indah
Begitu ya mas? Saya ga bisa bandingin soalnya baru pertama. Tapi kata pak ketua yayasan yang udah dari bujang pernah beberapa kali kesini, sekarang lebih kecil berhubung musim kemarau.
Nah ini yang lumayan bikin senam saat naiknya.. kl turun mah asik ya.. hihihihihi
Saya kok dua-duanya pegel ya.. mo naik, mo turunnya juga
Wow 1250, olahraga 😀
Pararegeul kata orang sunda mah’ ?
Air terjunnya bener2 Amazing, bangett tuh kang 🙂