Kunci Sukses Mendisiplinkan Anak

By | November 27, 2015

Di tulisan sebelumnya, kita menyepakati bahwa dalam disiplin harus ada usaha menjadikan anak belajar atas kesalahannya dan untuk berperilaku lebih baik dari sebelumnya. Dari pengalaman saya selama berinteraksi dengan anak-anak, Disiplin yang baik berasal dari hubungan yang baik. Jadi akan sangat tidak mungkin mengharapkan anak atau siswa berperilaku baik jika hubungan antara guru atau orang tua dan anak tidak mulus. Hubungan yang buruklah yang menghasilkan disiplin anak yang buruk.

Ditambah lagi, meskipun semua orang tua sangat ingin memiliki anak yang disiplin atau berperilaku positif, tak banyak dari mereka yang memahami bagaimana memulainya. Akibatnya, kebanyakan orang tua dan guru mengambil jalan pintas dengan memarahi anak. Padahal menurut ilmu neurosciences, memarahi anak akan memutuskan sel-sel saraf mereka.

Setidaknya, ada 3 kunci sukses dalam mendisiplinkan anak :

1. Berikan Perhatian Penuh
Memberikan perhatian penuh ini bukan berarti orang tua harus berada 24 jam – 7 hari seminggu bersama dengan anak. Namun sediakan waktu sejenak untuk dekat dengan mereka dalam sehari, mainlah bersama anak-anak memainkan apa yang mereka inginkan. Bermain bersama anak membantu mereka mengungkapkan apa yan dipendamnya, selain membangun kedekatan kita terhadap anak.

Rasulullah Saw sendiri menyeru setiap orang tua agar ikut bermain bersama anak. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Asakir, beliau bersabda “Barang siapa memiliki anak kecil, hendaknya bermain dengannya”. Bermain bersama anak juga dicontohkan bagaimana beliau sangat senang dengan kehadiran cucunya, Hasan dan Husein.

Beberapa anak yang bermasalah di sekolah kami, bermula dari kurangnya perhatian dari orang tua (atau juga guru). Kebanyakan dari mereka yang perlu perhatian penuh untuk lebih berdisiplin adalah anak-anak yang kurang perhatian dari orang tua, khususnya ketika ayah dan ibunya bekerja. Padahal sulit meminta anak bertingkah laku sopan bila kita tidak bersama dengan mereka karena anak-anak biasanya harus sering diingatkan dengan aturan-aturan.

2. Berikan Waktu untuk Anak Berlatih
Ketika kita berpikir bagaimana mendisiplinkan anak, yang perlu kita ingat bahwa disiplin bermakna belajar dan mengajar. Ada proses di dalamnya. Oleh karena itu penting bagi kita orang tua dan guru untuk membantu mereka menemukan pilihan-pilihan yang baik dalam bertindak. Berikan waktu bagi anak untuk memikirkan dampak tingkah laku positif dan menggantinya dengan pilihan yang positif. Dengan memberikan informasi-informasi yang positif, anak diharapkan dapat berpikir dan akhirnya akan menghentikan tingkah lakunya yang tidak disiplin.

3. Buat Batasan atau Aturan
Beberapa orang tua tidak memberikan batasan atau aturan untuk anak-anaknya karena dikhawatirkan aturan-aturan atau batasan tersebut dapat membebani anak. Sehingga orang tua cenderung membolehkan anak melakukan banyak hal tanpa batasan yang jelas. Akibatnya orang tua menjadi lebih mudah dikendalikan anak.

Padahal aturan justru bentuk perasaan cinta dan sayang kepada anak. Memberikan aturan akan membantu anak tumbuh menjadi anak yang kuat, percaya diri, dan mampu mengendalikan dirinya sendiri. Namun pemberian aturan harus diikuti alasannya sehingga anak benar-benar tahu kenapa aturan tersebut harus dilaksanakan. Orang tua pun harus melaksanakan aturan tersebut secara konsisten.

Discipline with love

Discipline with love

Terkadang, aturan diikuti oleh konsekuensi. Berikan konsekuensi yang logis dari pelanggaran sebuah aturan agar anak mampu membuat hubungan di masa mendatang mengenai kenapa aturan tersebut penting dilakukan. Sebagai contoh, anak yang bicara terlalu keras kepada gurunya, guru menolak mendengarkan anak sampai anak mampu menurunkan volume suaranya (mengenai Konsekuensi yang Logis ini kita bahas di tulisan berikutnya).

Akhir kata, mendisiplinkan anak adalah bagaimana membuat mereka belajar dan berubah dari berperilaku negatif menjadi anak yang berperilaku positif bukan untuk menghukum mereka. Memberikan batasan atau aturan yang dibutuhkan anak harus diikuti dengan sikap konsisten, tegas, namun penuh kasih sayang.

6 thoughts on “Kunci Sukses Mendisiplinkan Anak

  1. Zaki Sulistya

    Boleh juga tipsnya. Tapi jangan terlalu overprotective karena hanya akan menciptakana anak yang suka berbohong kepada orangtuanya. Kalo bisa hubungan anak-orangtua itu seperti teman tetapi saling menghormati agar orangtua akan lebih mengerti anak.

    Reply
  2. Jefry Dewangga

    Perhatian orang tua terhadap anak memang merupakan faktor utama keberhasilan mendidik anak. Dari sekian orang tua yang saya amati, kebanyakan mereka kurang mampu memberikan perhatian kepada anak. Kalaupun mampu gitu, seringnya salah dalam mengekspresikan rasa perhatian tersebut, semisal anak pulang sekolah terlihat murung dan bermalas-malasan, orang tua malah memerahinya. Kan lebih baik di tanyai terlebih dahulu, mengapa ia bersikap demikian. πŸ™‚

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *