Stop Video Games! Permainan Tradisional Jauh Lebih Baik

By | August 28, 2015

Sebagai guru, saya menjadi paham benar dampak Video Games, baik dari Gadget, Komputer, maupun console semacam Playstation ataupun GameBox. Beberapa anak yang sudah terpapar, menunjukkan gejala negatif terutama pada perilakunya di sekolah. Secara emosional, beberapa anak pecandu video game tampak menjadi anak yang tertutup dan bergerak tanpa kontrol. Bahkan ada anak yang membutuhkan waktu transisi lebih dari 2 jam agar dapat bergabung dalam kelompoknya di TK maupun SD. Itu pun tidak bisa langsung bermain bersama teman, apalagi mengerjakan tugas di Sentra.

Perilaku agresif pun sering ditampilkan oleh anak-anak yang sudah terlanjur menggandrungi Video Game. Jika terlibat konflik dengan teman, gesekan secara fisik sering terjadi. Kalau sudah begini, guru di sekolah yang repot. Kebanyakan orang tua di rumah memberikan video game kepada anak dengan alasan menginginkan anaknya tenang di rumah dan tidak main di luar. Padahal, dampak negatifnya jauh lebih besar. Dampak secara psikis tersebut kadang diikuti pula dengan dampak secara fisik seperti pola makan anak yang menjadi tidak sehat karena keasyikan bermain game.

Menggalakkan Lagi Permainan Tradisional

Dunia main memang tidak lepas dari hidup anak. Bahkan menjadi kebutuhan. Namun, guru dan orang tua harus pandai-pandai memilih mainan yang tepat bagi anak. Alih-alih membuat anak menjadi cerdas, video game (termasuk game yang ada di dalam gadget) malah merusak perkembangan anak. Pernah saya melihat sebuat postingan di Facebook, bahwa sekelas Pendiri Apple saja melarang anaknya menggunakan iPad.

Main Lidi

Main Lidi : Melatih Kefokusan, Ketelitian, dan Fine Motor (sumber : artthrob.co.za)

Karena dunia anak adalah main, salah satu solusi yang tepat adalah menggalakkan lagi berbagai permainan tradisional. Buat kita yang menjadi kanak-kanak di era 90-an tidak asing dengan berbagai permainan seperti engklek (di Bangka : Tamat), main kelereng, bola bekel, congklak, dam-daman, gobak sodor (di Bangka : Bilun), engrang, rorodaan, dan sebagainya. Permainan-permaianan tersebut bisa jadi sangat asing di telinga anak-anak jaman sekarang.

Banyak sekali manfaat permainan tradisional bagi perkembangan anak. Secara sosial, anak-anak yang terbiasa main bersama (bahkan sampai di tahapan main dengan kerjasama) akan terbangun kemampuannya dalam bekerja sama dengan orang lain. Belum lagi pembangunan karakter anak seperti sabar menunggu giliran. Beberapa permainan mensyarakat pemainnya untuk sabar dan antri.

Bola Bekel, sekarang bisa dibeli Online

Bola Bekel, sekarang bisa dibeli Online

Soal pembangunan motorik, permainan seperti engrang dan engklek sangat baik dalam melatih motorik kasar dan keseimbangan. Bola bekel dan main lidi juga dapat melatih ketelitian dan mengembangkan motorik halus anak. Jenis permainan lain semacam congklak dan dam-daman juga dapat melatih kemampuan berpikir anak. Anak yang mampu merancang berbagai strategi untuk memenangkan permainan, telah membiasakan berpikir logis sejak masa kanak kanak.

Dengan segudang manfaat di atas, rasanya tidak berlebihan jika pendiri komunitas hong, Zaini Alif, menginginkan agar permainan tradisional dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Tak perlu jam khusus, pembiasaan permainan tradisional di sekolah diharapkan dapat dibawa pulang ke lingkungan rumah.

10 thoughts on “Stop Video Games! Permainan Tradisional Jauh Lebih Baik

  1. Nisrina RN

    permainan tradisional memang menyenangkan, tapi sepertinya orang tua saja lebih mendekatkan anak pada game2 di gadget ketimbang halma, bekel, gobaksodor dan sebagainya

    Reply
    1. bangsaid Post author

      ( •̃͡⊝̮•̃͡)( •̃͡⊝̮•̃͡)๏ђέђέђέђέ๏( •̃͡⊝̮•̃͡)( •̃͡⊝̮•̃͡)
      Iya nih para orang tua. Makanya saya ajak untuk menggalakkan lagu permainan tradisional di lingkungan rumah & sekolah

      Reply
    1. bangsaid Post author

      Itu lho mas setumpuk lidinya dijatohin. Trus kita dibekelin satu lidi untuk misahin satu-satu. Ga boleh bikin lidi lain bergerak 😀

      Reply
  2. Zizy Damanik

    Duh saya rindu dengan permainan tradisional, karena dulu itu terasa sekali bagaimana permainan ini melatih kita dari segala aspek.
    Di rumah ada nih congklak. Biar anak juga tahu gimana permainan jaman dulu kan.

    Reply
    1. bangsaid Post author

      Iya kak. Penting banget dikenalin. Gak hanya soal melestarikan, namun juga banyak manfaat dari berbagai permainan tradisional tersebut

      Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *