Persiapan Mudik Naik Pesawat Bersama Bayi Al

By | July 12, 2015

Ini mudik kedua anak saya Alaric. Tentu banyak yang dipersiapkan berhubung Alaric masih berusia bayi di bawah 2 tahun. Pengalaman mudik perdana di tahun kemarin membuat kami lebih mempersiapkan dengan matang mudik di tahun ini. Misalnya urusan tiket pesawat atau bekal selama perjalanan. Saya dan isteri belajar banyak dari perjalanan pulang kampung sebelumnya.

Mudik bersama bayi memang perlu persiapan yang matang. Pertama soal kesehatan. Sudah sedikit was-was sama kesehatan Alaric mengingat sejak awal puasa, sakitnya sembuh satu lanjut sakit yang lain. Beberapa hari menjelang keberangkatan, Al malah terserang pilek. Tadinya saya ingin memundurkan jadwal keberangkatan. Tapi tambahan biaya reschedule tiket pesawat saat mudik seperti ini luar biasa mahalnya. Akhirnya kami putuskan untuk mengusahakan agar Al segera sehat. Syukurlah Al yang tadinya lemas karena tak mau makan selama seminggu lebih, akhirnya mulai bersemangat. Sehingga ketika jadwal keberangkatan Al sudah cukup sehat.

Kami diantar oleh Kakek Al ke bandara. Setelah proses check in, saya mulai berusaha membangun aura kegembiraan untuk Al. Mudik kali ini harus menyenangkan. Untungnya di Bandara Soekarno Hatta disedikan playground. Al kami biarkan menikmatinya, bermain sepuasnya. Harapan kami selain membuat Al senang, tentu berharap dia capek dan bisa tertidur di dalam pesawat. Tak mau kejadian di pesawat tahun kemarin terulang kembali dimana Al mengajak main sehingga sedikit mengganggu penumpang lain di sebelah kami.

Main di playgorund Bandara sebelum berangkat

Main di playgorund Bandara sebelum berangkat

Mainan favorit juga tidak lupa dibawa. Sebaiknya mainan kesenangan anak ini dibawa ke kabin pesawat sehingga jikalau ternyata tidak tidur, kerewelan bayi bisa sedikit berkurang karena ada mainan yang bisa dimainkannya. Al membawa 2 mobil-mobilannya, 1 gerbong kereta, dan 1 boneka karet bebek teman mandinya. Sayangnya buku favorit Al (Al-Qur’an terjemah Syamil dengan gambar sampul ikan-ikan) tidak sempat dibawa.

Kami juga menyiapkan makanan kecil untuk Al. Meskipun perjalanan naik pesawat hanya satu jam, tetap saja makanan dan minuman dibutuhkan bayi/ balita. Sebaiknya bawa makanan yang simple saja namun padat kalori. Kami membawa roti unyil, biskuit, dan beberapa kotak susu UHT kesukaan Al. BUah-buahan juga cocok jika perjalanan mudiknya tidak lama seperti kami. Tapi jika perjalanan mudik dengan moda transportasi darat tentu bekalnya lebih banyak lagi.

Namanya mudik bersama bayi atau balita. Sudah barang pasti segela jenis perlengkapan bayi dibutuhkan. Obat-obatan P3K seperti minyak telon, minyak kayu putih, obat luka, tisu basah dan kering harus dibawa. Barang-barang ini juga tak perlu masuk bagasi. Dan yang harus pasti dibawa adalah popok sekali pakai. Jangan sampai rempong sendiri seperti mudik Al pertama kali. Dimana saat itu Al malah buang air besar di ketinggian :-D. Tak mau kejadian ini terulang, selain mengatur pola makan Al kami juga menyiapkan popok pengganti. Semua jenis perlengkapan bayi ini bisa ditempatkan di satu tas kecil yang ditenteng ke kabin pesawat.

Alhamdulillah meskipun tak tidur sepanjang perjalanan, Al tidak terlalu rewel di mudik keduanya kali ini. Mudah-mudahan tips ini bermanfaat untuk teman-teman yang membawa bayi mudik naik pesawat ya…

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *