Ekonomi sedang Sulit, Lebaran di Bangka tetap Semarak

By | July 26, 2015

Buat saya dan keluarga, lebaran tahun ini agak sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Perbedaan itu nampak jelas pada tidak banyaknya kue-kue kering di meja rumah Ibu yang tak seperti biasanya. Maklum, kondisi ekonomi di Pulau Bangka tidak sedang bagus. Bahkan bisa dibilang cukup sulit. Harga karet yang turun ditambah tutupnya PT. Koba Tin sebagai penambang timah dan pengurangan karyawan PT. Timah membuat perekonomian di Pulau Bangka cenderung melemah. Efeknya tadi, jenis kue-kue yang dihidangkan mungkin tidak sebanyak tahun kemarin.

Sedikit kue-kue kering dan sepiring kue basah saja

Sedikit kue-kue kering dan sepiring kue basah saja

Tapi bila dibandingkan dengan di daerah lain, lebaran di Pulau Bangka tetap semarak. Sebut saja aneka minuman kemasan baik gelas, kaleng, maupun kardus tetap laris manis. Di rumah ibu saja tersedia lebih dari 10 dus aneka softdrink mulai dari teh, cincau, sarang burung, sampai aneka minuman bersoda. Semuanya tak beli. Ibu banyak mendapatkan dari sodara atau toko-toko langganan yang memberikan THR.

Begitu juga dengan daging. Meskipun keadaan ekonomi tidak terlalu baik, melambungnya harga daging tak menyurutkan warga Bangka untuk membelinya sebagai bekal hari raya. Tanpa rendang, seperti lebaran tak terasa lengkap. Berbagai startegi dilakukan. Ibu saya sudah membeli daging seminggu sebelum lebaran, lalu menyetoknya di dalam freezer. Lumayan irit. Waktu ibu beli, harga daging masih di angka 100.000 per kilogram. Sedangkan H-1 menjelang hari raya, harga daging sudah beranjak ke angka 160.000 per kilogram. Ini pun masih dibeli oleh sebagian besar warga.

Untuk warga kurang mampu pemerintah setempat menyediakan daging dengan harga subsidi. Hanya 40ribu rupiah per kilogram. Sangat terjangkau, dan membantu warga miskin agar dapat menikmati daging di hari raya seperti warga lainnya. Hal ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir di Kabupaten Bangka Tengah, tempat orang tua saya tinggal. Setidaknya lebih dari 100 keluarga di setiap desa dibantu dengan program daging murah di hari raya ini.

Gaya Alaric di Hari Raya

Gaya Alaric di Hari Raya

Geliat ekonomi yang melemah juga tak terlihat di pasar. Dua hari menjelang hari raya, saya dan bunda Al pergi ke BTC, Malnya orang Bangka 😀 *katanya sih. Niat kami membelikan Al beberapa potong baju hari raya untuknya. Ini pun sebenarnya dapat subsidi dari Ibu. Katanya THR untuk cucunya yang datang dari jauh ini. Kami pun mengelilingi pusat perdagangan terbesar di Kota Pangkalpinang tersebut. Suasana sangat ramai. Kami pun akhirnya berhenti di sebuah toko pakaian bayi. Disini pun kami harus berjubel ria dengan banyak orang yang juga datang membeli baju baru untuk lebaran anak-anaknya.

Lebaran di Bangka memang luar biasa. Yang katanya ekonomi sedang sulit, semarak hari raya tetap terasa.

 

2 thoughts on “Ekonomi sedang Sulit, Lebaran di Bangka tetap Semarak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *