Membangun Mimpi Anak Indonesia (Catatan KI Ciamis 2014)

By | April 19, 2014

“Ada yang tau facebook?”

Itulah pertanyaan pertama yang saya ajukan saat masuk ketiga kelas di SD Linggarsari 1 Ciamis pada Senin, 17 April silam. Saya tidak memulai Kelas Inspirasi tersebut dengan pertanyaan apa profesi saya ataupun siapa nama saya. Namun dengan pertanyaan tersebut, saya memperoleh feedback yang luar biasa. Terlebih di kelas 4, tidak hanya Facebook, hampir semua anak bisa menjawab berbagai aplikasi lain semacam BBM, WeChat, WhatsApp, KakaoTalk, Line, Opera Mini, Twitter, bahkan Instagram.

Tim Inspirator KI Ciamis

Sebelumnya saya sempat under expecting kepada anak – anak tersebut. Dengan kondisi yang jauh dari ibukota, saya kira akan sangat sulit bagi saya menjelaskan tentang profesi Software Engineer kepada anak – anak tersebut. Tapi kenyataannya, saya harus bilang WOW.

Hari Senin yang cerah tersebut, saya bersama 7 rekan lainnya dari berbagai daerah berkesempatan mengajar anak – anak di SD Linggarsari 1 Ciamis. Ketujuh teman – teman saya ini, orang – orang hebat. Bayu (Arsitek), Teh Dewi (Event Manager), Mba Wira (Kemdagri), Fazar (Flash Corner), Casim (Dosen), dan 2 orang lagi yang bertindak sebagai dokumentator (Fotografer dan Videografer), Sofie dan Dani. Kami semua (Berdelapan dan puluhan Volunteer lainnya di Kelas Inspirasi Priangan Timur) berkesempatan menjelaskan masing – masing profesi kepada anak – anak SD di Ciamis dan Tasikmalaya, sesuatu yang menantang tak hanya buat mereka namun juga buat saya yang sudah biasa berhadapan dengan anak – anak di sekolah.

Di Kelas Inspirasi (salah satu bagian dari program Indonesia Mengajar yang digagas pak Anies Baswedan) ini, kami harus menyampaikan beberapa poin penting, seperti nama profesi, apa yang dilakukan, apa manfaat, serta bagaimana bisa menggapai profesi tersebut. Selain itu penekanan yang penting dari hal – hal yang disampaikan adalah nilai kejujuran, kerja keras, dan kemandirian.

Meskipun mengajar bukan pengalaman pertama, tetap saja menjelang hari-H saya cukup deg-degan. Ditambah lagi saya akan berhadapan dengan jumlah murid setiap kelasnya yang berkali – kali lipat lebih banyak dari jumlah murid saya di sekolah. Saya pun harus mencari berbagai strategi bagaimana menjelaskan profesi Software Engineer dengan bahasa yang mudah dimengerti anak. Cukup kesulitan mengingat di sekolah tempat saya akan mengajar tersebut tidak menyediakan proyektor yang artinya saya tidak mungkin menggunakan laptop atau file presenstasi berbasis powerpoint.

Saya akhirnya memilih strategi analogi dan simulasi dan membuat lesson plan. Inilah pekerjaan membuat lesson plan tersulit mengingat saya belum tahu seperti apa anak – anak yang akan saya hadapi di hari Inspirasi. Saat praktik di lapangan, saya terkaget – kaget ketika akan masuk ke kelas 1, sang wali kelas berpesan bahwa banyak dari anak – anak yang masih belum paham benar bahasa Indonesia. WOW, cobaan apalagi ini, hehehe.

Pembelajaran di kelas 2 dan 1 berjalan cukup lancar. Ya… sekedar cukup lancar. Tapi di kelas 4, semuanya PECAH. Saya terbawa suasana. Anak – anak ini luar biasa. Lihatlah antusiasme mereka pada foto – foto berikut ini :

KI2

Kegiatan diakhiri dengan menuliskan cita – cita mereka pada pohon cita – cita yang kami siapkan. Ada yang ingin menjadi fotografer, pemain bola, agen FBI, penari, penyanyi, dokter, guru, bahkan artis. Tak lupa saya menanyakan siapa yang ingin menjadi software engineer dan beberapa anak perempuan terlihat mengacungkan tangannya. Di luar kami dan anak – anak menerbangkan balon yang telah ditempeliΒ  dengan cita – cita. Semoga semakin tingginya balon terbang, tinggi pula semangat anak – anak ini menggapai cita – citanya. Amiin…

Notes :

Di Kelas Inspirasi ini, tak hanya menginspirasi tapi juga saya terinspirasi oleh anak – anak SD tersebut. Begitu mudahnya teknologi diterima oleh mereka membangkitkan semangat saya untuk memanfaatkan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar dan memotivasi para software engineer untuk menghasilkan produk edukatif yang berguna bagi proses pembelajaran di sekolah.

Menerbangkan Mimpi Anak Indonesia

14 thoughts on “Membangun Mimpi Anak Indonesia (Catatan KI Ciamis 2014)

        1. bangsaid Post author

          Pada dasarnya saya memang guru. Tapi kali ini jadi guru di kampung orang πŸ˜€

          Reply
    1. bangsaid Post author

      Kapan – kapan mas Cum ikutan yuks… Berbagi pengalamannya sebagai culinary traveler

      Reply
  1. Yos Beda

    wah melihat suasana kelasnya seru dan cair banget ya mas saya jadi iri, dulu saya daftar jadi FG kelas inpirasi gagal, hahahahaha

    Reply
    1. bangsaid Post author

      Kapan itu mas? KI Jogja? Mas Yos mah pinter moto, harusnya bias lolos sih πŸ˜€

      Reply
    1. bangsaid Post author

      TerimaKasih kang Dani, sdh ambil foto2 kita πŸ˜€

      Reply
  2. Pingback: Tahun 2014 yang Luar Biasa | Evaluasi Akhir Tahun | Bangsaid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *