Taman Pintar, Wahana Belajar yang Menyenangkan

By | January 26, 2014

Setelah puas menikmati keindahan alam Gumuk Pasir Parangkusumo dan sempat mampir di Parangtritis untuk membeli sedikit oleh – oleh, rombongan kami berangkat menuju Taman Pintar di pusat kota Yogyakarta. Namun karena beberapa saat kemudian akan sholat Jum’at, kami menepi di rumah salah satu keluarga seorang guru TK yang mengajar di sekolah kami di daerah Samas. Disinilah saya mengikuti sholat Jum’at dimana sang Khatib menyampaikan khutbahnya dalam bahasa Jawa halus. Persis seperti bapak pendeta di Gereja Kristen Jawa yang juga berkhotbah dengan bahasa yang sama. Saya pun hanya bisa menerka – nerka apa pesan sang khatib untuk kami para Jama’ah.

Taman Pintar terletak di Jl. Panembahan Senopati persis di sebelah BPD DIY. Dari luar tampak jumlah pengunjung yang sangat banyak. Mungkin dikarenakan hari itu masih dalam suasana libur sekolah dan juga akhir pekan. Kami tiba sekira jam setengah 3 dan sempat bingung mencari lahan parkir karena Parkir Sriwedani sudah penuh. Sempat ingin parkir di halaman BPD DIY namun tidak diperbolehkan sekuriti disana. Saya pun sempat menghubungi mba Fajar dan beliau menyarankan untuk parkir di BI tepatnya di depan Taman Pintar. Karena bingung akhirnya kami hanya mengikuti saran sekuriti untuk mencari tempat parkir di basement pertokoan di jalan Pabringan. Tapi Alhamdulillah, kami masih dapat tempat parkir di sebalah Taman Budaya yang ternyata berhadapan langsung dengan Pasar Beringharjo yang terkenal itu. Owalah…

Di depan Rumah Batik

Kami pun dihadapkan oleh dua pilihan. Mau mencari oleh – oleh murah di Beringharjo, atau mau segera masuk ke Taman Pintar karena tak lama lagi juga tempat tersebut akan tutup. Akhirnya karena prioritas kami adalah belajar (bukan jalan – jalan :-D), kami segera berjalan kaki menuju Taman Pintar.

Tidak ada biaya apa – apa untuk dapat masuk ke Taman Pintar. Namun tentu saja, untuk dapat menikmati wahana yang ada, kita harus membeli tiket yang terpisah – pisah. Namun asyiknya, tiket semua wahana dipisah berdasarkan usia, sehingga anak – anak akan membayar lebih murah daripada orang Dewasa.

Wahana apa saja yang ada di Taman Pintar?

  • Planetarium
  • Gedung PAUD (khusus untuk anak – anak usia 2-7 tahun)
  • Wahana bahari (Kolam yang waktu kami datang, sedang direnovasi)
  • Gedung Kotak dan Gedung Oval (Wahana Belajar, untuk umum)
  • Gedung Memorabilia (Belajar sejarah : Mengenal tokoh – tokoh penting Indonesia dan juga Kehidupan Keraton Jogjakarta)
  • Rumah Gerabah
  • Rumah Batik

Masing – masing mempunyai harga tiket yang berbeda – beda. Misalnya untuk masuk ke gedung utama (Gd. Kotak dan Oval) kita dikenakan biaya tiket Rp 15.000,00 untuk dewasa atau Rp. 8.000,00 untuk anak – anak. Biaya ini sudah termasuk tiket ke Gedung Memorabilia. Jika ingin belajar lebih banyak tentang benda langit di Planetarium, kita harus membayar Rp 15.000,00 untuk tiket masuk. Sedangkan belajar membatik dan membuat gerabah masing – masing dikenakan biaya tiket Rp 5.000,00. Menurut saya semua harga cukup murah untuk wahana belajar yang juga cukup lengkap.

Waktu yang sempit tidak memungkinkan bagi kami masuk ke semua wahana. Kami pun hanya sempat belajar di Gedung Memorabilia, Gedung Utama, serta membatik sebentar di Rumah Batik.

Belajar Sejarah & Budaya di Gedung Memorabilia

Wahana pertama yang kami kunjungi adalah Gedung Memorabilia. Ada 3 konten utama

di wahana ini, yaitu Seja rah Kesultanan Yogyakarta, Sejarah Pendidikan, dan Kepustakaan Kepresidenan. Di bagian utama kita bisa mempelajari sejarah tentang Keraton Hadiningrat Yogyakarta yang saat ini dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X serta tentang Pura Pakualaman. Sejarah keraton menampilkan raja – raja yang pernah memerintah mulai dari Sri Sultan Hamengkubuwono I. Kita juga bisa belajar tentang beberapa adat jawa, mengenal beberapa abdi dalem, serta berfoto dengan patung – patung yang mencerminkan sosok – sosok “tentara” di Keraton. Disini saya sempat bar-narsis ria dengan mereka semua πŸ˜€

Bagian kedua adalah tempat kita mengenal sejarah pendidikan di Republik ini. Ada 2 tokoh utama yang dipublikasikan yakni Ki Hajar Dewantara, sebagai bapak pendidikan, KH Ahmad Dahlan dari kalangan Muslim Muhammadiyah, dan KH Hasyim Asy’arie dari kalangan Muslim NU. Kehidupan dan perjuangan mereka ditampilkan dalam poster – poster menarik serta interaktif melalui layar LCD.

Bagian terakhir adalah Zona Kepustakaan Presiden Indonesia. Disini, kita bisa mengenal lebih dekat 6 orang besar yang pernah dan sedang memimpin negara ini. Mulai dari bapak Ir. Sukarno hingga Bapak eSBeYe. Selain poster dan foto tentang kegiatan hidup mereka semua, ditampilkan juga replika barang favorit dari semua presiden RI tersebut. Misalnya, baju koko bapak Gus Dur atau Gitar Favorit dan beberapa album musik bapak SBY.

Budaya, Sains, dan Teknologi di Gedung Utama

Baik Gedung Oval maupun Gedung Kotak adalah gedung utama di Taman Pintar. Semua yang berkenaan dengan Sains dan Teknologi ada disini. Masuk pertama di Gedung Oval saja, kita sudah disambut oleh Akuarium Air Tawar yang dihuni berbagai jenis ikan dari ukuran kecil hingga besar yang mengingatkan saya akan wahana wisata Sea World di Jakarta.

Di Gedung Oval ini kita bisa melihat miniatur kehidupan pra-sejarah dengan aneka tumbuhan dan hewan yang pernah hidup di masanya. Selanjutnya kita bisa belajar tentang berbagai macam ekosistem di Indonesia mulai dari Pegunungan, Hutan, hingga Pantai. Yang ini juga lengkap dengan replika hewan – hewan yang hidup di dalamnya. Ada lagi Zona Agro tempat dimana kita bisa melihat teknologi pengolahan kelapa sawit.

Di Bidang Geografi, ada Zona Cuaca, Iklim, dan Gempa Bumi di lantai dua. Bahkan di zona ini kita bisa merasakan gempa bumi setelah masuk ke simulator rumah tahan gempa. Mungkin ini terinspirasi dari becana Gempa Bumi yang melanda Yogyakarta tahun 2006 lalu. Selain itu, berbagai demo dan alat peraga sains dapat menjadi sarana belajar Sains yang menyenangkan bagi anak – anak.

Di Gedung Kotak, Zona Budaya menjadikan Taman Pintar sebagai wahana belajar yang cukup lengkap. Mulai dari wayang, gamelan, batik, hingga keris dapat kita temukan disini. Selain itu terdapat Zona Pengolahan susu dimana saya sempat merekam bagaimana proses susu dibuat dari peternakan hingga sampai ke tangan konsumen.

Membatik dan Membuat Gerabah

Lagi – lagi karena waktu yang sempit, anak – anak hanya sempat mencoba membuat batik tulis. Oya disini, anak – anak langsung membatik dengan pola yang mereka inginkan. Sayang, mungkin dikarenakan sudah terlampau sore petugas yang melayani Rumah Batik saya rasakan kurang ‘tanggap’ mengingat semua pengunjung adalah pemula. Tidak ada tutorial ataupun peragaan yang dicontohkan disini. Kita hanya dijelaskan sedikit tahapan pembuatan batik.

Belajar Membatik

Kami menyelesaikan aktivitas di Taman Pintar menjelang maghrib dan tentu tidak sempat mengunjungi Benteng Vredeburgh yang tepat berada di sebelahnya. Sayang sekali… semoga lain waktu bisa kesana. Oya, semoga ulasan mengenai Taman Pintar ini membantu teman – teman yang ingin mendapatkan alternatif wisata di kota Yogyakarta. Berwisata sambil belajar tentu menjadi pengalaman yang menyenangkan. Persis seperti tagline Taman Pintar : Mencerdaskan dan Menyenangkan

12 thoughts on “Taman Pintar, Wahana Belajar yang Menyenangkan

    1. bangsaid Post author

      iya mas Gie. Sebaiknya dari pagi hari biar bisa belajar banyak

      Reply
  1. Jarwadi MJ

    saya yang orang jogja malah belum pernah masuk ke taman pintar, saya malah suka main ke kios2 buku di sebelah timur taman pintar, hehe

    Reply
    1. bangsaid Post author

      Saya juga baru tau ada kios buku murah di situ.
      Kemarin sempat nyari2 buku disitu juga. Oya dari taman pintar juga bisa masuk ke toko2 buku tersebut

      Reply
  2. fauzie

    Adanya taman pintar ini bisa jadi salah satu cara melestarikan kebudayaan bangsa. Semoga batik dan karya2 anak bangsa makin mendunia

    Reply
  3. Darin

    Harusnya tiap kota besar ada taman model beginian ya. Dijamin anak2 ngga melulu main game πŸ˜€

    Reply
    1. bangsaid Post author

      Wah… saya sebelum masuk jg udah pinter kang.
      ˘ ΒΊΛ‡ ΏΚΏЌΏΚ Λšβ€’β˜Ίβ€’ΛšΞΞšΞΠŒΞK

      Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *