Mendidik adalah Tugas Setiap Orang Terdidik (Review Indonesia Mengajar)

By | December 28, 2013

Ada yang tidak kenal Indonesia Mengajar? Wah… artinya kamu memang kuper sekali *dilempar sendal. Program yang diinisiasi oleh pak Anies Baswedan (Salah satu orang hebat Indonesia saat ini), mengirim para pemuda luar biasa ke pelosok – pelosok Indonesia untuk mengabdi menjadi guru SD. Ya… Guru SD yang oleh sebagian orang dipandang rendah.

Indonesia Mengajar dilatar belakangi oleh janji kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, program ini juga lahir dari keprihatinan akan 1001 masalah di dunia pendidikan, dimana guru merupakan komponen utamanya.  Karena pada kenyataannya, distribusi guru di Indonesia belum merata. Ditambah lagi kualitasnya yang rendah. Karena itulah Yayasan Indonesia Mangajar mengirimkan putra – putri terbaik Indonesia untuk ditempatkan di desa dan pelosok Indonesia yang jauh dari kenyamanan, tanpa listrik, sinyal telepon, bahkan mungkin sarana air bersih.

Ada 2 misi utama program ini : mengisi kekurangan guru (khususnya di jenjang SD, dimana kekurangan guru mencapai 66%) dan juga mencetak pemimpin – pemimpin berkelas dunia (competence class) yang memiliki pemahaman akar rumput (grassroot understanding). Harapannya anak – anak muda tersebut meskipun hanya satu tahun berada di sana mampu menebarkan optimisme, menjadi penggerak bagi perubahan perilaku anak didik, teman guru dan juga individu di daerah. Seperti slogan mereka, Setahun Mengajar Seumur Hidup Menginspirasi.

Aku dan Indonesia Mengajar

Pertama kali tahu program ini dari sahabat saya Untung Kasirin sekitar tahun 2011. Waktu itu belum terlalu antusias karena saya masih bekerja sebagai programmer di sebuah perusahaan IT di Jakarta Selatan. Namun ketika memutuskan resign dan mengajar di sebuah sekolah di pelosok Tangerang, saya kembali teringat akan program ini. Sayang saya batal mendaftarkan diri karena

Menjadi bagian dari #IndonesiaMengajar

sudah ada rencana melepas lajang tahun berikutnya sedangkan syarat untuk menjadi pengajar muda adalah tidak menikah 😀

Setelah itu saya hanya mengikuti perkembangannya. Mengunjungi blog para pengajar muda, membaca kisah inspiratifnya di blog maupun di buku Indonesia Mengajar, serta beberapa kali menyaksikannya di televisi atau datang langsung ke studio saat wawancara dengan para pengajar muda (sebutan untuk relawan guru yang ditempatkan di pelosok).

Saya jatuh cinta… semakin kagum dengan pemuda – pemudi luar biasa tersebut. Bayangkan, kebanyakan dari mereka adalah lulusan PTN ternama semacam UI, UGM, ITB, atau IPB. Bahkan beberapa orang merupakan lulusan cumlaude dan sudah bekerja mapan di perusahaan multinasional di dalam dan luar negeri. Lalu, kenapa mereka mau capek – capek tinggal di pedalaman dan mengajar sebagai guru SD? Saya semakin yakin kalau mereka memang calon pemimpin bangsa ini.

Kelas Inspirasi, Festival Gerakan Indonesia Mengajar, dan Indonesia Menyala

Niat untuk menjadi pengajar muda sebenarnya hampir tidak terbendung. Tapi saat ini saya mensyukuri, meskipun saya tidak menjadi bagian secara langsung di Indonesia Mengajar, saya juga membaktikan diri saya di ‘pelosok’ di pinggiran Tangerang sebagai seorang ‘pengajar muda’ *saya kan masih muda banget. Disanalah saya belajar dari anak – anak didik saya, sekaligus belajar menginspirasi banyak orang di sekolah dan sekitarnya.

Saya pun jadi sering mengikuti program yang diselenggarakan Indonesia Mengajar, diantaranya Festival Gerakan Indonesia Mengajar (FGIM) dan Bedah Program Indonesia Mengajar yang baru – baru ini dilaksanakan di kampus Universitas Indonesia.

Di FGIM, kita semua diundang untuk turun tangan berbagi inspirasi dan peduli dengan pendidikan negeri ini. Kita diajak untuk melakukan aksi nyata dan bekerja secara sukarela membuat berbagai media belajar yang nantinya dimanfaatkan untuk program belajar mengajar para pengajar muda di pelosok. Apa saja yang bisa dibuat di FGIM bisa dibaca sini.

Sedang serius membuat Kartupedia di #FGIM

Ada lagi program Indonesia Menyala yang merupakan program perpusatakaan di daerah – daerah penempatan para pengajar muda. Kita semua bisa turun tangan menjadi relawan (semisal kurir buku) atau donatur yang mendonasikan dana atau buku untuk pengembangan perpustakaan tersebut karena kebutuhan akan buku sangat tinggi sementara ketersediaannya sangat terbatas. Jenis buku yang dapat disumbangkan seperti komik anak, komik edukasi, atlas, buku dongeng anak, buku pelajaran SD (terutama kurikulum terbaru), dan juga mainan edukasi. Semua dapat dikirim ke kantor Indonesia Mengajar di Jalan Galuh II No. 4 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110. Selengkapnya mengenai program Indonesia Menyala, dapat dibaca disini.

Untuk teman – teman yang punya profesi non guru, juga dapat bergabung sebagai Relawan Kelas Inspirasi. Program ini sudah dilaksanakan dua kali selama tahun 2013 di berbagai kota besar di Indonesia. Kita dapat berbagi inspirasi mengenai pekerjaan yang kita tekuni kepada anak – anak Sekolah Dasar di kota – kota, agar mereka memiliki wawasan yang luas tentang profesi masa depannya.

Kata Pak Karno <~ Awali Langkahmu dengan Mengajar

Banyak hal yang bisa kita berikan sebagai kontribusi kita terhadap pendidikan di negeri ini. Karena pendidikan merupakan alat rekayasa penting untuk mengubah suatu negara terbelakang menjadi negara maju. Dengan pendidikan bangsa ini bisa berdiri sejajar dengan bangsa – bangsa maju.

Akhir kata, mari berkontribusi. Berhenti mengutuki kekurangan lalu bergerak menyalakan pelita Indonesia. Karena mendidik adalah tugas semua yang terdidik.

 

 

 

 

 

 

 

Galeri Festival Gerakan Indonesia Mengajar

14 thoughts on “Mendidik adalah Tugas Setiap Orang Terdidik (Review Indonesia Mengajar)

  1. cumilebay.com

    Oh kakak jebolan indonesia mengajar yaaaa 🙂 salam buat kak Diah, Kak Ridwan, kak eko, Kak hety dll
    Dulu aku sangat mengagumi pak anis tapi semua itu pusar saat beliau ikut mencalonkan di partai xxxxxxx

    Reply
    1. cumilebay.com

      Eh kok gw salah comment, kakak mau melepas lajang jadi ngak jadi pengajar muda yaaa hahaha. Nich otak ama tangan ngak bisa diajak bekerja sama 🙂

      Reply
      1. bangsaid Post author

        Wkwkw, begitulah. Aku batal mendaftar.
        Kemarin pas datang ke Bedah IM, ditanya lagi apa mau mendaftar.
        Tak bilang, “sorry… aku nunggu di dede bayi lahir nih :-D”

        Reply
    2. bangsaid Post author

      Hehehe….Bukan, tapi aku ‘pengajar muda’, secara masih muda dan menggemaskan.
      Aku juga kurang sreg waku pak Anies mencalonkan diri di partai D itu. Tapi pas mendengar penjelasan langsung dari beliau, it’s okelah. Cuman jalan saja

      Reply
  2. ndop

    Karena aku demam panggung, jadi caraku “mengajar” adalah dengan bikin tutorial berupa video.

    Reply
    1. bangsaid Post author

      wow, itu juga cara bagus NDop. Kamu bisa rekam video tentang profesimu dan kirim ke IM. Lumayan buat referensi profesi masa depan anak – anak di pelosok

      Reply
  3. Sawali Tuhusetya

    Kalau program Indonesia mengajar saya sudah sering dengar, Bang Said, tapi utk Indonesia Menyala kok baru dengar sekarang, ya, hehe …. bener2 ketinggalan info nih. Padahal gerakan ini tak kalah penting juga ketika generasi bangsa ini konon tingkat literasi membacanya masih amat rendah.

    Reply
    1. bangsaid Post author

      Sekarang jd tau kan pak. Sebenernya ini program gandengan karna targetnya adalah Perpustakaan di daerah -daerah penempatan pengajar muda

      Reply
    1. bangsaid Post author

      °˚˚°º≍<3нëнëнë<3≍º°˚˚°º 😛 :D‎‎‎ ◦°◦◦°◦°◦◦°°˚˚

      Ga harus jd pengajar mba. Banyak kontribusi lainnya kok 😉

      Reply
  4. Hidayat Mundana

    Terharu…
    Dari hari ke hari kita semua makin sadar, Indonesia akan maju dan menjadi bangsa besar melalui pendidikan.
    Tetap semangat

    Reply
    1. bangsaid Post author

      Yups krn pendidikan yg bisa membuat kita sejajar dg Bangsa lain

      Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *