Waspada Modus Copet di Angkutan Umum

By | June 10, 2013

Hari Minggu (9/6) kemarin, saya dan adik saya menjenguk saudara yang baru selesai operasi saraf terjepit di RSPAD Gatot Subroto di daerah Senen. Karena sepeda motor sedang tidak fit (lampu besarnya mati) saya pun memutuskan untuk naik bis. Hal yang sudah lama sekali tidak dilakukan mengingat saya lebih sering bepergian dengan sepeda motor atau mobil pribadi (mobil tetangga, bukan mobil saya :-D).

Sebenernya agak kurang nyaman dengan bis kota, apalagi bis ekonomi. Terlebih saya bepergian dengan seorang perempuan. Bukan malas sama pengamennya, tapi cukup was – was dengan cerita teman – teman saya terhadap kejadian kriminal yang sering terjadi di bis kota. Belum lagi peminta-minta maksa yang tampangnya menakutkan yang entah uangnya benar untuk makan atau malah buat beli rokok atau narkoba. Handphone saya juga pernah hilang di bis ketika dulu masih bolak – balik kerja di Jakarta.

Perjalanan berangkat ke Jakarta aman-aman saja. Tapi tidak dengan perjalanan pulang.

Ketika naik bis kota P157 jurusan Senen-Cimone dari depan RSPAD, perasaan saya sudah tak enak karena ada beberapa penumpang di bagian belakang bis memanggil-manggil (bukan kondektur) untuk duduk di belakang. Saya pun memanggil adik saya dan mengingatkannya untuk memilih kursi di depan saja.

Makin tidak enak saja ketika ada seorang pemuda pindah bolak balik dari depan ke belakang, dan seorang lagi tepat di belakang saya teriak – teriak seperti kondektur mencari penumpang. Pikir saya ‘ngapain itu orang sibuk nyari penumpang’. Selain itu, setiap orang yang masuk selalu dipanggil untuk duduk di bagian belakang.

Dan benar saja, ketika ada seorang pemuda belasan tahun (sepertinya mahasiswa) naik dari pintu depan, dia mengikut saja panggilan orang di belakang saya. Memang beberapa kursi di bagian depan bis sudah terisi sedangkan di bagian belakang masih ada yang kosong.

Saat melewati orang dibelakang saya tiba-tiba orang dibelakang saya itu bicara, “Hati – hati mas kalau jalan. Liat-liat donk ada kaki orang lain.” Dan saya rasa proses pencopetan itu mulai disini. Tak berapa lama terjadi keributan di bagian belakang. Pemuda yang barusan naik teriak bilang bahwa ada yang merogoh sakunya dan mengambil handphonenya. Sedangkam beberapa pemuda berteriak kalau barusan ada yang turun (modus pengalihan padahal mereka semua komplotan).

Pemuda yang merasa kehilangan ngotot sambil menunjuk salah seorang pemuda yang mengambil handphonenya. Tapi ya dasar copet licik, handphonenya sudah berpindah ke temannya yang lain dengan cepat. Akhirnya karena tidak ditemukan pemuda yang kehilangan pun harus rela dan ikhlas serta turun dari bis (mungkin dengan perasaan kesal dan sedih yang sangat).

Penumpang di belakang saya tak kalah hebohnya. Lha, yang dituduh siapa yang heboh siapa. Dia malah ngedumel, “Penumpang kok baru naik bikin keributan”. Beberapa meter setelah sang korban turun, komplotan pencopet ini turun bersamaan. Tapi ada yang turun dari pintu belakang dan ada yang turun dari pintu depan.

Kesel juga sebenarnya setelah tahu bahwa banyak penumpang yang sebenarnya tahu mereka komplotan. Bahkan ibu-ibu yang di belakang saya (persis di sebelah pemuda heboh tadi) tahu betul modus serta proses pencopetan tersebut berlangsung. Tapi, tak satupun dari mereka yang tergerak untuk membantu sang korban. Saya rasa sopir dan kondektur sebenarnya tahu dan sudah biasa dengan pemandangan seperti ini.

Ahh… kepedulian orang Indonesia (khususnya Jakarta) sudah pudar. Mereka tahu kejahatan tapi tak berani bertindak seperti Superman (yaeyalah, ga punya kekuatan super).

Jadi buat teman-teman penumpang bis kota atau angkot hati-hati dengan modus di atas. Kejadian seperti penumpang pura-pura keinjak kakinya, pura-pura uangnya jatuh, atau pura-pura ayan adalah awal mula pencopetan. Waspadalah…waspadalah!

10 thoughts on “Waspada Modus Copet di Angkutan Umum

  1. Catcilku

    Masalahnya kalau mau menolong ya takut lah ibu2 itu. Kan mereka berkomplot. Nah mas sendiri kenapa tidak membantu? kan mas laki2 tuh? 😀

    Reply
    1. Said Rahman

      Di belakang jg msh banyak laki2. Ga ada yang bergerak. Maklumkami bukan Man of Steel *˘.˘ΉªĹªΉ—.―ΉªĹªΉ•••

      Ngeri mas e. Itu komplotan 6 orang.
      Saya bantunya lewat tulisan ini. Biar ga ada korban lainnya *ngeles

      Reply
  2. afan

    Niatnya menolong tapi malah dipukuli sama pencopet, sudah pernah terjadi yang seperti itu. Ada bagusnya kalau angkutan umum seperti transjakarta dimaksimalkan. untuk mencegah yang seperti ini.

    Reply
    1. Said Rahman

      Betul…. malah di Kick Andy pernah ada yang terbunuh gara2 menolong bapak2 yg dirampok deket atm.
      Naek busway jg msih kurang nyaman, soalnya masih umpel2an. Tapi setidaknya mengurangi yang beginian ya. Di Busway kan ada cctv nyah

      Reply
  3. Masdin

    Pencopet semakin marak karena semakin banyak barang "mewah" yang ukurannya kecil dan bisa masuk kantong :). Bayangin aja benda seharga 5jutaan bisa masuk kantong :D. Jadi memang harus tetap waspada.

    Salam kenal 🙂

    Reply
    1. Said Rahman

      Bwtul juga ya. Seperti kata bang Napi, kejahatan itu ada karena kesempatannya besar 😀

      Barang 5-8 juta bisa masuk kantong 😀

      Reply
  4. Alid Abdul

    Ngeri oy, tidak hanya di angkutan umum tapi kayaknya di tempat2 ramai sekarang sudah nggak aman, kecuali di Mall hehee

    Reply
  5. irwan

    Teman saya baru kemarin (14/02) kecopetan di Bus P157 modusnya sama, pencopet sudah naik dari Lipo Karawaci, kejadiannya pas turun di Harmoni. PIN BBnya 28B58AEA. Semoga kita semua bisa lebih waspada.

    Reply
  6. irwan

    Teman saya pada tanggal 14 Feb 2014 kena copet di Bis P157 dengan modus yabg sama. BB dengan PIN 28B58AEA di ambil saat turun di Harmoni. Menurut perkiraan saya, copet telah naik dari Tangerang untuk menempati tempat duduk paling belakang, waktu kami naik dari Lipo Karawaci, komplotan pencopet meminta kita duduk dibelakang dan temannya menggeser. Hati-hati.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *