Real Math Education : Membawa Matematika ke Dunia Nyata

Real Math Education adalah membawa kondisi nyata dalam pembelajaran Matematika. Ini penting untuk anak – anak usia dini mulai dari 1 hingga 9 tahun, terutama anak usia TK hingga Sekolah Dasar kelas 4. Karena sesuai dengan tahapan perkembangannya, anak usia ini sedang dalam masa perkembangan konkrit operasional. Artinya, anak harus belajar dari benda konkrit dan secara bertahap menuju ke benda yang abstrak.

Angka atau bilangan pada dasarnya adalah hal yang abstrak, karena anak hanya membayangkan jumlah tanpa melihat benda nyata berikut jumlahnya. Oleh karena itu, kami di sekolah sepakat untuk menggunakan alat bantu hitung semacam Stik Es Krim (Pengganti Base Ten Block), lidi, manik – manik, hingga batu kerikil. Awalnya memang sempat sulit mengembalikan anak ke benda yang konkrit karena di TK mereka sudah dipaksa belajar dengan benda yang abstrak. Tapi Alhamdulillah, sekarang anak – anak mulai terbiasa.

Kembali ke Real Math Education, Materi belajar Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) yang  ada di Standar Kompetensi kelas 4 SD harus diajarkan dengan metode konkrit pula baru kemudian di kelas 5 dipelruas dengan pengenal Faktorisasi. Jadi mulailah hari itu saya meminta anak – anak membawa kalender tahun 2012 lengkap 12 bulan. Saya buka materi sentra dengan Tema Hewan dan langsung mengaitkannya dengan kasus Matematika bahwa ada 3 orang anak yang memberi makan burungnya setiap 2 hari sekali, 3 hari sekali, dan 4 hari sekali. Kemudian pada tanggal 1 Juni 2012 mereka memberi makan burungnya bersama – sama. Pertanyaannya, kapan kegiatan memberi makan burung tersebut dilakukan bersama – sama lagi ?

Luar biasa! Anak – anak menjawabnya dengan cepat. Karena, mereka menghitung langsung di kalender. Membuat lingkaran di tanggal yang dilalui oleh si A, membuat segi empat untuk tanggal yang dilalui si B, dan segi tiga di tanggal yang dilalui si C. Lalu menemukan tanggal yang terdapat lingkaran, segitiga, dan segi empat. Saya ulang dengan kasus yang hampir mirip, hanya hari – harinya dan bulannya saja yang berbeda. Dan semua anak bisa menjawab dengan benar.

Baru kemudian, setelah mereka memahaminya saya ajak mereka untuk mengenal pengertian Kelipatan sebagai bilangan yang dijumlahkan dengan bilangan itu sendiri, Kelipatan persekutuan sebagai kelipatan yang sama dari beberapa angka, dan Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) sebagai kelipatan persekutuan yang angkanya paling kecil. Disinilah baru dikenalkan hal yang abstrak, setelah anak mengenal langkah penyelesaian konkritnya.

Pembelajaran ditutup dengan menyelesaikan soal – soal cerita tentang KPK. Dan setiap anak menemukan cara penyelesaiannya sendiri sesuai tahapan perkembangan otaknya. Baik dengan bantuan kalender, ataupun dengan metode kelipatan bilangan untuk mereka yang sudah memahami metode abstraknya.