Sering kali saya iri pada para pengajar muda yang mengabdikan diri mereka untuk pendidikan Indonesia lebih baik. Mereka yang ditempatkan jauh di pelosok nusantara ini membuat saya sering melafadzkan kalimat tasbih.
Jujur saya iri. Mereka bisa menginspirasi tidak hanya kita semua yang hidup di tengah keramaian kota. Mereka menginspirasi anak – anak yang tadinya bukan siapa – siapa menjadi anak yang memiliki mimpi yang besar. Mereka memberikan cara bagi anak – anak di pedalaman Indonesia, anak – anak yang bahkan tidak terjangkau oleh listrik negara, meraih dan mewujudkan mimpi mereka.
Dulu saya memang sempat akan mendaftar Pengajar Muda angkatan 2. Sayang saya akan segera menikah dan usia saya akan segera menginjak seperempat abad. Artinya, saya tidak diperkenankan untuk bergabung bersama mereka. Memang agak sedih, kenapa kesempatan itu tidak bisa saya raih.
Ahhh… saya sungguh iri pada mereka. Beberapa dari mereka awalnya sudah memiliki pekerjaan tetap dengan penghasilan lebih dari cukup. Bahkan ada yang sudah bekerja di perusahaan di Singapura. Tapi dedikasi mereka untuk pendidikan Indonesia luar biasa.
Tapi kini saya yakin, saya bisa menginspirasi seperti mereka. Saya bersyukur diberikan kesempatan bertemu dengan anak – anak yang juga luar biasa. Setiap hari mereka selalu membuat saya belajar bahwa ada banyak hal yang dapat disyukuri, membuat saya belajar bahwa hidup itu membutuhkan kesabaran.
Saya iri, tapi kini saya bersyukur. Tuhan berikan saya jalan untuk menginspirasi generasi baru. Generasi yang entah siapa diantara mereka akan mengantarkan saya ke syurga melalui amal jariyah (Ilmu yang bermanfaat).
mengsinspirasi orang lain berbuat baik adalah aktifitas yang mendatangkan pahala bagi yang melakukannya
iya mas, anak-anak hebat selalu bisa menginspirasi
Betul. Tapi suka ngiri 😀
iya bro. kalo melihat kerja keras anak kecil. sangat menginspirasi. sampai malu sama diri sendiri nig gw
Betul mas, mereka cukup menginspirasi. Pernah saya baca di kompas, ada seorang lulus terbaik UPI yang menjadi Sarjana Mengajar. Dia mengabdi di salah SMP yang ada di Aceh, dia harus melwati aliran sungai deras untuk sampai di sekolah itu. Suatu hari, saat menyebarang sungai dia hanyut dan meninggal. Masih ada banyak pahlawan, walau meraka tak pernah terekspose, atau memang tak ingin diekspose,
bener mas,,gimanapun juga tetep harus bersyukur.. dimanapun kita berada selama kita mau menginspirasi diri kita sendiri,,yakin dah bisa menginspirasi orang2 disekitar kita,, ^_^
Dari anak kecil pun kita bisa belajar 🙂
Ahh… saya merinding bacanya mas.
Semoga beliau syahid, dan mendapat ganjaran syurga.
So, niatkan kerja kita karena Allah. Bukan karena tunjangan sertifikasi 😀 *nyengir
Mantaff… dimanapun kita bisa menginspirasi
bikin iri tapi seneng juga kalo liat ada yg maish muda tp berprestasi
saya malah pengen punya tempat didik sendir,
mulai dari SMP, lalu ke SD, dan ke Universitas…
dan semua saya yang mengelola,,
keren ya..
Asli mba, bikin ngiri.
Btw, saya jg masih muda lho… WªǻKªǻkªǻK◦°˚˚°◦ªǻKªǻkªǻK=))ªªKªªKªªKªª=)):p™
Wah bangga dan iri pastinya lihat anak2 muda yang seperti itu
Betul sekali 🙂
Saya juga punya cita-cita kesana.
Tapi koq dari SMP baru ke SD
😀
yups 🙂
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Malu sebagian dari Iman, bang
ini jd mengingatkan sm juara lomba blog indonesia berkibar 🙂 isi postingnya tentang sekolah gratis buat duaafa berawal dr gerbang rumah. siang buat sekolah malem buat gerbang mobil 🙁 luar biasa bahkan anak singa pura sekolah disitu, aneh y disisi lain org Indo ingin sklh di singapura
itu maksudnya sekolah Batutis?