Menjadi sosok yang menyenangkan tentu dambaan setiap orang, terlebih bagi seorang guru. Guru dengan pribadi yang menyenangkan akan mudah diterima tidak hanya oleh anak didik, tapi lingkungan sekolah secara umum.
Tapi ada juga lho yang lebih suka dilihat lebih ‘berwibawa’ dengan sedikit jaim (Jaga imej). Tapi ini bukan tipe saya 🙂
Baiklah kita kembali pada sosok yang menyenangkan. Jika sebelumnya saya berbagi tips tentang senyuman, kali ini saya ingin berbagi sedikit pengalaman tentang kalimat Salam yang luar biasa.
Ada sebagian sekolah yang mewajibkan penggunaan salam, entah itu Assalamu’alaikum atau jenis salam lainnya seperti selamat pagi, selamat siang, atau selamat sore ketika siswa saling berjumpa baik sesama siswa atau terhadap guru. Sayangnya, biasanya proses ini berlangsung satu arah dari siswa kepada guru. Nah, beberapa guru yang jaim (jaga imej) itu biasanya tidak banyak merespon salam yang diucapkan muridnya.
Padahal sedikit bahasa tubuh saja seperti tersenyum atau kontak mata sudah sangat berarti. Apalagi jika ditambah dengan balasan salam hangat berbalut senyum ramah. Tak perlu merasa tinggi hati karena merasa anda guru. Dijawab ataupun tidak salam kita, tetap lakukan dengan senang hati. Karena bisa jadi dampak positifnya tidak dirasakan sekarang, tapi nanti. Jikalau memang tidak mendapat respon, cobalah untuk mendekatinya dengan ramah. Rasakan kedekatan emosional yang membaik terbangun antara kita dan dia.
Saya pribadi membiasakan diri untuk menyapa murid yang saya temui. Entah itu di sekolah, masjid, jalan, minimarket, sampai pasar sekalipun. Saya tidak kemudian merasa turun ‘martabat’ dengan menyapa mereka terlebih dahulu. Yang penting apa saya saya lakukan baik serta bermanfaat. Saya juga tak segan membonceng murid saya yang kebetulan bertemu di jalan sedang berjalan kaki ke sekolah atau pulang ke rumah.
Selain itu, penting pula menata diri agar tidak perlu mengambil hati ketika ada di antara mereka tidak memberikan respon yang kita harapkan. Yang penting kita tunjukkan kalau kita adalah sosok yang ramah dan menyenangkan untuk mereka membuka diri dan teladani.
Sumber gambar : asysyukuriyahlovers.wordpress.com
semoga guru2 yang lain mencontoh sikap agan yang luar biasa ini..
Salam itu merupakan simbol kepribadian kita dalam berlingkunga dengan orang tua,saudara, dan teman lainnya.
semoga sukses di lomba blognya bro
Amin… Terima kasih supportnya mas 🙂
betul sekali 🙂
amin 🙂
hanya sekalian pas tema saja mas
"beberapa guru yang jaim (jaga imej) itu biasanya tidak banyak merespon salam yang diucapkan muridnya."
Padahal menjawab salam itu wajib kan Om?
Saya akui saya juga sering menemui guru yang (maaf) jaim mas.
Bahkan ada salah satu guru ngaji yang tidak menyapa balik ketika saya sapa, padahal kami sudah kontak mata.
Semoga mereka bisa merubah sikapnya 😀
terima kasih atas inspirasinya. saya pun selalu berusaha jadi teladan bagi murid2 saya meski usia mereka sudah dewasa semua 🙂
ini baru guru (digugu lan di triru) ,
Betul sekali.
Makanya kesian ya itu guru yg Jaim 🙂
آمِيّنْ… آمِيّنْ… يَ رَ بَّلْ عَلَمِيّنْ
Sayang sekali ya. Padahal beliau guru ngaji
Harus om 🙂
Biasanya makin dewasa makin kritis
آمِيّنْ… آمِيّنْ… يَ رَ بَّلْ عَلَمِيّنْ
iya benar harusnya begitu mas.. sebagai contoh juga kan bagi anak didik kita? 🙂 ini blog contest ya ^^ semoga sukses..
Sebenernya postingan curhat biasa aja. Eh ngepas ada momennya sekalian dah
Hehehe