Kemarin adalah hari pertama Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMA. Sedangkan untuk tingkat sekolah dasar hari ini dilaksanakan Ujian Sekolah (US). Dan saya kebagian mendapat jadwal mengawas ujian sampai Jum’at besok.
Sebelumnya saya sudah menulis tentang ketidaksetujuan saya terhadap UN. Saya memang satu dari sekian banyak yang menolak UN. Bukan karena takut menghadapinya, namun pelaksanaan dan sasarannya yang kurang tepat.
Sepertinya sudah menjadi rahasia umum bahwa pelaksanaan UN di Indonesia penuh dengan kecurangan. Bahkan tidak malu-malu para siswa mencontek di depan pengawas yang notabene bukan guru yang mengajar mereka. Pengawas pun hanya cuek tanpa sadar bahwa kebohongan berjamaah yang mereka ciptakan terekam oleh kamera.
Astaghfirullah… saya hanya bisa mengelus dada melihat berita yang tayang di televisi tentang kecurangan UN yang semakin menjadi-jadi.
Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya anak-anak yang dalam ujian saja malunya sudah hilang ini di masa mendatang. Lha jaman dulu saja yang ikut Ebtanas dengan sepenuh hati saja jadinya seperti sekarang (Para pemimpin termasuk para pengawas yang kepekaannya pada kebaikan sudah hilang).
Apa kondisi ini akan terus dipelihara?
target yang tinggi dan persiapan yang ga maksimal membuat beberap oknum berbuat kecurang
jangankan UAN, aku pernah jadi saksi ada orang2 yang nitabene sudah sepuh masih hobi nyontek -_-
Kalau saya lebih pada sistemnya
kenapa sekarang UN jadi menakutkan banget ya? aneh… ga kayak jaman doeloe
PT. Arminareka Sebuah biro haji dan umroh adalah perusaan Penipu, Nenek saya ikut umroh dan hilang di Madinah, Perusahaan tidak mau bertanggung jawab sampai saat ini sudah 2 bulan nenek saya belum kembali ke Indonesia, hati hati dengan perusahaan ini, Penipu di bekukan saja ijinnya
Ya Ampun…
Turut prihatin. Semoga nenek cepat kembali