Tersenyumlah Nak, Bapak Kembali

Peserta PPOT 5-6, Sekolah Al-Falah Jakarta Timur

Akhirnya kembali ke sekolah setelah lebih dari 3 pekan mengikuti Program Pelatihan Guru dan Orang Tua (PPOT) : “Mendidik Anak Usia Dini” di Sekolah Al- Falah Jakarta. Ada rasa senang bercampur sedih saat berpisah dengan teman – teman dari daerah – daerah lain di Indonesia yang ikut program yang sama. Senang bahwa kesempatan berjumpa kembali dengan murid – muridku di sekolah. Sedih karena entah kapan bisa berkumpul kembali dengan teman – teman dari Banjarmasin, Jambi, Jakarta, Purworejo, Denpasar, dan Padang itu.Yang pasti selain ilmu yang luar biasa, PPOT mempertemukan saya dengan orang – orang yang juga luar biasa pedulinya terhadap anak – anak bangsa.

Kembali ke sekolah sudah saya tebak. Meski hari Sabtu (sekolah libur), Putera dan Rangga spontan memeluk saya di masjid sesaat sebelum shalat dzhuhur.

“Pak Said kemana aja? Kita kan pengen belajar komputer sama pak Said,” kata Putera.

“Insya Allah, nak. Kita shalat dzhuhur dulu ya,” ajak saya.

Di sekolah saya mencoba membaca jurnal (tulisan harian – sejenis diary – anak didik di pagi hari) anak – anak saya kelas 4B. Ah, semakin membuat saya speechless saja. Semua kangen pada saya.

Ulfah si-tambun menulis :

Kapan pak Said pulang? Aku pengen belajar Matematikanya sama Pak Said. Ngga asyik sama Bu Ari

Di bawahnya Bu Nur yang menggantikan saya menemani Jurnal Pagi anak – anak menulis pada Ulfah bahwa semua guru sama. Betul, semua guru sama ini yang harus kita tanamkan pada anak – anak didik.

Sang ketua kelas, Nasyiah, lebih parah. Setiap hari jurnalnya sejak saya tinggal selalu di buka dengan kalimat “Aku sedih. Pak Said Pergi, entah kapan pulangnya…”

Sekarang tersenyumlah nak, Bapak kembali…