Negeri 5 Menara, Baso vs Lintang dan Semangat Man Jadda Wa Jada

By | March 3, 2012

Novelnya saja masih teronggok di atas lemari sejak dibeli akhir tahun kemarin. Saya memang ketinggalan dibanding teman – teman satu kosan yang bahkan sudah khatam Ranah 3 Warna (Sekuel Negeri 5 MEnara). Tapi Alhamdulillah saya berkesempatan menonton perdana Negeri 5 Menara versi filmnya. Karena belum membaca novel, tentunya saya tidak bisa membandingkan antara Novel dan Film.

Saya pun ogah ke Pesantren

Set dibuka dengan kelulusan Alief (Gazza Zubizzaretha) dan Randai (Sakurta Ginting) dari MTs. Karena obsesinya ingin menjadi Habibie, Alief berikut Randai berencana untuk melanjutkan sekolah SMA di Bandung agar bisa kuliah di ITB. Tapi kenyataan berkata lain. Amak (Ibunda Alief – Lulu Tobing) malah menginginkan Alief nyantri di Pondok Madani, Ponorogo.

Wow, saya terkaget dengan set ini. Gimana ngga, ceritanya persis dengan kelulusan SD saya tahun 1997 lalu saat Emak (Alm) dan Ayah pengen saya nyantri di Pondok Pesantren di Kalimantan atau juga Gontor. Bedanya sama Alief, ambekan saya meluluhkan hati Emak sehingga saya diperbolehkan melanjutkan ke SMP Negeri impian saya. Ah, mata saya berkaca – kaca jadi inget Emak. :'(

Singkat cerita, Alief kemudian luluh setelah mendengar nasehat ayahnya (David Chalik) : “Jabat (jalani) dulu, baru kita tahu”. Sepertinya kata motivasi seperti ini tidak hanya berlaku untuk pebisnis pemula tapi juga semua orang. Yang penting kita jalani dulu, baru kita bisa menilai lebih dalam.

Sohibul Menara

Di Pondok Madani, Alief berteman dengan 5 sahabat satu kamarnya. Ada Raja (Jiofani Lubis) dari Medan, Said *ini saya ya? :-D* (Ernest Samudera) dari Surabaya, Baso (Billy Sandi) dari Gowa Sulawesi Selatan, Atang (Rizki Ramdani) dari Bandung, dan Dulmadjid (Aris Adnanda Putra) dari Sumenep Madura. Mereka berenam yang punya mimpi besar akhirnya sepakat menamakan diri sebagai Sohibul menara dan berjanji suatu saat nanti akan berfoto dengan menara – menara mereka.

Film ini bergenre komedi namun sarat dengan pesan yang membangun hidup. Karena dibumbui dengan hal – hal lucu se-studio XXI saat saya nonton beberapa kali tertawa. Diantara pesan yang mengena di hati saya selain nasehat Ayah pada Alief, juga surat Amak saat Alief berencana keluar dari Pesantren : “Yang terpenting bukan dimana kita berada, tapi kesungguhan kita menjalaninya”. Hal inilah yang membuat saya makin mantap menjalani hidup sebagai guru. Apalagi mengetahui bahwa para UStadz di Pondok Madani tidak dibayar sepeser pun demi pendidikan generasi Islam (Pengakuan Kiai Rais dan Ustadz yang diwawancara Alief bahwa meraka bukan hidup dari Pondok dapi hidup untuk Pondok). Sangat menyentuh.

Man Jadda Wa Jada, Ke Madani Apa yang Kau Cari

Tentu saja spirit “Man jadda wa jada” yang dibawa Ustadz Salman (Donny Alamsyah) saat Alief dan kawan – kawan masuk pertama kali di Kelas-B (Menurut kawan – kawan saya dari Gontor, kelas B adalah kelas anak – anak terbaik) adalah semangat buat kita semua. Bukan tajamnya pisau yang membuat kayu terpotong, tapi kesungguhan kita. Ya, barang siapa yang bersungguh – sungguh maka dia akan berhasil.

Lalu apa kaitannya Lintang dengan Negeri 5 Menara?

Ada Baso di negeri 5 menara yang bernasib sama dengan Lintang (Laskar Pelangi). Baso harus keluar dari pondok karena menjaga neneknya di Gowa yang sudah renta dan sakit – sakitan (Pesan : Bakti pada orang tua). Baso (pintar bahasa Arab dan bacaan Qur’annya bagus) ini pergi dengan meninggalkan semangat bahwa mereka (Sohibul Menara) bisa menjadi Orang Besar dimanapun mereka berjuang. Setelah kepergian Baso inilah konflik bermula, namun tuntas dengan ‘cantik’.

Ayo nonton Negeri 5 Menara!

Overall, Negeri 5 Menara the movie sangat saya rekomendasikan untuk ditonton siapa saja. Bahkan kami para guru dan pengurus yayasan (4 sekolah yg berada dalam satu yayasan) sudah nonton bareng film ini bersama anak – anak guru. Kedepan akan membawa murid – murid kelas 6 (yang sebentar lagi lulus) nonton bareng film ini untuk memotivasi mereka bahwa Pesantren tidak seperti yang mereka bayangkan (hanya akan setelah lulus nanti jadi ustadz). Banyak perjuangan Sohibul Menara yang layak dijadikan contoh buat mereka dan saya juga.

Meski pendatang baru, buat saya akting para sohibul menara cukup baik. Tinggal teman – teman berburu tiket bioskop untuk menyaksikan film ini tanpa harus membaca novelnya terlebih dahulu.

Sumber gambar : google.com

Notes :

Ini review pertama setelah 2011 banyak film yang saya tonton sama sekali tidak direview seperti di tahun – tahun sebelumnya 😀

4 thoughts on “Negeri 5 Menara, Baso vs Lintang dan Semangat Man Jadda Wa Jada

  1. Said Rahman

    Ada mas Is. Bahkan smp lulus SMP ayah saya g patah semangat minta saya ke Pesantren.

    Reviewnya masib belajar mas Is. Dan terus belajar 🙂

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *