Ribet, Tapi Memang Harusnya Begitu

By | August 4, 2011

image

Wah… Jangan -jangan puasa bikin ngga produktif. Jangan sampai deh, makanya tetap harus update blog.

Tentang ribet, kebanyakan dari kita pasti menghindari segala urusan yang terkesan ribet dan mencari jalan pintas, sekalipun sebenarnya pada kenyataannya prosedurnya memang harus ribet.

Nah, kali ini saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman gagalnya memperpanjang KTP setelah kemarin terjebak di rumah Pak RT selama hampir sejam.

KTP saya akan berakhir bulan ini. Karenanya sebagai warga negara yang baik, mau tidak mau dan memang harus segera dilakukan perpanjangan KTP. Sayangnya perpanjangan KTP ini tidak dilakukan di lingkungan tempat tinggal saya yang sekarang, tapi di asrama tempat saya tinggal semas kuliah D3 dulu.

Beberapa teman saya sudah memperpanjang dengan sukses KTP mereka karena dulu memang saat keluar kampus kita semua sama – sama membuat KTP Tangerang. Termasuk 2 teman saya yang sekarang tinggal di Ciputat dan Bogor. Dengan berbagai alasan, mereka tidak melakukan prosedur kepindahan, namun langsung mengajukan perpanjangan masa berlaku KTP. Dan semuanya berjalan lancar tinggal saya kebagian mengambil KTP mereka yang sudah jadi pada hari kemarin.

Singkat cerita setelah dandan yang rapi, karena saya tahu dengan memperpanjang KTP berarti ada pembaharuan foto, juga mengatur tata rambut yang keren saya mengendarai motor ke kantor kecamatan yang tak jauh dari rumah tanpa mengenakan helm dengan harapan tatanan rambut yang sudah dibuat tidak rusak.

Setelah sampai di kantor camat seolah sudah paham, saya langsung menuju ruang pelayanan KTP dan KK dan duduk di depan petugas.

“Pak, mau memperpanjang KTP,” kata saya dengan pedenya sambil menyerahkan KTP saya yang sudah tampak bulukan.

“Berkas-berkasnya mana dik?” tanya pak petugas.

“Berkas apa pak?” tanya saya heran.

“Berkas-berkas dari kelurahan, rt, dan rw?”

“Lho, emang perlu pak?”

“Ya perlu donk. Harus ada pengantar RT, RW, dan surat keterangan dari kelurahan,” jelas pak petugas berapi-api.

“Wah… Itu prosedurnya sama dengan buat KTP baru donk.”

Akhirnya dengan tampang lunglai setelah mengambil KTP 2 teman saya saya pun bergegas laporan kepada 2 teman saya, protes kepada mereka kenapa ngga cerita tentang prosedur perpanjangan KTP.

“Lagian kamu juga ga nanya,” Teman saya membela diri.

Iya juga sih. Jadi hari itu saya paham betul pepatah yang bilang, malu bertanya malu-maluin. Eh, Malu bertanya sesat di jalan 😀

Setelah dipikir cukup ribet, akhirnya saya memutuskan menunda perpanjangan KTP saya sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian 😀

14 thoughts on “Ribet, Tapi Memang Harusnya Begitu

  1. Untung Kasirin

    eh, yang bener "memperpanjang ktp" atau "memperpanjang masa aktif ktp"?? kalo memperpanjang ktp, nanti ktpnya jadi panjang dong… gak bisa dimasukin kantong dong… dong…

    Reply
  2. Asop

    Karena ayah saya jadi RT selama dua periode berturut-turut, jadi saya tahu semua persyaratan perpanjangan KTP, dan apa yang Bang Said lakukan di atas memang kurang benar. 😀

    Reply
  3. Zippy

    Nah..itu ribetnya mas kalo gak ada "orang dalam", wkwkwk… 😆
    KTP saya juga udah mau mati nih mas, belum diperpanjang 😀
    Nunggu KTP elektronik sekalian aja ah, wkwkwk… :))

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *