Pantai Tanjung Penyusuk, Keindahan Alami Pantai di Ujung Utara Bangka

Tanjung atau semenanjung adalah daratan yang menjorok ke laut. Dari sekian banyak tanjung di Pulau Bangka, salah satunya adalah Tanjung Penyusuk yang terkenal dengan keindahan pantai dengan bebatuan karang. Pantai ini masih tampak alami, karena belum tereksplorasi. Jadi, jangan pernah berharap menemukan hotel atau restoran di kawasan pantai. Hanya ada beberapa pendopo semi permanen yang dibuat sebagai tempat peristirahatan pengunjung. Juga disediakan sumur timba untuk tempat bilas bagi pengunjung yang mandi di sana.

Sebelum memasuki kawasan pantai, dalam perjalanan menuju titik paling utara di pulau Bangka ini, kita akan disuguhkan pemandangan Batu Granit yang bertumpuk – tumpuk. Dan tepat ketika tiba di kawasan pantai, dua batu granit besar mirip pintu gerbang, tegak berdiri.

Pasir putih yang bersih berikut air laut yang biru kehijauan juga menjadi daya tarik yang luar biasa. Selain masih alami, pantai ini tampak bersih dari kotoran maupun sampah. Batu Granit di sebagian bibir pantai seolah menjadi pelindungnya dari abrasi yang kerap merenggut sebagian besar keindahan pantai di Pulau Bangka. Pesonanya semakin lengkap dengan kehadiran pepohonan yang hijau segar yang menjadikannya cocok sebagai tempat perenungan begitu besar kuasa Tuhan.

Beberapa tahun lalu, tepatnya ketika masa SMP, saya pernah berkemah di pantai ini. Kami juga sempat bermain Polo Air di Tanjung Penyusuk. Air lautnya yang jernih tersebut membuat betah berlama – lama berendam.

Dari bibir pantai, tampak pula 4 buah pulau kecil yang melindungi pantai ini dari ombak besar laut Cina Selatan. Salah satunya juga bernama Pulau Lampu, karena berdiri kokoh mercusuar di pulau tersebut.

Jika ingin mencari wisata pantai yang alami, inilah tempatnya. Perjalanan dari kota Belinyu hanya memakan waktu sekitar setengah jam, atau jika dimulai dari ibu kota propinsi kepulauan Bangka Belitung, Pangkalpinang, perjalanan ditempuh kurang lebih 2 – 3 jam. Hanya sayang, untuk menuju kesana satu – satunya moda transportasi yang dapat digunakan adalah Mobil Carteran 🙂

Oya, saya juga berharap pantai ini tidak menjadi salah satu kawasan yang akan dirusak oleh penambang timah liar. Karena dalam perjalanan ke pantai, tampak lahan – lahan bolong akibat galian timah inkonvesional. Tentunya ini dapat merusak keindahan Tanjung Penyusuk.

Terima kasih kepada sahabat saya, Adez Destarina yang sudah membolehkan foto2 jalan – jalannya dipakai untuk blog ini