Kemarin twitter jadi heboh. Begitu juga dengan beberapa media online. Pasalnya berita kalo Pak Roy Suryo diusir dari kabin pesawat menyebar kemana – mana. Yah versi mas @ernestprakasa kalau Pak Roy diusir paksa oleh petugas pesawat Lion Air. Sedangkan memang jelas kalau bedasarkan tiket yang dipegang pak Roy kalau seharusnya dia tidak ada di penerbangan tersebut.
Masing – masing saling menyalahkan. Pastinya juga, mana mungkin pak Roy bisa masuk pesawat tanpa diperiksa dulu boarding pass nya oleh petugas di ruang tunggu. Apakah benar, Pak Roy mengaku jadwalnya diubah langsung oleh pihak Lion Air. Hal inilah yang kemudian membuat Double Seat terjadi, dimana satu kursi dimiliki oleh dua penumpang. Lengkapnya disini.
Sedangkan orang Indonesia kebanyakan latah. Segera menyebarkan informasi tanpa perlu mengecek dulu kebenaran beritanya. Atau untuk kasus Pak Roy ini mengklarifikasi dari kedua belah pihak.
Kasus double seat bukan pertama kali terjadi. Saya juga pernah mengalami hal serupa di awal tahun 2010. Mungkin karena kali ini yang terlibat kasus adalah pejabat, makanya masyarakat yang memang sudah apriori pada pejabat membuat kasus ini seolah – oleh heboh luar biasa.
Januari 2010 saya dan adik menumpang pesawat Mandala Air dari terminal 3 Bandara Soekarno Hatta untuk pulang ke Pangkalpinang. Saat itu saya sudah di pesawat dan duduk di kursi yang benar sesuai dengan yang tertera pada boarding pass yang saya peroleh ketika check in. Tiba – tiba datang seorang ibu dan dua anaknya kepada kami dengan membawa boarding pass mereka. Saat saya lihat, benar nomor kursi yang tetera di boarding pass mereka merupakan kursi yang sedang saya dan adik saya duduki.
Tentu saja saya kaget. Saya mengecek kembali boarding pass milik saya. Dan sangat yakin sekali saya juga menduduki kursi yang benar. Sebenarnya saya ingin mengalah, tapi adik saya ngotot ingin duduk disitu. Apalagi barang barang kami sudah rapi.
Akhirnya saya berinisiatif memanggil pramugari. Mba pramugari melihat boarding pass milik saya dan juga milik ibu tadi. Selintas dia juga bingung sampai kemudian mencoba berkomunikasi dengan bagian check in melalui HT. Saya melihat sekeliling saya. Semua kursi sudah penuh. Lantas kalau salah satu dari kami mengalah, apakah akan ikut penerbangan selanjutnya. Sedangkan itu penerbangan terakhir Mandala Air untuk hari tersebut.
Entahlah…
Akhirnya saya bersikeras tidak akan mengalah karena nomor seat di boarding pass milik saya sesuai berikut penerbangannya. Sedangkan nomor seat punya ibu itu ditulis menggunakan pulpen meskipun tiketnya untuk penerbangan yang benar.
Setelah menunggu Mba Pramugari berkomunikasi dengan ticketing, Ibu tersebut akhirnya turun dengan dibimbing oleh Pramugari. Saya juga kurang paham apa yang selanjutnya terjadi pada ibu itu. Yang pasti, saya terbang dengan selamat sentausa sampai di kampung tercinta.
Seharusnya kasus Double Seat yang kerap terjadi seperti ini jadi bahan evaluasi pihak Airlines. Selain menyangkut nama baik mereka, juga kepentingan pelanggan yang tidak boleh ditunda.
ah Roy Suryo gitulohhhh
Double sh*t? :p
Yang jadi penting itu bukan Double Seat nya,, tapi cara bersikapnya bagaimana selayaknya anggota DPR harus bersikap,, Menurut berita baru turun setelah di teriakin ama penumpang,, kalau berita ini bener sungguh kebangetan, Roy Suryo itu,,
Saya pernah juga ngalamin begitu,, tapi saya tidak langsung menegur orang yang duduk,, tapi langsung mengadu ke pramugari,, ternyata hanya salah duduk
Roy yang kebangetan,….
Apa ngga ada lagi calon anggota yang pantas menggantikannnya?
@Rusa: Hahah tuh, kan sdh gimana dulu gitu kalo disebut namanya pak Roy :))
@giewahyudi: Jiahahaha :))
@Forum Oposisi: Kalo soal ribut saya kurang tau. Yang pasti waktu saya ngalamin hal serupa, saya juga ngadu sama Pramugari. Trus masalah beres. Menurut saya justru karna ini pejabat jadi seolah-olah besar. Soal sikap, mah pribadinya. Ga Pejabat ga orang biasa. Soal menghargai hak orang lain semua wajib
@Kaget: soal itu, Tanyakan pada Bosnya di Partai ybs 😀
wah ane juga pernah bang… dulu pulang dari padang naik ALS economi class… bukannya double set lagi bang sampe 4 set segaligus…. kacau memang hari tu… tapi pas di confirm di loket ternyata mang benar, mbak yang jaga loket salah liat tanggal keberangkatan bus..
Asal awalnya bukan “kong kalikong” antara RS dan pegawai maskapai aja. Meski kepagian, ya ngantri, jangan coba-coba masuk pesawat yang salah. :))))))
sukro..sukro.. tak ada habisnya dia tuh berulah :))
Hhihiihi, emang ulahnya banyak ya. Ulah Bulu kah?
Mudah – mudahan 😀 Emang dr jadwal sudah salah sih pak Roy itu
Hahaha.. parah tuh. ALS, Antar Lintas Sumatera ya? Saya suka ngeri naek bis ini. Kalo pulang ke palembang lebih nyaman naek Karina (Lorena) 😀
Hihihi iya pasti malu bgt om yang ASLI ituu 😀
Malu, jelas 😀 Selain publik figur kan dia wakil rakyat
Kalo saya sih kasihan Lion Air-nya… 😐
Nama mereka juga tercemar. 😀
Brarti ga mungkin kan ada persekongkolan antara RS dan Lion :)) *berasa sok konspiratif*