Bangkitlah Garuda! Harapan itu Masih Ada

By | December 27, 2010

Oke, saya sepakat. Saya sedih, kesal, bercampur marah. Sedih karena tim kebanggaan saya kalah 3 Gol. Kesal karena begitu banyak yang saling menyalahkan. Marah karena tim lawan yang negaranya selama ini saya anggap saudara, ternyata oleh sekelompok orang tertentu, berubah menjadi Pecundang di mata saya.

Tadi malam, saya nonton bareng. Tak tanggung – tanggung 1 blok di perumahan. Sibuk sejak ba’da maghrib mempersiapkan TV, Antena. Ibu – ibu juga sibuk dengan makanan. Semuanya untuk Timnas Garuda.

Kecurangan suporter negara tetangga sudah tampak di babak pertama. Saya melihat dengan mata kepala sendiri kalau Laser itu memang benar adanya karena tertangkap kamera. Tidak hanya menuju mata Markus, tapi juga Firman Utina saat melakukan tendangan pojok. Sungguh, perbuatan yang sangat tidak terpuji. Apalagi ternyata petasan bisa masuk ke dalam lapangan. Padahal, saat laga semifinal kemarin Polisi Indonesia saja berhasil mengendalikan suporter Indonesia untuk tidak membawa barang – barang aneh tersebut (baca: petasan, kembang api, dan sejenisnya).

Belum hilang kesedihan saya, terdengar kabar bahwa leg kedua final Piala AFF ini terancam akan dipindahkan dari stadion utama Gelora Bung Karno. Pasalnya, ada banyak kerusakan yang terjadi akibat amukan massa beberapa hari terakhir yang mengantri tiket pertandingan leg kedua tersebut.

Sriwijaya FC

Sriwijaya FC

Sungguh menyedihkan memang setiap melihat breaking news di Televisi Jum’at kemarin misalnya. Petugas penjaga loket yang perempuan juga ketakutan. Bahkan brimob jadi amukan massa. Uhhh, sungguh parah. Pagar pembatas di stadion tak ayal rusak saat Ahad sore 50 ribu orang memburu tiket dari petugas yang aneh nya malah membawa tiket ke lapangan (Info Republika).

Dan karena pengrusakan ini, Federasi Sepakbola Malaysia dengan senang hati menawarkan pertandingan leg kedua nanti diselenggarakan di Bukit Jalil kembali. Bisa jadi dengan Laser dimana – mana lagi 😀 Hahaha. Semoga tidak terjadi. Toh, kalau memang terpaksa dipindah, saya berharap pertandingan dapat dilakukan di Stadion milik klub favorit saya, Sriwijaya FC, di Jaka Baring.

Oke, saya boleh bilang Tak perlu saling menyalahkan atas kekalahan timnas tadi malam. Mereka sudah melakukan yang terbaik, kawan – kawan. Alangkah tidak adilnya jikalau kita menyalahkan Bek yang kedodoran, Kiper yang tak konsentrasi, atau apalah. Sedangkan mereka saat ini sedang bersedih karena tidak bisa membuat kita bahagia dengan sebuah kemenangan.

Seandainya ada yang marah, tidak tahukah kalian beban mereka sungguh berat. Ekspektasi masyarakat yang berlebih, belum lagi kelelahan akibat kegiatan – kegiatan informal tak perlu menjelang leg pertama final tersebut. Sedangkan tim lawan dengan serius menyambut pertandingan final ini dengan dua kali menggelar uji coba melawan klub lokal.

Dan pelatih terbaik kita, Alfred Riedl, akhirnya mengakui bahwa faktor di luar lapangan ikut menyebabkan para pemain kehilangan konsentrasi saat menghadapi Malaysia.

“Tidak hanya media, tapi juga publik dan federasi [PSSI] memberikan agenda yang tidak sepatutnya terjadi. Semuanya tidak perlu, karena saya lebih baik mempersiapkan tim, daripada melihat para pemain diwawancarai, difoto, terlalu berlebihan. Terlalu banyak hype,” kata Riedl. (Dikutip dari Goal.com)

Kekalahan telak ini sepatutnya pula menjadi pengingat bagi kita semua untuk tidak cepat berpuas diri. Sepak bola adalah sepak bola dan tidak seharusnya direcoki kepentingan selain merebut prestasi. Masih ada 90 menit di GBK. Harapan itu masih ada. Merskipun berat, tetapi dukungan yang luar biasa dari kita semua, akan membantu membangkitkan semangat Timnas Garuda.

Lusa, tak perlu berbuat curang seperti yang dilakukan suporter negara tetangga. Tunjukkan pada dunia, bahwa kita bisa menang dengan terhormat. Kalah dan Menang itu hanya hasil. Intinya adalah proses belajar timnas kita menjadi lebih baik, juga proses belajar bagi suporter Indonesia untuk terus mendukung Timnas, apapun yang terjadi.

Dan seandainya (Amit – amit) Indonesia harus kalah, Biarkanlah publik dunia tahu bahwa Malaysia menang dengan Kecurangan. Dan Indonesia tetap yang Terhebat. Bersatulah Indonesiaku!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *