Melamar itu Cinta

By | November 2, 2010

Seperti yang telah dijadwalkan, hari Minggu saya dan Adik akan taping Mario Teguh Golden Ways. Ini aktifitas tak terjadwal dengan baik sebenarnya, karena hanya ikut jadwalnya pak Mario saja. Sudah beberapa kali sebenarnya saya menonton live acara ini. Satu hari ada 3 sesi termasuk sesi terkahir biasanya Live. Namun belum sekalipun saya ikut secara full. Dari 3 sesi, paling banter hanya 2 sesi. Selebihnya saya harus berbagi dengan jadwal lain.

Mario Teguh Golden Ways

Tapi hari itu ada yang spesial. Saya sudah mantapkan hati untuk bertemu Mas Uli, presenter acara. Sesuai sms beliau sebelumnya, tema sesi pertama untuk Taping adalah tentang “Kebahagiaan Menikah“. Dan ada hal spesial hari itu yang akan saya lakukan. Bisa dibilang taruhan hidup saya.

Jam 10 kami tiba di Studio Metro TV disambut Bunda dan kawan – kawan Mario Teguh Super Club dengan sekotak Snack spesial untuk sarapan. Juga tersedia kopi cokelat harum dekat Banner Bang Andy F Noya. Saya duduk dan sarapan sembari mata clingak clinguk mencari Mas Uli di lantai 2. Ketemu! Saya langsung menghampiri dan menyapanya.

“Pagi Mas Uli”

“Oh ya, Mas Said. Gimana?” Mas Uli memang memanggil saya dengan sebutan Mas, bukan Bang seperti yang orang lain lakukan.

“Mas, break kedua ya,” saya mengedipkan mata memberinya Isyarat.

“Oh… Oke siap lah. Semoga berhasil Mas Said!”

Tenang rasanya. Satu rencana telah sukses. Tapi ada yang lebih besar lagi menunggu di depan.

Saya memasuki ruangan studio dengan dada berdegup kencang. Kemudian memilih tempat duduk di bagian tengah tingkat ketiga. Bagian favorit saya dan kawan – kawan di kosan karena posisi ini paling strategis dengan Kamera TV, hahaha. Tapi kali ini saya hanya datang bersama adik saja.

Pak Mario tampil gagah dengan Jas Hitam regulernya setelah dipanggil Mas Uli. Seperti biasa, sebelum memulai taping Pak Mario menyampaikan pengantar tentang tema yang akan diangkat. Ya, Kebahagiaan Menikah. Bagaimana banyak orang yang takut menikah padahal sudah mampu baik secara materi maupun non materi. Banyak juga yang memutuskan menikah, namun hanya bahagia di awal pernikahan. Jadi tema ini sangat cocok bagi mereka yang ingin menikah, maupun bagi mereka yang sudah lama berkeluarga.

Break Sesi 2 – Sesuai Rencana

Dada saya masih berdegup. Tiba – tiba saat Pak Mario menawarkan waktu untuk bertanya, tangan saya teracung ke atas.

“Ya, Nama dan Asal,” Mas Uli langsung nyamber.

“Saya Said Rahman, asli dari Pangkalpinang,” jawab saya mantap meskipun jantung saya serasa mau copot.

Tepuk tangan riuh pun mengiringi jawaban saya karena memang audiense telah sepakat untuk bertepuk tangan jika ada orang luar daerah yang mengajukan pertanyaan.

“Pak Mario dan Mas Uli, maaf sebelumnya. Saya tidak ingin bertanya,” bibir saya gemetar.

“Saya hanya ingin mengajak seseorang menikah,” bibir saya benar benar beku.

Saya kemudian diam. Mas Uli tersenyum. Pak Mario seperti biasanya, tersenyum hormat. Sedangkan seluruh mata audiense tiba – tiba menatap saya. Pun begitu dengan seluruh kamera di ruangan.

Saya menarik nafas panjang kemudian mengucap basmalah, pelan.

“Ya Pak Mario. Saya ingin mengajak seseorang disini untuk menikah,” akhirnya meluncurlah semuanya dengan lancar.

Entah ide gila dari mana. Apa juga karena acara Katakan Cinta di TV sebelah sudah tidak diputar. Saya nekat menggunakan acara ini untuk “nembak” salah seorang audiense nya yang saya sudah hapal selalu datang menonton live acara MTGW, begitupun hari minggu itu.

Saya kemudian tidak melihat ekspresi marah ataupun heran di wajah pak Mario yang teduh. Kembali dia hanya senyum. Sampai kemudian tiba – tiba bibirnya berucap,

“Gadis Bahagia manakah yang akan dipersunting, Mas Said ini?”

Semua mata masih tertuju pada saya (Mirip tAGline salah satu kontes kecantikan). Sampai saya menunjuk salah seorang Gadis manis berkerudung di barisan tengah yang bahkan saya belum tahu namanya.

Masya Allah…. (cantiknya)

Mas Uli meminta gadis tersebut berdiri dan memberikan tanggapan.

Saya hanya melihat senyuman saja. Selebihnya saya tertunduk, antara malu, bahagia, dan gelisah.

“Saya dan Orang Tua saya menunggu Mas Said di rumah besok malam,” tiba – tiba gadis itu mengatakan sesuatu.

Cinta Meluap - luap

Saya mau pingsan rasanya. Untunglah adik menguatkan saya dengan menggenggam erat tangan saya. Subhanallah… Semua audiense tiba – tiba bertepuk tangan dan riuh tentunya. Gadis itu kembali duduk, begitu pula dengan saya.

Tidak, saya bahkan tak konsen lagi mendengar ceramah Pak Mario hingga tuntas sejak gadis itu mengatakan bahwa dia menunggu saya di rumahnya. Sampai – sampai perjalanan pulang pun adik yang membonceng saya di depan. Parah memang. Bingung – bahagia – gugup, meluap – luap di dada saya sekarang. Dan jantung pun tak kunjung reda hentakannya ke dada.

Bersambung

14 thoughts on “Melamar itu Cinta

  1. benny achdiarta

    ditunggu lanjutanya bang,,, oh iya good look… oh kapan2 ajakku ke acara mario teguh bang said….

    Reply
  2. bangsaid

    ya… Insya Allah secepatnya Mas’Benn 😉
    Boleh kapan2 dikau maen ke Tangerang aku ajak
    Sekarang Pak Mario sedang menunaikan Ibadah Haji

    Reply
  3. ukas

    ini kisah sebenernya bro??? subhanallah… kok saya gak dikasih tau.. ternyatah!!! 🙂 :toast :beer:

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *