Main Drama Musikal

By | October 26, 2010
Maen drama musical? Aku pikir sih kenapa tidak. Dari dulu aku sudah kepengan maen Drama Musikal. Karena mendapat undangan dari Bang Haikal Nasution (Haikal AFI) untuk menonton Drama Musikal Laskar Pelangi yang akan digelar akhir bulan nanti, saya jadi inget lagi “Cita – cita” ini.
Drama musikal apa sih sebenarnya? Kalo Drama menurut om Wiki merupakan satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Nah jadi Drama Musikal sendiri sebuah drama yang dipadukan dengan perntunjukan musik berupa nyanyian atau tarian (ini definisi bebas menurut saya, Jangan diprotes! Hehehe). Atau bahasa keren dari Drama Musikal yakni Operet (CMIIW).
Saya tidak akan membahas mengenai definisi lagi, tapi langsung ke pengalaman saya di Drama. Saya sendiri menyukai dunia peran. Lha, kenapa tidak terjun ke Sinetron? Mungkin ada yang bertanya – tanya seperti itu. Jujur saja, ini bukan masalah tampang (Hahah, ngeles) tapi memang saya tidak begitu tertarik menjajal dunia hiburan Indonesia wabilkhusus Sinetron (Terkecuali saya dipasangkan dengan Shireen Sungkar, Qkqkqkq).
Operet Bobo, drama musikal anak terpopuler saat ini
Waktu SD, saya sudah ikut Drama di sekolah. Pelajaran Bahasa Indonesia tepatnya, yang membuat saya tertarik bermain peran. Ceritanya apa ya waktu itu? Kalo ngga salah tentang Timun Emas. Berhubung drama tidak begitu populer jikalau dibadingkan dengan musik dan tarian, serta memakan waktu yang cukup lama, jadilah Drama jarang sekali ditampilkan di pagelaran seni kecamatan di Bulan Agustus.

SMP, saya bergabung di Gugus Depan, Pramuka sebagai ekstrakulikuler di sekolah. Syukurlah, teman – teman satu regu Rajawali juga senantiasa termakan ideku untuk bermain drama jika ada pertunjukan seni saat berkemah. Tapi lebih seringnya sih Sulap, karena ketua regu (Pinru) kita memang jago soal “bohong membohong” yang satu ini.
Meskipun saya tidak begitu suka dengan Bahasa Indonesia karena lebih susah ketimbang Bahasa Inggris, saya tetap menyukai drama. Tapi kali ini saya lebih cenderung menulis skenarionya. Kelas 2 tepatnya, Guru kami pun memberikan tugas kelompok untuk drama di Aula Sekolah. Saya tentunya sangat antusias dengan materi yang ini. Kelompok drama kami pun sukses tampil memukau (lebay dikit yah) akibat skrip/ naskah drama yang kubuat dengan lakon Amigoz (Telenovela favorit saat itu).
Di Pramuka lagi, saya dipertemukan dengan teman – teman “gokil”. Kali itu, Pimpinan Sangga (Ketua Regu dalam penegak) tepat sekali menunjuk saya sebagai peran utama dalam drama parodi Gokil semacam Opera Van Java. Di  Malam Seni sebuah Perkemahan, drama kami ditepuk tangani hampir semua perserta dan penonton yang hadir. Sukses lah tepatnya (hehehe).
High School Musical, Film Musikal favorit sayah
Semua yang saya ikuti bukan Drama Musikal. Saya mengenal drama musikal saat kelas kami harus menampilkan karya seni di Pensi Sekolah (Saat SMA). Karena tinggi badan saya tidak memenuhi untuk berperan di “Padang Rembulan“, saya pun batal ikut di Drama Musikal tersebut. Tidak sedih, karena saya masih dilibatkan untuk menjadi Juru Rias. Hahahaha. Soalnya, para pemeran akan tampil seksi ala Jessica nya Hudson (baca : Banci).
Gokil Parah, saya masih terngiang – ngiang sampai sekarang melihat penampilan “aneh bin seksi” dari teman – teman saya. Kalo dulu sudah punya CamDig sendiri, pasti akan ku abadikan. Apalagi melihat mereka harus bernyanyi Lipsynch dan bergaya – gaya perempuan termasuk gaya bicaranya.
Kena Batunya. Yah, bagaikan hukum karma, di kampus saat perpisahan kakak Tingkat, saya harus menjadi Peran Utama dalam drama yang skenarionya saya susun bersama teman – teman, Bukan Cinderella.  Siapa lagi kalau bukan, si Cinderella nya. Kisahnya terinspirasi dari salah satu episode komik Kungfu Komang. Kacau, ternyata penampilan saya dengan dada menonjol serta dandanan norak didokumentasikan oleh kakak – kakak kelas. Smoga file – file itu hilang dimakan Virus (Berdoa dengan khusyu).
Sesuai dengan jenisnya, dalam drama Bukan Cinderella, saya juga bernyanyi – nyanyi ala India dengan lagu – lagu top Indonesia saat itu seperti lagu Utopia “Seperti Bintang”. Tak lupa juga bernyanyi dan menari bareng Pangeran di malam saya harus kehilangan pasangan sepatu (Sepatu Boat khusus Majorette Drum Band).
Ahhh, mengingatnya saya jadi geli bukan kepalang. Apa jadinya kalau berkas foto tersebut sampai bocor ke tangan tak bertanggung jawab, khususnya para wartawan nakal. Untuk saat ini saya sama sekali belum siap menghadapi berbagai gosip miring, apapun bentuknya. Sekali lagi saya berdoa berkas – berkas foto tersebut dimakan virus semacam Sality ataupun Conficker 😀 Apa kata isteri dan anak – anak saya saat melihatnya.
Glee, Serial TV yang sedang Booming. Drama Musikal juga lho
Sayang sekali, film drama musikal sudah jarang dibuat. Terakhir Dawai Asmara nya Bang Rhoma. Padahal dulu saya sangat terkesan dengan Petualangan Sherina, juga Biarkan Bintang Menari. Melihat High School Musical dan serial TV Glee, saya jadi bersemangat untuk mencari informasi kalau – kalau ada casting untuk Drama Musical. Heheheh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *